Minggu, 24 Juni 2012

Boss

Pemandangan yang begitu indahpun
telah ada dihadapan ku, dia bugil
dengan gagahnya. Ku lihat dia begitu
sexy dan macho, dengan warna kulit
yang maskulin. Akupun kembali
kekursi tempat dudukku semula,
sambil mendekatkan kursi itu ke meja.
Kini aku berhadapan langsung dengan
gundukan itu, aku remas dalam –
dalam. Ku pelorotkan CD warna biru
tua itu dengan pelan tapi pasti, tampak
sebuah benda keras telah menjulang
dengan kokohnya, bulu yang tak
begitu lebat (mungkin baru diservis
dalam beberapa minggu terakhir),
kepala yang merah marun, dengan
urat – urat yang begitu mempesona
tampak kehijauan, dengan panjang
lebih kurang 17 cm, diameter yang
lumayan menyesakkan jika berada
didalam mulutku. Owh! sebuah benda
yang begitu perfect bagiku (inilah yang
selalu aku khayalkan). Ku dekatkan
bibirku sampai menyentuh kepala yang
kontolnya. Dia hanya bisa mendesah
saat aku mulai menyepong kontolnya
dengan bibirku sexy (banyak yang
bilang begitu), aku jilati mulai dari
bagian ujungnya hingga pangkalnya.
Aku melihat dia begitu menikmatinya,
sampai memejamkannya matanya.
Oh…oh…oh….akh…akh…teruskan Ndre,
teruskan…..!

Aku mulai memasukkan Kontolnya
kedalam mulutku, benar saja mulutku
begitu sesak saat kontol itu coba aku
telan semuanya. Aku lakukan gerakan
demi gerakan dengan berirama, Ku
manjakan kontolnya dengan hisapan –
hisapan lembut mulutku, tak lupa ku
permainkan lubang kencingnya, dia
tampak keenakan. Dia mulai
menjambak rambutku dengan lembut,
akupun semakin bernafsu, segera aku
percepat gerakan mulutku. Terus dan
terus sampai ku percepat laju kendali
ku. ”Owh…akh…enak Ndre…..teruskan…
hisap lagi…lebih dalam lagi…
ayo…”Celotehnya semakin membuat
aku bernafsu. Sampai
akhirnya…..aarrrgh……ho….owh…..Ndre!
….aaa..ak..akk….aku…………………
Crooott…crooott…crooot….Dia menekan
kontolnya dalam – dalam, hingga aku
tersedat saat Kontol itu masuk sampai
kekerongkonganku, memuncratkan
spermanya kedalam mulutku. Mulutku
pun terasa hangat saat cairan itu
tumpah dari tempatnya dengan begitu
kerasnya. Aku bertahan dengan situasi
itu dalam beberapa menit, hingga
Kontol itupun melemas. Aku baru sadar
bahwa aku telah menelan spermanya
begitu banyak. Ternyata rasanya enak
juga. Aku kocok – kocok dengan pelan
kontol gede itu walaupun perlahan
melemas. Aku jilati sisa – sisa
spermanya, dia menggelinjang,
mungkin geli..Hm…aku suka itu…Dia
begitu kelelahan tersenyum puas. Tapi
aku belum puas, aku menginginkannya
lagi, dan juga aku belum merasakan
apa – apa. Segera aku rangsang dia,
dengan cara berdiri dihadapannya,
membuka semua pakaianku hingga
yang aku tinggalkan hanyalah CD
coklatku. Aku berlalu darinya,
mendekati kursi kebesarannya, dia
hanya menoleh, tapi segera aku tarik
tangannya agar ia mengikutiku, dia
hanya menurut saja. Aku dudukkan dia
dikursinya. Posisinya sekarang
bersender kekursinya dengan paha
terbuka. Tampak kontolnya masih
melemas, akupun berinisitif
menyentuhnya, meraba, meremas dan
menciumnya secara perlahan, benar
saja kontol itupun berangsur – angsur
berdiri, aku mendekat dan duduk
dipangkuannya. Aku kecup dia kembali
sambil aku raba – raba dadanya yang
bidang penuh bulu – bulu halus itu. Tak
banyak suara diantara kami, hanya
desahan yang penuh nafsu. Aku
gesekkan pantatku, perlahan tapi pasti.
aku mulai merasakan ada sesuatu
yang bergerak ingin bebas dari
pantatku. Aku mendesah….ia pun tak
mau kalah….Pantatku diremasnya,
bibirku semakin dalam menerima
lidahnya yang liar, aku kesulitan
bernafas, tapi sepertinya di mengerti,
maka diapun memakai cara yang slow.
Aku goyang – goyangkan pantatku
dengan mesranya, rambutnya aku
jambak supaya menambah kesan
erotis, semakin keras desahan kami,
kami semakin bergairah. Akupun tak
mau berlama – lama lagi, aku lepas CD
kesayangan ku itu, aku mencoba naik
kepangkuannya lagi dengan
memegang kontolnya. Perlahan ku atur
pantatku turun menyentuh kontolnya
yang begitu tegang, tak lupa kontolnya
aku lumuri dengan ludah ku yang ku
kumpulkan saat kami berciuman dan
tak lupa cairan precum ku juga sebagai
tambahan pelumas. Pelan tapi pasti
lubang anusku mulai dimasuki barang
itu, dan…..aaarrghh…owh….akh….
terus…terus…dan terus…….blesss!
Akhirnya…….Aku menghela nafas
panjang, dan sejenak istirahat
mengatur posisi kontolnya dalam
anusku. Walaupun aku sedikit meringis
menahan kesakitan, tapi itu tak
berlangsung lama. Aku pejamkan
kedua mataku, aku berusaha enjoy
dan rilex…..Dan benar saja aku begitu
menikmatinya setelah aku naik
turunkan pantat ku dengan irama yang
beraturan, arrgh…arghhh…owh..enak
Pak…..ayo Pak…Please!, rintihku dengan
nakal. Dia pun begitu menikmatinya
sambil merem – melek. Jari tengahku
yang kanan aku masukkan
kemulutnya, sedangkan yang kiri asyik
melintir puting susunya. Dia begitu
menikmatinya. Posisi kami sama –
sama aktif, jika aku kelelahan
menggenjotnya, dia yang
menggantikannya, dengan posisi aku
menahan tubuhku, dan dia menggenjot
pantatku
dari bawah, sensasi yang
begitu nikmat! Saat itulah aku peluk
tubuhnya erat – erat, daun kupingnya
aku gigit dengan lembut dan mesra,
bosan yang kanan aku pindah ke kiri.
Ada kenikmatan yang begitu dahsyat
yang aku rasakan. Kami saling
menggenjot dengan ambisi nafsu yang
bergelora. Suara rintihan, desahan dan
bunyi kursi pun mewarnai untuk ikut
berperan dalam percintaan kami
hingga mendekati puncaknya aku
menggigit bahunya dan….dan
akhirnya…….”Pak…aa…akk…
aku……!”,ah…..owh..owh..owh…
yes…….yeah!
Spermaku muncrat
ketubuhnya(dada), begitu banyak,
bahkan sampai juga ke lehernya….aku
lemas, terbaring ditubuhnya,
merasakan denyut jantungnya yang
mulai tak beraturan. Selang beberapa
detik kemudian dia peluk erat tubuhku,
membuat aku sedikit kaget
dan….“aarrgghhh……
Andre…..Owh..owh….yeah…ah…
ah..ah..ah,….oh…yes…owh…yeah…
owh…..aa…aku….ke..luarr!
akh…….Andre…!
aarrrghh…. Terasa
dinding dalam anus ku seperti
ditembak, beberapa kali rasanya, bibir
anusku pun berkedut semakin rapat
menjepit kontolnya yang begitu ereksi.
Deru nafasnya memburu tak beraturan.
Saat
itulah aku sambut bibirnya
dengan lidah ku, disela –sela
kenikmatannya, aku permainkan
lidahku didalam mulutnya, menyusuri
rongga mulutnya yang hangat akan
nafasnya yang tak karuan. Selanjutnya
sperma yang menggenangi dadanya
pun aku sapu dengan lidahku dan juga
dengan telapak tanganku, ku jilati
sampai kering, aku gigit dengan lembut
puting
susunya yang menegang
menahan kenikmatan, ku kulum lagi
jari – jari tangannya nya dengan liar.
Menggenjot pelan penuh kenakalan.
Dia hanya memejam matanya saat
aku memperlakukannya begitu.
Perlahan aku lepaskan barang yang
menyesakkan dalam lubang
kenikmatanku itu, kemilau penuh sinar
yang ku lihat kontol itu diselimuti oleh
sperma yang membawa wangi yang
khas bagiku. Aku tersenyum begitu
puas, akhirnya aku bisa mendapatkan
sosok idola yang aku khayalkan
selama ini. Bisa bercinta dengannya,
memuaskannya sampai dia
kewalahan. Aku tersadar ternyata
permainan kami cukup lama
(bayangkan saja aku pulang kerumah
menjelang shubuh). Aku senang,
bahagia karena semenjak kejadian itu
aku nggak merasa takut lagi
dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar