Selasa, 03 Juli 2012

Kontol bengkok

ku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku hangat, akhirnya mereka minta berdansa denganku sewaktu salah satu diantara mereka bernyanyi. Dan saat melantai itulah akhirnya lama-kelamaan mereka berani merapatkan badannya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek buah dadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.
“Retnoo…, badanmu hot,” Dimas berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku dan tangannya akhirnya tanpa malu-malu lagi meremas buah dadaku yang putingnya sudah semakin sensitif.
“Ahhh… jangaannn…” kataku ketika tangan itu meremas dadaku semakin hot, tetapi tanganku tetap tidak melepaskan tangan itu. “Mmhhh…” Dimas akhirnya mengulum bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aku lupa diri, ketika akhirnya jari-jari tangan Dimas bergerilya di dalam celana dalamku menggelitik bibir kemaluanku yang sudah basah dan rasanya menebal itu, dan dengan liar akhirnya kelima cowok itu ikut mengerubuti tubuhku. Dan akhirnya tahu-tahu tubuhku sudah berbugil ria digeluti bersama oleh mereka, dan Dimaslah yang lebih dahulu menusukkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku. Adi memasukkan batang kejantanannya ke mulutku, Iman mengisap puting kiri susuku dan Eko mengisap puting susu kananku, sedangkan Heru menggosok-gosokkan batang kejantanannya di wajahku.
“Achhh…” aku mendapat orgasme pertama ketika Dimas sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas tubuhku, sedangkan batang kejantanan Adi yang hangat itu dengan serunya bermain di mulutku.
“Retnooo…” Dimas mengggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam liang kemaluanku, hangat dan terasa kental memenuhi liang kewanitaanku. Adi tambah semangat mengocok batang kejantanannya di mulutku. Setelah Dimas selesai, posisinya langsung diganti Heru yang sejak tadi hanya menggosok-gosokkan batang kejantanannya yang panjang besar di wajahku, langsung ditancapkan ke liang kewanitaanku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan air mani Dimas.
“Crok.. crok.. crok..” bunyi batang kejantanan Heru menghunjam liang senggamaku, Heru begitu semangatnya menyetubuhiku. “Mmmphh, aghhh…” tubuhku bergetar menggeliat, bayangkan buah dadaku dihisap putingnya oleh Eko dan Iman seperti dua bayi besar kembar, dan di liang senggamaku batang kejantanan Heru menghunjam dengan ganasnya, di mulutku Adi akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat. “Aachhh…,” terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk di tenggorokanku. Bersamaan dengan itu, Heru juga menyemprotkan air maninya di liang senggamaku. Multiorgasme.., aku sudah dapat tiga atau empat kali dan masih ada Iman dan Eko yang belum kebagian menyemprotkan cairan maninya.
Tubuh Adi dan Heru berkelonjotan dan akhirnya terhempas. Iman mengganti posisi Adi, batang kejantanannya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku, Eko menepis Heru dari atas tubuhku dan untuk yang ketiga kalinya liang kemaluanku dimasuki orang ketiga dan ternyata milik Eko yang paling panjang dan besar, terasa masuknya mudah karena liang kemaluanku telah penuh mani kedua orang terdahulu, tetapi terasa mantap dan nikmat batang kejantanan Eko menggesek liang kemaluanku yang sudah terasa panas dan makin tebal rasanya.
“Crok.. crok.. crok mmhhh…” bunyi genjotan batang kejantanan Eko seperti bunyi kocokan orang membuat kue terasa menjadi bunyi yang dominan di ruangan itu.
“Retnooo… iseeepp yang kuaattt..” ternyata Iman tidak kuat dengan hisapan mulutku, batang kejantanannya memuncratkan maninya di mulutku, terasa mani Iman lebih strong aromanya, lebih hangat, lebih kental dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku.
“Achhh…” Eko juga menggeliat menyemburkan maninya di liang kewanitaanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya air mani Eko, rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko tergelepar di samping tubuhku.
Selesailah siang itu pertempuran besar aku lawan lima cowok-cowok di ruang karaoke yang walaupun ber-AC terasa panas dan mengucurkan keringatku dan keringat mereka. Celakanya di kamar itu tidak ada kamar mandi, akhirnya aku hanya mengelap saja air mani ketiga lelaki yang memenuhi liang kewanitaanku dan menetes ke pahaku dengan BH dan celana dalamku saja.
Setelah semuanya terdiam dengan kejadian itu, akhirnya beberapa puluh menit kemudian aku memakai BH, celana dalam, blous dan blazer serta rok yang tadinya bertebaran di lantai, mereka pun memakai kembali baju-baju dan celananya.
Jam 5 sore aku keluar dari karaoke itu, dan tadi aku masuk jam 1 siang, berarti sudah empat jam aku di dalam ruangan itu.. yah, artinya tadi aku digilir lebih kurang 1,5 jam full. Wah, aku kagum juga dengan daya tahanku, walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu.
Waktu melewati kasir rasanya aku malu juga, karena walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam tetapi wajahku tetap terasa memerah, rasanya minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani, mungkin kasir wanita itu bisa mengendus baunya atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang baru saja kualami dan di kakiku terasa mani mereka merembes mengalir di pahaku. Untung sesampainya di rumah suamiku belum pulang, dan cepat-cepat aku ke kamar mandi membereskan semuanya. Dan ternyata malamnya suamiku mengambil jatahnya juga, untung aku sudah membersihkan badanku, walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga.
“Ret, punyamu kok rasanya hot banget, tebel..,” bisik suamiku di telingaku.
“Terima kasih yaa.., enaakkk…” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan maninya dan tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu jadi orang keenam hari itu yang memuncratkan maninya untukku.

Derita Remaja

Perkenalkan, namaku Adi setidaknya itu nama panggilanku. Aku seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta yang cukup terkenal. Usiaku 25 tahun. Ceritaku ini bermula pada saat aku berumur 21 tahun, disaat itu aku masih mempunyai seorang pacar bernama Anyssa Pratiwi sebut saja Ani. Di adalah seorang gadis cantik dengan kulit yang cukup putih. Dia terkenal sebagai bocah alim di fakultasnya. Tinggi 151 sentimeter dengan berat badan sekitar 42 kilogram, tidak tinggi tapi cukup lumayanlah.
Singkatnya pada waktu itu aku dan pacarku sedang pergi kesebuah alcazar di kawasan Jogja, tepatnya di wilayah Kaliurang. Tentu saja bersama dengan teman- temanku yang semua berjumlah 4 orang, dua perempuan dan dua laki- laki. Sebut saja nama mereka Amir, Dhea, Romy dan Tanti. Hubungan kami berlima cukup rumit tapi unik. Dhea misalnya, dulu bekas pacarku yang pernah kupacari selama setengah tahun. Selama setengah tahun itu aku pernah bercinta dengannya bahkan berulang kali dan jujur saja akulah yang merengut keperawanannya, tapi pacarnya yang sekarang si Amir tidak tahu kalau pacarnya pernah ku kerjain.
Tanti, dulu aku pernah naksir berat padanya, dia gadis berkulit sawo matang dan tingginya sekitar 170an senti dengan berat badan sekitar 50an lebih dikit. Proporsional menurut anggapan teman-temannku termasuk pacarnya si Romy. Romy sendiri terkenal sebagai bocah yang agak nakal, mengingat dia sering gonta-ganti cewek dan dalam beberapa kesempatan, dia sering menunjukkan foto-foto cewek yang pernah dia tiduri, kalau tidak salah 4 orang sudah. Dia juga terkenal sebagai bandar obat-obatan terlarang, tapi jangan salah sangka dulu dia bukan pengguna narkotik ataupun pengedarnya tapi yang dia edarkan adalah obat-obat perangsang.
Produk yang dia tawarkan benar-benar berkualitas super. Berkat obat itu pula aku jadi pernah menggauli seorang cewek tetangga kost ku. Namanya Rani Suwito panggilannya Ying-Ying, seorang WNI keturunan. Dia adik kelasku dengan tinggi 170 senti dan berat proporsional. Terkenal karena berani berdandan adult saat di kost. Saat dia capital ketempatku dengan alasan ingin pinjam komputer untuk mengetik laporan, aku berikan dia sebotol fanta yang sudah aku bubuhi obat perangsang. Hasilnya dalam hitungan menit dia sudah mulai kegerahan dan hilang akal. Sekitar lima menit kemudian, dia mulai melepaskan kancing baju atasnya dua buah.
Aku mulai iseng-iseng mendekatkan tubuhku padanya dengan taktik mengajarkan cara membuat tabel di MS-Word. Alhasil aku dapat melihat buah dadanya yang masih dibalut bra warna pink. Selang beberapa menit dia mulai melepas seluruh bajunya dengan alasan sangat panas, dan akupun sudah cukup tanggap. Aku mendekatinya dan mencium leher jenjangnya, dia tersentak tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Tanganku mulai menjelajahi celana pendeknya dah berhasil melucuti seluruh pakaiannya kecuali bra yang masih tergantung dengan kaitan terlepas.
“Mas…..jangan….” lirihnya kacau, tapi aku tahu kalau dia juga menginginkan lebih, oleh sebab itu aku mulai menjalarkan tanganku lebih dalam lagi dan kuremas buah dadanya yang tak terbalut lagi. Kami bercumbu sekalipun hanya aku yang aktif. “Mas…Adi…ja…..jangan lakuin massss………..Achh !!!…..” suaranya terpatah patah saat aku mencium putingnya dan menelusuri seluruh tubuhnya dengan lidahku. Akhirnya dengan mantap aku mengulum mulutnya dan membuka semua pakaianku.
Dia terbelalak melihat penisku sudah mengacung, segera aku bimbing penis ini kebagian mulutnya. Dia ragu, “Mas….jangan, jangan seperti ini…” selanya. “Tapi kamu juga inginkan Ying? Nich penis gua, ntar gua kasih lebih.” Paksaku sambil menjejalkan penisku kemulutnya yang setengah terbuka.
“Ochhhhh…..hangat Ying…” seruku saat penisku tertelan mulutnya. Selama sepuluh menitan aku mengocok batang kejantananku di mulutnya sebelum akhirnya kucopot dan aku beralih ke liang yang lain. Vagina……ini yang kutunggu. Penisku mencapai mulut luar vaginanya. “Mas jangan, aku masih perawan….aku gak mau mas…”serunya tapi tentu saja semua itu sudah bagai angin lalu saat aku mencumbunya lebih dahsyat, sekarang dia tinggal pasrah.
Perlahan tapi pasti penisku mulai menerobos liang suci tersebut. “Ahhhhhh….sakittt…..please hentiin mass..” Ying Ying merintih kesakitan tapi tetap saja hal tersebut malah membuat aku semakin bernapsu untuk mengerjainya luar dalam. Semakin kumantapkan posisi penisku dengan mengapit kedua paha gadis ini keatas hingga lututnya menyentuh payudaranya sendiri. Dan….blessshhh…..akhirnya masuk semua penisku. Batang kejantanan tersebut aku pompa dengan pelan sebelum akhirnya aku mempercepat gerakanku. Sempat dia meronta tapi percuma karena nafsunyapun tidak lebih kecil dari nafsuku. Dan setelah kurang lebih sepuluh menit aku cabut kemaluanku dari liang vaginanya dan aku balik posisinya menjadi merangkak dan mulai kugunakan tehnik active appearance yang selama itu baru aku lihat saja tanpa praktek.
Sekali lagi roket sakti tersebut memasuki gua dalamnya dan sembari kuciumi punggungnya, aku meremas payudaranya bergantian. Sensasi yang sungguh sangat nikmat. “Ahhhh….achhhhh….ohhhh……ahhhh” rintihannya yang semula pelan semakin absolutist semakin mengeras, untung tertutup suara bising musik yang kusetel keras dari kamarku. Setelah kurang lebih 10 menit aku mengerjainya dengan posisi ini, aku mulai merasakan adanya dorongan dalam batang kemaluanku. Akhirnya kusemprotkan juga cairan sperma itu kedalam rahimnya. Usai sudah acara siang itu dari yang berawal pinjam komputer berakhir dengan pinjam tubuh. Benar-benar kenikmatan yang tiada tara, apalagi waktu itu aku belum pernah bercinta dengan gadis manapun.
Sekarang kembali ke keadaanku saat bersama teman-temanku di villa. Malamnya saat kita berkumpul bersama untuk bercengkrama, tiba-tiba muncul Romy dengan senyum-senyum menawarkan beberapa vcd film. Karena temanku membawa televisi LCD dan VCD amateur sendiri (kami membawa mobil ke alcazar jadi dapat mengangkut beberapa barang penting). Kami sepakat untuk memilih blur secara random. Saat di putar, tak perlu sampai 1 menit kami melihat kami sudah tahu kalau itu adalah blur porno dan aku yakin itu blur dengan appraisement XXX.
“Bagus khan? Itu koleksi gua yang batten bagus tuh…” seloroh Romy bersemangat. Entah karena apa tiba-tiba timbul pikiran nakal dibenakku. Karena kami menggelar 2 buah karpet kasur dilantai, maka kami bisa leluasa bergerak. Aku mulai bergerak mundur dan aku sergap pacarku si Ani dari belakang. Aku mulai meremas dadanya yang berukuran 34 B itu. Tak terlihat karena aku meremasnya dibalik baju babyish babyish nya dan dia juga memakai selimut untuk mengatasi hawa dingin.
Sembari menciumi lehernya aku mulai semakin berani karena pas di blur itu juga sedang pas foreplay. Ternyata aku tak sendiri, Amir dan Dhea pun ikut bermesraan sendiri. Amir mulai mencium bukan hanya pipi tapi mulut Dhea dengan ganasnya. Dan lebih gila lagi Dhea tanpa tameng langsung membuka baju dasternya dan meninggalkan dirinya hanya menggunakan celana dalam tanpa bra. Amir semakin beringas mencumbu Dhea, rasanya seperti lagi nonton alive appearance dejected film. Luar biasa pikirku. “Ochhhh….Don, ayo Don……..aku gak tahan nech.”racau Dhea kepada Amir pacarnya. Tak perlu menunggu lama, mereka berdua sudah hampir telanjang bulat, hanya Amir yang masih memakai celana dalamnya.
Belum selesai aku terkejut, eh tiba-tiba dari belakang Tanti sudah merangkulku dan menyeretku menjauhi Ani. Dia tak segan untuk menciumku lagi. Singkatnya kami berciuman mulut dengan sangat dasyat. “Gimana Di……asyik baron mulut pacar gue? Nikmatin aja, malam ini kita pesta, lagipula lo baron pernah naksir dia…heheheheh…”tawa Romy dari belakang. Ternyata saat itu kami semua sudah diracuni dengan obat perangsang, dan yang batten banyak dosisnya diberikan pada Ani yang terkenal alim itu.
Romy kemudian mendekati dia dan mulai menciumi lehernya yang akhirnya merembet kemulutnya. “Sialan !!!” pikirku tapi saat aku melihat Tanti yang sudah telanjang bulat, aku sudah kehilangan rasio dan langsung menerkamnya sambil melucuti pakaianku sendiri.
Belum juga lima menitan aku bergumul dengan Tanti, saat aku menengok kebelakang ternyata Ani sudah telanjang bulat dan sedang mengoral penis milik Romy sementara Romy sendiri memainkan lidahnya di liang vagina milik Dhea. Saat aku beranjak akan mendekati Ani, tanganku ditarik oleh Tanti dan saat itu juga peniskupun dilahapnya dengan rakus. “Astaga…dia pasti sudah pernah di kerjain oleh Romy…”pikirku dan benarlah dugaanku.
Sekarang aku melihat Amir sedang mencopot cd nya dan mencuatlah penisnya yang sepanjang kira-kira 14 senti tersebut. Di elus-eluskan penis itu di bibir vagina milik Dhea. Akhirnya …..bleshhh…tenggelam juga. Sementara Romy pun sudah siap dengan menempelkan penisnya di mulut vagina Ani. “Hoi…jangan…dia pacar gue.”sergahku, tapi apa daya dia langsung capital tancap dengan sedikit paksa. “Ahhh……….seret juga memek pacar loe Di., dah pernah loe kerjain yah…tapi kok masih seret?….Enak bener.” Senyuman menghiasi bibirnya sembari menggenjot tubuh kekasihku yang herannya tidak memberikan perlawanan sama sekali malah terlihat seperti keenakan. Memang ini bukan kali pertamanya dia berhubungan intim, karena aku pernah mengerjainya setidaknya 6 kali.
“Achh…achhh…achhhh…ohhhhh…”rintih Ani sembari sesekali menggigit bibir bawahnya. Semakin absolutist semakin cepat sodokan-sodokan Romy dan semakin cheat pula. Sementara Ani masih dikerjai, aku mengambil inisiatif untuk membalasnya dengan menggenjot pacar Romy, si Tanti. Kurasakan sensasi tersendiri saat penisku menghunjam liang vagina dara manis itu, nampaknya dia belum siap menerima penis sebesar milikku. Maklum penisku ini memang sedikit diatas rata-rata, dengan panjang 18 sentimeter cukup membuat seorang Tanti menggelinjang menahan rasa nikmat, geli additional rasa nyeri yang membuat ketiganya menjadi sensasional.
Tak selang sepuluh menit, karena obat perangsang yang ku minum secara tak sengaja itu akhirnya aku memuntahkan cairan spermaku ke liang senggama milik Tanti tanpa sisa. “Ohhhh….gue keluar Lan….”seruku sambil mengejang. Diapun tampak lunglai karena aku tahu setidaknya dia telah orgasme dua kali, ini semua gara-gara obat sialan itu sehingga Tanti pun menjadi cool cepat puas.
Kemudian sambil berbaring memulihkan rasa lelah aku menengok kesamping. Tak jauh dari tempat Tanti terbaring aku melihat Ani dengan liarnya dikerjai oleh Romy dengan posisi active style, dan kulihat Dhea melepaskan vaginanya dari hunjaman batang kemaluan Amir dan mendekatiku. “Masih ingat saat kamu ngentotin aku? Sekarang gantian yah….biar si Amir ngerjain pacarmu.”katanya sambil senyum-senyum kecil dan tanpa kuduga dia mulai menciumiku dan berakhir dengan mengoral penisku yang kembali mengencang.
Amir yang belum terpuaskan menghampiri Ani yang liang kemaluannya sedang di hajar habis oleh batang kejantanan Romy. Kemudian Romy mencabut penisnya dari dalam vagina Ani dan menyuruh Ani untuk mengulumnya sementara vaginanya dipindah tangankan kepemilikannya kepada Amir. Penis Amir langsung menyerbu masuk tanpa permisi dan dengan posisi active style, vagina Ani dipompa oleh penis Amir sementara penis milik Romy mengerjai mulutnya.
Suasana yang se amative itu belum pernah aku temui sebelumnya. Benar-benar menbuatku jadi sangat terangsang. Lalu kulentangkan tubuh Dhea dan mulai aku senggamai dia dengan cukup keras mengingat Amir juga mengerjai pacarku.
“Oh…..enak juga memek pacar loe Di….adu cepat aja kita…eheheh.”gelak Amir sambil mempercepat genjotan penisnya di vagina pacarku. “Kayaknya gue mau keluar neh……Sak…dikeluarin dimana nech.”serunya setelah kurang lebih 10 menit mengerjai Ani dengan posisi berganti-ganti namun mulut Ani masih disumpal penis Romy. “Jangan dulu bos, ngapain cepet-cepet? Gantian aja kita.”seru Romy.
Dan benar saja selang beberapa detik mereka berdua bertukar posisi. Penis Romy memompa liang senggama Ani sementara batang kemaluan Amir di articulate oleh Ani. Kulihat Ani semakin kepayahan dikerjai tanpa henti oleh mereka namun apadaya nafsu telah mengalahkan logika. Peluh bermunculan dari badan Ani, bahkan diapun sudah terlihat lemas. Entah sudah berapa kali dia mengalami kepuasan dengan kedua penis tersebut. Bahkan setelah aku selesai dengan Dhea pun, mereka belum berhenti mengerjai Ani. Dengan berbagai gaya mereka menyodokkan penis-penis mereka ke kedua liang kekasihku itu baik mulut maupun vagina.
Akhirnya setelah 20 menit lebih setelah aku memuntahkan air maniku kedalam vagina Dhea, mereka selesai juga. Amir mencabut penisnya dari dalam vagina dan menyemprotkan cairan surganya di bibir vagina Ani sementara Romy memuntahkan air maninya di mulut Ani sekalipun Ani berusaha untuk memuntahkannya. Ini pertama kalinya dia menelan sperma pria. Malam itu benar-benar malam dengan acara pesta,….pesta seks.
Sekitar sebulan setelah acara pesta di alcazar tersebut, aku kedatangan seorang teman lama. Sebut saja namanya Sammy dan biasa kupanggil Sam dan dia membawa pacar barunya yang bernama Riska. Temanku yang satu ini puna tubuh yang cukup tinggi, setinggi aku kira-kira 168 sentimeter dan badan yang gempal, berkulit hitam dan berambut cepak. Soal wajah, jujur saja dia jauh dari tampan tapi entah kenapa setiap kali dapat pacar selalu yang cantik-cantik. Riska ini punya tubuh animal dengan tinggi dan berat badan yang seimbang. Wajah cukup manis dengan kulit kuning langsat dan lesung pipi nya membuat penampilannya semakin enak dipandang.
“Hehhhh…mangsa baru yah?”godaku kepada Sam. Sam pun menimpali,” Yah lumayan lah buat selingan, heheheheh….Eh gimana pacar lo, si Ani? Dimana dia sekarang? Masih jadian gak nech?”tanyanya penuh selidik. Tak perlu kujawab nampaknya, karena hanya selang 2 detik sebelum Ani keluar dari kamar kost ku dengan menggunakan babyish babyish kesayangannya.
Melihat pemandangan itu sontak Sammy tertegun dan terpaku kearah Ani, maklum mereka saling kenal sebelum aku berkenalan dengan Ani dan saat itu Ani terkenal sebagai cewek alim yang tidak pernah macam-macam.
“Eh, lo dah apain tuh cewek?”bisiknya kepadaku tapi hanya kujawab dengan senyuman kecil. Kamipun masuk kedalam kamar kost ku yang hanya berukuran 4×4 meter. Kamar yang kecil tapi maklum namanya juga anak kost lagipula dengan lantainya keramik sehingga sekalipun kecil tetapi masih terdapat sedikit kesan bagus.
Di ruangan itu hanya terdapat beberapa barang antaranya kasur tanpa dipan sehingga membuatnya tampak lebih luas, bantal duduk buat lesehan, komputer dan almari pakaian. Dengan barang sesedikit itu membuat ruangan tidak begitu sumpek. Sambil mendengarkan musik dari PC ku kami bercerita panjang lebar mengenai pengalaman kami, maklum sudah satu setengah tahun tak ketemu.
Riska ternyata seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi ternama di kota besar. Dilihat dari caranya bersandar dan gayanya yang mesra di depanku, aku sudah dapat menebak kalau gadis manis ini pasti pernah di pakai oleh temanku.
“Wah, Ani sekarang sudah beda yah. Tambah cantik and seksi….heheh”ucap Sammy sambil sesekali melirik kearah bagian payudaranya karena memang babyish babyish yang di pakai Ani cukup transparan dan belahan kerahnya cukup lebar.
Saat itu aku mencoba menawarkan minuman kepada mereka, namun Sammy malah mengajakku membeli minuman bareng. Di perjalanan ke arah warung dekat kost ku dia berhenti dan mengajakku bicara beberapa hal. “Eh….bos, dia pernah maen sama kamu yah? Keliatan kalau Ani dah beda.”ungkapnya tanpa ditutupi lagi. Aku senyum saja dan balik berkata,”Lo sendiri dah ngapain si Riska? Gua jamin dia dah ga perawan lagi khan?” Sammy hanya terkekeh, lalu menonjok pelan perutku lalu tanpa kuduga dia menawarkan sesuatu. “Di, lo mau merasakan anatomy cewekku gak? Kalau mau bisa kuatur.”katanya.
Aku kaget dan tidak dapat berkata apa-apa, jujur saja bodynya seksi maklum menurut pengakuannya dia ikut les renang seminggu 3 kali. “Lo serius mau kasih gw? Apa kagak sayang ma cewekmu?”seruku kepada Sammy. Dia hanya menjawab ringan yang intinya dia menganggap santai hubungan mereka toh hubungan kami juga sudah seperti saudara sendiri. “Alasan yang ga masuk akal Sam. By the way, sebagai imbalannya apaan?”tanyaku penuh selidik. Dia terdiam sesaat dan mulai jujur akan keinginannya bahwa dia ingin tidur bareng dengan cewekku. “Apaaa??? Gila lo. Mana dia mau?”seruku tapi sebenarnyapun aku tidak begitu keberatan karena toh Ani juga pernah digarap rame-rame oleh Amir dan Romy sebelumnya. “Soal itu mah santai aja. Aku punya siasat jitu. Nich Wiskey, Ani pasti mabok toh dia kagak pernah minum baron sebelumnya. Soal Riska gampang, ntar kalo aku dah nggarap Ani toh dia juga bakal gak nolak balas perlakuanku.”katanya. Minuman itu rencananya akan di campur dengan Coca Cola botol besar yang kami beli.
Setelah pulang kami membuat rencana seperti yang telah kami berdua rencanakan yaitu bermain kartu. Siapa yang kalah harus minum. Berkat kerjasama kami akhirnya kedua cewek itu terus yang kalah sekalipun adakalanya kami sesekali mengalah. Setelah minuman habis akhirnya taruhan diganti dengan mencopot baju. Siapa yang kalah harus mencopot bajunya satu lembar. Tak sampai sepuluh menit sekarang Riska dan Ani hanya mengenakan bra dan celana dalam (cd). Sementara aku dan Sammy hanya melepas baju saja. Kemudian sebabak berikutnya si Riska kalah dan mau tak mau harus mencopot bra atau cd nya.
“Ah…ga mau ah. Ini aja dah kebanyakan apalagi harus copot bra. Ntar telanjang lah aku. Gak mau.”serunya tapi berkat dorongan Sammy dan pengaruh alkohol akhirnya dia juga melepas bra nya. Segera terpampang payudaranya yang mulus itu. Hmmm…ukuran 36A batinku. Akhirnya giliran Ani yang harus mencopot pakaiannya di dua babak berikutnya sehingga dia benar-benar telanjang bulat. Dengan perasaan risih dia melanjutkan permainan ini dan saat kedua cewek itu sudah bugil, kami menaikkan taruhan, siapa pemenang dalam babak selanjutnya boleh meng-apa-apain yang kalah.
Akhirnya Sammy menjadi pemenang dan Ani menjadi yang kalah berikutnya. Tanpa panjang lebar Sammy langsung menerkam Ani mencumbunya sembari melepas seluruh pakaiannya. “Jangan, aku nggak mau ginian! Di tolong aku…”pintanya memelas. “Sorry An, tapi taruhan tetap taruhan, mau gak mau yah harus mau.”kata Sammy sambil meremas payudara Ani yang mulai memerah dan putingnyapun menegang.
“An, dah absolutist lho aku ingin ginian ma kamu, tapi dulu takut kamu tolak sech, jadi ga jadi nembak kamu.”ungkap Sammy. Sementara itu Riska hanya diam saja sekalipun dia juga shock melihat pacarnya mengerjai gadis lain. Tapi aku yakin dia juga terangsang hanya tidak mau menunjukkannya.
Dalam sekejap Sammy dan Ani sudah bergumul, akhirnya Ani juga pasrah karena tak sanggup menahan libidonya. Semakin ganas ciuman Sammy kearah bagian-bagian sensitif Ani, semakin keras pula lenguhan pacarku itu.
“Oh….achhh….jangan Sammm…..achhh…..ahhhhh..!!!”lenguh Ani panjang akhirnya dia mengalami orgasme pertamanya. Dengan cheat Sammy menjilati cairan cinta dari liang senggama pacarku itu. “Enak yah An? Ini baru pembukaan, setelah ini aku bakal buat kamu menggelinjang keenakan.” Dan betul saja setelah itu Sammy mengarahkan batang kejantanannya kearah bibir vagina Ani yang sudah basah kuyup karena ludah Sammy dan cairan cinta dari Ani sendiri. Dengan perlahan batang kejantanan yang hitam besar itu menyeruak vagina pacarku dan tak perlu lama-lama sebelum akhirnya semua masuk kedalam.
“Ahhhhhh…..ahhhhh….erghhhhhh….ohhhh….!!!”seru Ani saat Sammy mulai menggenjot vaginanya. Pemandangan luar biasa kontras karena tubuh besar hitam milik Sammy menindih kekasihku yang bertubuh kecil tapi putih bersih. Setiap sodokan penisnya kearah liang kewanitaan Ani menciptakan sensasi tersendiri bagi aku dan Riska dan tentu saja bagi kedua orang yang bersetubuh itu.
Kemudian tak absolutist setelah itu, Sammy mulai membalik tubuh Ani dan melakukan gaya active style. Dia dengan cheat menunggangi kuda nya waktu itu yaitu kekasihku sendiri. “Bos, kamu gak mau maen ma Riska?’seruannya menyadarkanku bahwa aku juga dapat obyek pelampiasan.
Langsung kuterkam Riska dan diapun tak banyak perlawanan persis dengan dugaan Sammy. Saat itu kami berempat benar-benar sudah menjadi sangat liar. Melihat Ani kekasihku vaginanya dihajar keras dengan sodokan-sodokan batang kemaluan milik Sammy membuatku semakin beringas dan semakin keras menyodokkan penisku ke liang senggama Riska yang sudah basah itu. Seakan berlomba-lomba adu kecepatan aku dan Sammy benar-benar menggunakan moment itu untuk mengerjai habis-habisan kedua cewek ini.
Entah berapa gaya yang sudah kami praktekan. 30 menit sudah Ani dalam tindihan Sammy, dan melihat spermanya mau keluar, segera Sammy mencabutnya dan langsung menyodorkan kearah payudara Ani dan muncratlah cairan kental putih itu yang takarannya banyak sekali. Mungkin nafsu yang sudah tertahan sekian absolutist membuat semua banal spermanya keluar.
Sementara itu aku yang juga akan keluar langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Riska dan dengan cepat aku benamkan lagi sedalam-dalamnya. Keluarlah air maniku di liang vaginanya. Kulihat Ani sedang mengoral penis Sammy yang belepotan sperma dan cairan vaginanya. Sejak kejadian di alcazar memang aku sering menyuruh Ani untuk mengoral penisku dan mengeluarkan spermaku didalam mulutnya hingga dia terbiasa dengan ini.
Tak puas dengan itu, Sammy masih menyodokkan penisnya berulang-ulang kemulut Ani sehingga buah zakarnya yang menggelantung menjadi menabrak-nabrak dagu Ani. Herannya, belum juga lima menit tapi Sammy sudah ejakulasi lagi kali ini di mulut Ani. Mereka berdua akhirnya lemas terkulai di kasur sementara aku masih mengerjai ulang Riska. Kali ini aku menggunakan kondom dengan pelumas untuk menembus lubang duburnya. Ya..aku menyodominya tanpa ampun dan nampaknya itu adalah hal pertama baginya. Tak absolutist kemudian aku melepas kondom dan menyuruh Riska untuk menyulum penisku dan akhirnya spermaku kloter kedua muncrat dengan deras dan kali ini bukan saja aku masukkan ke mulut Riska tapi juga kemulut Ani. Kami berempatpun terkulai dan tertidur setidaknya 4-5 jam lamanya dengan saling berangkulan, sementara aku merangkul Riska yang masih telanjang, Sammy merangkul Ani yang juga masih bugil. Sambil sesekali mencoba memasuk-masukkan penisnya yang sudah mulai mengecil ke vagina pacarku.
Setelah bangun dari tidur kami, Sammy dan Riska mohon diri dan berjanji bahwa peristiwa ini hanyalah rahasia antara kami berempat. Sebelum pergi, Sammy menyempatkan mencium mulut Ani dengan buas sementara aku balas dengan meremas payudara Riska. Yah hari itu benar-benar hari yang melelahkan.

Pertualangan Satpam

“Pak, saya mau melakukannya. Tapi Bapak jangan bilang ke siapa-siapa yah”
“Okey, nona manis. Nah, sekarang. Tolong dong, hisap kontolku itu. Ayo dong, kontolku sudah nggak tahan pengen dihisap sama mulut mungilmu itu
Ia pun mulai mengisap kontplku. sapannya bener2 nikmat banget. Pertama-tama ia jilati dulu kepala kontolku. Sekalian dengan lubang kencingnya, lalu sambil meremas-remas buah zakarku, ia mulai menurnkan mulutnya ke batangku senti per senti.
“Aah…yeahh…ohhh…teruskan, Rin!” ujarku sambil merem-melek dan menjambak-jambak rambutnya
Ia terus menghisap-hisap kontolku selama 15 menit. Sampai akhirnya aku pun berkata kepadanya bahwa aku ingin menjilatyi memeknya. Ia pun menyarankan posisi 69. Karena, ia ilang ia masih belum puas mengisap kontolku yang pannjangnya 17 cm itu.
Akhirnya kami pun pindah ke posisi 69. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung melahap memeknya yang tidak berbulu itu. Kujilat-jilat memeknya selama 10 menit-an, sambil sesekali kutususk-tusuk dengan jari tengahku. Tak lupa kujilat=jilat juga klitorisnya. Sayang sekali aku tidak bisa melihat ekspresinya ketika aku menjilati memeknya tersebut. Tapi tampaknya dia menjadi tidak konesn dengan sepongannya di kontolku. Sudah pasti karena dia kenikmatan dengan jilatanku.
“Ahh…mmmh…pak, enak…ahhh….banget!!!Terusin pak….mmmhhh!”sambil kembali menyepong kontolku.
Slenag beberapa menit kemudian, kusuruh dia untuk berhenti menyepongku, dan menungging membelakangiku. Aku hendak melakukan gaya doggy-style. Tanpa basa-basi, langsung aku tusuk memeknya. Tapi ternyata, susah sekali untuk kontolku amsuk ke memeknya.
“Wah, jangan-jangan lo belum eprnah dientot yah sama suami lo sendiri?” tanyaku sambil melumuri memeknya dengan air liurku.
“Saya sudah lama tidak melakukan ini Pak.” jawabnya
Akhirnya memeknya pun mulai terbuka sedikit. Akupun langsung memasukkan kontolku. Tetapi, Rina langsung ebrteriak kesakitan
“Ahh! Pak, sakit! Pelan-pelan dong!” serunya
Karena ternyata masih belum muat untuk aku masuki, akupun kembali menjilati memeknya. Sambil kontolku aku lumuri dengan air liurku.
“Ahh..Pak, ohh..Pak, saya sudah siap Pak..ahh…ayo, silahkan masukin Pak!” pintanya tanpa malu-malu.
“Ha,ha,ha! Tadi bilangnya lo kagak pengen ngelakuin? Lo bilang ini dosa! Huh, mang dasar munafik lo! Kalo pengen bilang aja! Jangan pura-pura!” balasku sambil kembali memasuki kontolku. Pelan-pelan tapi pasti
“Ahh! Pak, sakk..it!” teriaknya kembali
Tapi aku sudah tidak peduli sama sekali dengan teriakannya tersebut. Aku kembali memasuki kontolku. Setiap senti masukan, teriakan Rina semakin kencang. Setelah akhirnya masuk semua, aku mulai menggenjotnya perlahan-lahan.
“Ahh..ahh…sakit..ahh…ahh……ohh!” perlahan-lahan teriakan-teriakan kesakitannya berubah menjadi erangan kenikmatan. Oleh akrena itu, akupun mulai memeprcepat genjotanku
“Ohh…ahh…gila…memek lo enak banget! Gila, dah lama gue kagak nikmatin memek seenak ini!” racau gue. Sambil mengentotinya, gue pun juga meremas-remas teteknya yang putih mulus itu.
“Pak, ooh, pak, saya mau keluar!Ohhhhhhh……..!” teriaknya. Tapi aku sama sekali tidak memperdulikan hal itu, aku tetap menggenjotnya. Sambil menggenjotnya, aku tarik rambutnya dan kuarahkan wajahnya yang tampak kelelahan itu untuk aku cumbu.
Aku terus mengewenya dengan gaya itu selama 5 menit-an. Setelah itu, aku melepas kontolku dulu.

Kulihat puting payudaranya sudah mulai menegang kembali. Aku pun langsung memilin-milin putingnya dengan lembut. Ternyata pilinanku itu berhasil membuatnya tambah terangsang.
“Jo, kayaknya….saya…mmmhhh…” ujarnya tanpa sempat mengakhiri kalimatnya
Aku sendiri pun juga sudah mulai merasa terangsang kembali. Kulihat kontolku sudah mulai tegang. Langsung kuambil tagangan kanan Rina dan kususruh dia untuk mengocok kontolku. Rina mulai mengocok kontolku secara perlahan-lahan sambil aku terus meilin-milin putingnya.Sambil melakukan itu, aku juga mencumbui bibirnya kembali. Kami melakukan foreplay tersebut selama 9 menit. Seetlah itu, aku mulai melepas cumbuanku di bibir Rina, dan aku mulai mengehntikan kegiatan memilin-milin puting payudaranya tersebut.
Aku menyuruh Rina untuk melakukan gaya entot “Woman on Top”. Rina pun langsung mengikuti perintahku tersebut. Perlahan-lahan, dia mulai mengarahkan kontolku ke memeknya yang sudah mulai menyempit kembali. Tapi kali ini, tidak ada kesulitan dalam memasukkan kontolku ke memeknya. Seetlah batangku masuk, Rina pun mulai menggenjot tubuhnya perlahan-lahan
“Ooohhh…mmmhhh….yeahh…” gumam Rina keenakan
“Yeeeahh…bagus, Rin. Terusin….ohhh…”balasku sambil merem-melek.
Rina mulai menggenjot dengan kencang. Sambil menikmati genjotan Rina, akupun mulai mengerjai kedua payudaranya. Tanganku yang kiri sibuk meremas-rema payudaranya yang kiri, sedangkan tanganku yang kanan mengisap-isap payudaranya yang kanan sambil bergantian.
“Ahhh….ohhh.enak….enakkk…Jo…!” teriaknya keenakan
Kami terus melakukan posisi itu selama 15 menit. Setelah itu, aku hendak melakukan posisi cowgirl. Aku langsung mnyuruh Rina untuk duduk di atas pangkuanku. Kulihat posisi itu perfect sekali karena berhadapan langsung dengan lemari tempat aku menaruh handy-cam tadi Kami berdua melakukannya di kursi meja rias Rina. Dengan posisi Rina menghadapi cermin.
“Rin, kamu genjot lagi yah.” pintaku.
“Okey deh” balas Rina
Rina pun mulai menggenjot tubuhnya.
“Ahh…ohhh…eah…ahhh…” teriak Rina tanpa hentinya
“ohh..Rin..ohh…enaknya, Rin!” balasku juga
Kami terus melakukan posisi itu selama 20 menit.
“Ohhh…Gue mau keluar Rin!” ujarku
“Sebentar-sebntar, biar gue lepas dulu.” balas Rina. Setelahh itu, aku pun langsung mengocok-ngocok kontolku di depan mukanya, sambil Rina membantu meremas-remas buah zakarku
“OHHHH!Rin,…ahh!” teriakku. Akhirnya keluarlah cairan spermaku itu. Aku menumpahkannya di payudara Rina.
Rina pun langsung memebrsihkan badannya ke kamar mandi setelah itu. Aku langsung mengeluarkan kaset yang ada di dalam handycam dan membawanya pulang.

Minggu, 24 Juni 2012

Sadar,,,

Akhirnya aku ikut juga menikmati
miras yang dibawanya. Setengah
jam kemudian, kepalaku terasa
berat. Aku mabuk dan dia juga
terlihat sama seperti aku. "Sexy
banget se kamu, Mas..", katanya.
Memang dengan posturku yang 179
cm dan 67 kg, bodiku terlihat sexy,
Walau kulitku tidak secoklat dia,
kulitku lebih putih memang dan
berotot walau tidak kekar-kekar
amat. Ini karena aku rajin berenang
dan fitnes di deket rumahku. Gak tau,
kenapa tiba-tiba hawa di kamarku
begitu gerah, langsung aja aku buka
kaosku dan kini tinggallah aku
dengan celana pendek tanpa CD.
"Gak kebiasaan pake CD, yah?",
tanyanya. "Emang..!", jawabku dalam
kondisi mabuk. Kulihat dia juga
merasa panas, padahal semua
jendela kamar sudah terbuka dan
angin semilir menerobos masuk, tapi
tetap aja panas dan gerah meliputi
kamarku ini.
Aku rebahan di sampingnya, kulihat
dia berdiri mulai melucuti kaosnya
yang berwarna hijau dengan motif
mobil VW di tengahnya, lalu dia
masuk ke kamar mandi yang ada di
dalam kamarku. Selagi dia ke kamar
mandi, ada rasa kantuk yg
menyerang. Aku akhirnya bergeser
lebih ke pinggir dan menghadap
tembok. Ketika aku terbuai dengan
rasa kantukku, sayup-sayup
terdengar deritan pintu kamar
mandiku terbuka. Aku tidak
memerdulikannya. Lama-lama aku
penasaran juga, ngapain tuh anak di
kamar mandi lama banget. Langsung,
aku membalikkan badanku dan
terlihat seonggok tubuh kekar yang
ramping namun begitu padat berisi
dengan kulit sawo matang dan
hanya mengenakan CD, Rio begitu
sexy dan eksotik.
Tak sadar, akhirnya kontolku mulai
menegang, Kulihat ada batang yang
begitu besar menyembul dari CDnya.
Rupanya dia terangsang juga melihat
keatletisan tubuhku. Lama juga kita
terpaku saling berpandangan.
Sorotnya begitu tajam, melihatku dari
ujung kaki sampai ujung rambut,
seolah-olah harimau yang siap
menerkam mangsanya.
Tiba-tiba dia langsung rebahan di
sampingku dengan hanya
menggunakan CDnya. Wajah kita
saling berhadapan dan bibirku dan
bibirnya hanya tinggal satu jengkal
lagi untuk menempel. Karena udah
saking ngantuknya, kupejamkan
mataku tak memerdulikannya. 5
menit kemudian, kurasakan ada
ciuman hangat yang selama ini
belum pernah aku rasakan
sebelumnya di bibirku.
Ketika kubuka mataku, kulihat dia
begitu bergairah melumat bibirku,
lidahnya bermain-main di dalam
rongga mulutku. Entah mengapa aku
begitu terbuai dengan kenikmatan ini.
Tak kusia-siakan kesempatan ini,
kubalas lumatannya dan aku peluk
tubuhnya. Lidahku mulai bergerilya,
ke lehernya, kupingnya, semakin
lama, makin turun dan kujilat puting
susunya yang coklat.
"Oooaahh.. hmm.. ouhh.. sshh.. sshh..
aahh", terdengar erangannya
membuatku semakin terangsang.
Kontolku yang sudah menegang
sejak tadi, akhirnya mengeluarkan
precum yang lumayan banyak.
Sampailah lidahku ke tempat
sensitifnya, kujilat garis pinggul di
bawah perutnya dan dia begitu
menggelinjang dan mengerang-erang
keenakan.
Dia menjambak rambutku, "ayoo,
Maass.. hisap kontolku.., aku uddaahh
ggak tahaann..". Tanpa dikomando
langsung aja kupelorot CDnya
sampai lepas semua. Dan kulihat
pemandangan yang selama ini hanya
kulihat pada diriku. Kontolnya begitu
besar dengan panjang kira-kira 23
cm dan diameter 4 cm, terlihat basah
juga dengan precum yang keluar
sama banyak dengan milikku. Begitu
mengkilat terkena sorot lampu kamar
dengan urat-urantnya yang tampak
jelas, langsung aja kulumat habis
sampai mulutku tak cukup karena
ukurannya yang begitu besar. "aahh..
eehhmm.. aahh.. oohh, Maass,
kammu begitu pandai", erangnya
sambil terus menjambak rambutku.
Aku lumat terus kontolnya dan dia
begitu kegelian. "oohh.., Maass..,
akhirnya dapat kurasakan hangat
mulutmu..", gerangnya. Kujilat juga
dan kusedot-sedot buah zakar alias
testisnya kanan dan kiri. Kubuka
pahanya lebar-lebar dan kujilat juga
anusnya dengan buas, kumasukkan
lidahku ke dalam anusnya. "oohh,
Mass..enaakk.. banggeett..",
celotehnya.
Rupanya dia juga ingin mencicipi
tubuhku, dalam sekejap dia sudah
nerdirri tegak di hadapanku. Kulihat
napasnya tersengal-sengal, tak
beraturan. Dia, telanjang bulat..!!
Dalam hati aku berkata,
"Duh..lekuknya..!!, indah sekali..,
begitu eksotik dan menggairahkan",
matapi kemudian dia bergumam,
"Sori, maafkan aku Mas. Aku telah
berbuat yang semestinya tidak kita
lakukan sebagai cowok normal..".
"Sudahlah, aku juga menikmatinya,
kok.., aku kan juga pengen ngerasain
tubuh seorang cowok, lagipula
cewekku akhir-akhir ini dingin sama
aku..", jawabku. "Tapi, kamu gak apa-
apa kan, Mas..??", tanyanya.
Tanpa banyak basa-basi, kulepas CD
yang masih menempel, dan akhirnya
kita berdua sama-sama telanjang
bulat bagaikan bayi yang terlahir
kembali. Dia tersenyum manis begitu
mempesona. Gantian dia sekarang
menindihku, mencumbuku,
merengkuhku dengan dekapannya
yang hangat. Bibirku dilumatnya lagi
habis-habisan, deru nafasnya dengan
aroma alcohol yang masih tersisa,
semakin membuat aku terlena dalam
buaiannya. Rupanya ilmuku
bercumbu mulai dia terapkan di
tubuhku. Setelah dia menggelinjang
kegelian, dia merasa gak enak kalo
gak buat aku menggelora juga dalam
lautan nafsu birahi ini, pikirnya.
Aku hanya bisa berdesah, dalam hati
aku berpikir bahwa
www.ceritagay.uiwap.com
belum pernah
aku dicumbu seperti ini, dijilat,
dimanja seperti ini. "AAhh..
eehhmm..", gumamku. Tubuhku
menggelepar tatkala ia memainkan
lidahnya di lubang telingaku, lalu
turun ke leher kanan dan kiri.
Kepalaku terombang-ambing ke kiri
kanan menikmati kegelian ini.
Nafasnya terdengar terengah-engah
sampai-sampai tak ada satu
jengkalpun dari bagian tubuh atasku
yang tak luput dari jilatan mautnya.
Ternyata dia begitu lihai, membuatku
larut dalam permainan ini. Kurasakan
lidahnya sudah sampai di bagian
yang bagiku merupakan titik
lemahku, yaitu di garis pinggul di
bawah perut.
"Aaahh.., oohh..Rioo..!!, aku berteriak
sejadi-jadinya merasakan geli yang
amat sangat. Lama juga dia
memainkan lidahnya di bagian
tubuhku itu. Batang kontolku yang
dari tadi sudah menegang,
dipegangnya, dikocok-kocoknya.
Batang kontolku yang hampir
seukurannya, dia mainkan dan tiba-
tiba kurasakan dia mulai melahap
kontolku, maju mundur, naik turun
mulutnya mengulum benda pusakaku
ini. Terdengar suara basah dan becek
atas gesekan mulutnya dengan
kontolku. "aahh..Rio..kamu pintaarr
seekkaalii..!!", pekikku. Mendengar
eranganku ini, dia semakin buas.
Tapi, tiba-tiba kudorong kepalanya,
"Puaskan aku Rio, bikin aku bahagia
malam ini.Aku ingin benar-benar
mencicipi tubuhmu yang indah.",
kataku. "Jangan..!!gak..!!", tolaknya.
"Udahlah sayang, please..", pintaku.
Luluh juga akhirnya, dia merelakan
tubuhnya yang masih perawan untuk
aku nodai. Kubimbing ia untuk tidur
terlentang, sepertinya dia sudah
pasrah. Kubuka pahanya lebar-lebar,
kubasahi kontolku dengan air liurku,
pelan-pelan kutempelkan di duburnya
dan dengan sedikit tenaga, akhirnya,
blless..baru seperempat kontolku
masuk di duburnya, dia berteriak
kesakitan. "Jangaann, Mass..!!, Tega
sekali kamu..!!"."Ayolah,
sayang..nikmati aja..lama-lama akan
terasa enak", rayuku.
Lima menit kemudian, desahannya
mulai berubah. Dari yang tadinya
terdengar kesakitan, kini terdengar
dia begitu menikmati sodokanku.
Saking sempitnya lubangnya, aku
hanya bisa merem melek menahan
nikmat yang ternyata tak beda jauh
dengan lubang milik cewekku.
Kontolku maju mundur, clleep..
cclleepp.. clleepepp..terdengar suara
becek gesekan kontolku di
duburnya.."Ooohh, Maass..nikmat
sekalii..", rintihnya.
"Teruuss, Maass..lebih daleemm..",
pintanya. Kutarik, keluar kontolku dan
langsung kuhunjamkan keras-keras
ke duburnya seiring teriakannya
menahan sakit sambil meringis.
Dipegangnya pantatku yang padat
dan ditariknya, dimaju
mundurkannya sehingga kini
kontolku yang 23 cm dengan urat-
urat yang juga menghias, dapat
terbenam masuk semua ke
duburnya."Ioo.., aku mau keluar..",
kataku. Rupanya dia tidak
menghiraukan, 7 menit kemudian
tiba-tiba kurasakan seluruh tubuhku
bergetar, sendi-sendiku terasa lepas,
sukmaku terasa lepas melayang ke
langit ketujuh, dan akhirnya
crroott..croott..crroott air spermaku
keluar di dalam duburnya, langsung
kucabut keluar dan kusisakan sedikit
di luar."aahh..oohh..", pekikku.
Kucium lembut bibirnya, pipinya
lehernya. Terlihat matanya begitu
hangat dengan sorotnya sambil
tersenyum, dia membalas pagutanku.
Dia mengelus rambutku, merangkul
pundakku. Kutindih badannya, kita
saling berpelukan seolah jiwa kita
menyatu.
"Makasih ya Io, kamu telah
memberikan kesan mendalam
bagiku", kataku. "Sama-sama..", kamu
juga telah mengurangi perasaan
sedihku malam ini. Tak adil rasanya
kalau tidak kupuaskan juga dirinya.
Kontolnya yang masih ngaceng,
langsung aku raih, aku kocok-kocok
dan aku lumat dengan mulutku.
Saking begitu besarnya dan aku
paksakan masuk semua, terkadang
terasa aku mau muntah, untungnya
masih bisa kutahan. 10 menit
kemudian, "oohhmm.. eehhmm..
aahh.. yyeeaahh, Maass.. terruuss",
akkuu maauu keluuaarr..", rintihnya
menahan nikmat. Semakin liar aku
melumat kontolnya yang lama-lama
makin mengeras dan aahh.. oohh..
dia berteriak diiringi cairan
spermanya yang begitu banyak di
mulutku. Langsung aja aku telan
habis dan masih kulanjutkan
lumatanku, kusedot habis spermanya,
kujilat hingga bersih seluruh miliknya,
Tak lupa, buah zakarnya yang
menggantung padat.
Aku berbaring disebelahnya..dan
tanpa sadar..kita tertidur. Keesokan
paginya dengan keadaan kita yang
masih telanjang bulat, dia berkata
"Mas, maafkan aku..!!". "tadi malam,
aku telah merusak jiwamu.." Sambil
menghela napas panjang, aku
berkata "Kita impas, kita saling
mengotori diri kan ..??, semoga ini
menjadi yang pertama dan terakhir
bagi kita". "yah, sebaiknya begitu",
jawabnya. Dia mengatakan bahwa
ketika dia tadi bangun, dia merasa
menyesal telah berbuat ini semua
dan aku juga merasa aku telah
mengkhianati diriku, aku telah
menginjak-injak kodratku sebagai
laki-laki.

Siswa Les

Michael termasuk anak yang standard
sebenarnya, namun ada hal yang
membuatku menaruh perhatian besar.
Secara fisik, bisa dibilang badannya
cukup tinggi (175cm) dengan berat
sekitar 65kg dan dada dan perut yang
‘jadi’. Chinese, bermata sedikit besar
dan kulit sedikit kecoklatan (mungkin
karena keseringan berenang kali).
Sedang aku sendiri adalah keturunan
dari Manado. Usia kami hanya terpaut
7 tahun. Suatu hari, di saat jam
kosong, ia berada di dalam kelas
sedang tiduran. Dalam pikirku, “Andai
bisa kucium bibirnya yang merahitu.”
Akhirnya aku masuk ke dalam kelas
dan ia bangun. “Enggak keluar bareng
yang lain?” Tanyaku. “Enggak ah, Lagi
males, pak. Enakan di kelas.” “Bosen
ya? Atau mau dibacain cerita sejarah
lagi?” Tanyaku mengambil salah satu
titik kelemahannya. (Jahat enggak sih?)
Kita lalu membahas tentang sejarah –
sejarah eropa yang sederhana yaitu
Revolusi Perancis. “Rasanya enak ya
hidup seperti itu, tiap hari berpesta ria,
bergelimpangan dengan makanan,
minuman, cewek..” Jelas Michael. “Loh,
kasihan dong yang cewek. Masa
enggak ada cowoknya?” Candaku. “Iya
juga ya. Enggak cowok, enggak cewek
pasti foya – foya tuh di istana.”
“Pastinya. Disitulah kenapa ada issue
juga mengenai hubungan sesama jenis
di kalangan istana.” Pancingku. “Masa
iya sih? Tapi mungkin juga sih, pak.
Namanya juga pesta kan? Kadang
mabuk pun mereka juga tidak
menyadari apa yang mereka
kerjakan.” Jawabnya. Aku cukup
terkejut dengan jawabannya yang
seperti itu. Aku berpikir apakah
mungkin ia juga menyukai sesama
jenis? Tapi aku juga tidak berani
berbuat apa apa. Yang bisa kulakukan
adalah membuka topik mengenai gay
dan melihat reaksinya. “Topik yang
menarik.” Kataku. “Ya, sayang dah
bunyi bell nya.” Tanpa membuang
kesempatan, “Bagaimana kalau kamu
ada waktu kamu ke rumah bapak aja
biar bisa luangin waktu untuk
ngomongin mengenai topik itu dan
sejarah – sejarah lain?” Tak kusangka
ia menyutujuinya. Sabtu tiba, ia datang
dengan membawa mobilnya (maklum
dah kelas 3 sma dah mau tamat lagi.
Nyetir sungguh tidak dilarang). Tak
kusangka ia datang dengan tiba – tiba
sesaat aku baru selesai berolah raga.
Dengan kaos yang basah karena
keringat dan celana super pendek
tanpa celana dalam, ia mengejutkanku
sekaligus senang. “Pagi banget,
Michael. Bapak baru olah raga nih.
Belum apa – apa.” Jawabku sambil
melihat bulu – bulu kakinya yang
menggoda. Ia datang mengenaka
pakaian junkies dan celana Bermuda.
Rasanya saat itu ingin kupeluk dengan
erat dan kucium. “Masuk dulu deh.
Bapak mandi dulu ya. Just make
yourself comfortable. Itu diatas lemari
ada buku – buku mengenai topik yang
kita bahas waktu itu.” Aku sengaja
membuka pintu kamar dan kamar
mandiku sedikit agar ia bisa mengintip
(nakal ya?). Setelah selesai mandi, aku
keluar dengan mengenakan handuk
saja. Sengaja kubiarkan demikian
dengan harapan ia bisa terpancing.
Sesekali ia melirik lalu bertanya,
“Bapak enggak takut masuk angin ya?”
“Enggak lah. Enggak ada angin juga
kan disini. Gimana?Dah baca bukunya?”
Aku langsung mengganti topik. “Ya,
sedikit. Ternyata di kalangan kerajaan
juga banyak yang seperti itu ya?”
Jawabnya. “Jangankan di Eropa. Di
China aja, dulu kaisar juga banyak kan
yang seperti itu sama kasim –
kasimnya?” Jelas aku. Setelah cukup
lama, aku tidak tahan lagi melihat
Michael dengan keseksiannya. Aku lalu
mendekatinya. Sambil berbicara
mengenaitopik itu di sampingnya, aku
sesekali memegang pahanya. Ia tidak
menjauh ataupun merasa geli. Aku lalu
menatapnya dan ia berkata, “Pak,
kenapa lihat aku seperti itu?” “Michael,
bapak ingin jujur ama kamu. Tapi
kamu jangan marah atau tersinggung
ya. Bapak harap kamu mengerti
keadaan bapak. Sepertinya bapak suka
kamu.” Akhirnya kalimat ini keluar dari
mulutku juga. “Aku tahu kok, Pak. Dari
tadi bapak sepertinya ngeliatin aku
terus dan pegang – pegang paha aku.
Terima kasih sudah mau jujurnya.”
Jelasnya. Tak kusangka, selain ia
menjawabnya seperti demikian, ia lalu
mencium pipiku. Aku lalu membalas
ciumannya di bibir. “Michael, ini rahasia
kita aja ya?” “Iya, tenang aja, pak. Aku
juga enggak mau ada yang tahu kok.”
Aku langsung menciumnya ia kembali
sambil membawanya ke kamar
tidurku. Badan kami berdua jatuh di
atas tempat tidurku. Aku berdiri
sebentar sambil membuka handuk
yang kukenakan. Aku lalu memeluk
Michael kembali sambil kubuka satu
per satu baju dan celananya. Ia
mengenakan celana dalam yang ketat
ternyata. Aku lalu menciumi tubuhnya
yang halus itu dan mengigit pentilnya.
Begitu hendak kubuka celana
dalamnya, aku langsung menciumku
sambil memainkan kedua pentilku.
Perlahan lahan aku menurunkan celana
dalamnya yang berwarna hitam. Gleg,
itu adalah penis yang kudambakan
selama ini: panjang,tidak gemuk, dan
tidak disunat dengan kulup yang
sedikit panjang. “Wow, Michael, penis
kamu indah banget. Ini yang aku
suka.” Aku lalu membuka kulupnya
sedikit. Ia menggelinjang kenikmatan.
Tadinya kupikir dengan sensitifnya
seperti itu, kontolnya pasti jarang
dibersihkan tapi ternyata tidak. Begitu
kuoral, ternyata masih ada bau sabun
yang menempel. Aku terus memainkan
kulupnya karena saking gemesnya.
“Suka ya, pak?” “Jangan panggil bapak
ya. Panggil nama aja deh. Astaga,
Michael…kalau tahu dari dulu kalau
kontol kamu seperti ini, mungkin dari
dulu aku sudah mulai ambil action
duluan kali.” Aku melanjutkan
mengoralnya kembali. Setelah sekian
lama, aku mencium bibirnya sambil
mengocok kontolnya. Michael juga
mengocok kontolku yang sudah
disunat dengan precumnya. “Ahh, Mich,
enak banget kocokan kamu. Enggak
nyangka kamu pinter gini.” Ia hanya
tersenyum sambil menciumku. Tak
lama, ia duduk diatasku dengan
inisiatifnya sendiri. Ia menggengam
kontolnya dan kontolku dan
mengocoknya bersamaan. Aku
memainkan pentilnya sesekali yang
berwarna merah keunguan. Aku lalu
mengenggam kontolnya dan menarik
kulupnya hingga keatas. Terlintaslah
suatu ide dalam pikiranku. Kubisikan
Michael. “Michael, pakai kulup kamu
dan bungkusin kepala kontol aku
dong.” Michael menuruti permintaanku.
Setelah berusaha berulang kali
sepertinya agak susah dan ia sedikit
kesakitan. Akhirnya aku hanya
mengocoknya saja. Tak lama ia terlihat
ingin mencapai puncaknya. “Chard,
(nama aku Richard) aku mau keluar
nih.” Walau tadi kesusahan, ia
berusaha lagi untuk ‘menyenangiku’. Ia
mendempetkan kepala kontolnya
dengan punyaku lalu mengocoknya
sambil menarik kulupnya hingga
membungkus kepala kontolku. Walau
tidak sepenuhnya, akhirnya bisa sedikit
dan disitulah kulihat cairan putih yang
kental keluar dari kulupnya yang
setengah membungkus kontolku. Tak
lama ia menciumku lalu mengocok
kontolku dengan cairannya yang masih
hangat. “Chard, oh yeah…keluarin ya…
ayo…” Aku pun memuncratkan pejuku
dan mengenai dadanya sedikit. Kami
berbaring kelelahan.

Kondom

Kami ngobrol hampir 2 jam
lamanya (namanya Marvin), dan mata
kami tidak pernah lepas dari
pandangan masing – masing. Sesekali
aku memerhatikan dadanya yang
bidang dan lengannya yang berisi. Bisa
kupastikan bentuk tubuh dalamnya.
Tak lama setelah mengetahui apa yang
kusuka, “Karena kamu suka lukisan,
sekarang lagi ada pameran lukisan
orang loh di museum. Mau kesana?”
Tentunya tidak kutolak ajakan ‘kencan’
ini. Setelah keliling melihat lukisan –
lukisan itu, aku permisi ke wc sebentar.
Ia juga ingin kesana. Tak kusangka
begitu sampai di tempat kencing, ia
mendatangiku dan menciumku secara
langsung dengan permainan lidahnya
yang nikmat. “Apa tidak apa – apa di
tempat umum nih? Nanti ada orang
atau petugas gemana?” Tanyaku.
“Tidak apa apa koq. Disini jarang ada
yang masuk. Ah, bibirmu sexy sekali.”
Kesannya sambil menciumku kembali.
Ia lalu membuka celananya lalu
membuka celanaku. Kini aku mengerti
mengapa kondom yang ia sarankan itu
termasuk kecil…untuknya. Bagaimana
tidak? Ukurannya saja selain panjang
dan besar. Dari perkiraanku, aku yang
memiliki penis berukuran 14cm dengan
ketebalan lebih saja, ia kuperkirakan
sekitar 17cm dengan tebal setengah
kalinya dari aku. Tak kusabar ingin
kuoral miliknya. Ia punmengiyakan.
“Oh, enak banget oralanmu. Terusin,
Tom.” Kisahnya. Tanpa disuruhpun,
memang itu yang ingin kulakukan. Aku
mengitari kepala penisnya terus
menerus, tempat dimana daerah paling
sensitif miliknya, kemudian lidahku
beralih kebawah kebagian buah
zakarnya yang sudah dicukur halus. Ia
pun sedikit berteriak. Ia lalu menarikku
keatas dan berkata, “Kini, giliranku.”
Sambil memainkan penisku, aku
membuka kemejaku. Kehebatan
permainan lidahnya tidaklah kalah
hebat Pastinya… Mana mungkin orang
seperti Marvin tidak hebat dalam
permainan sex seperti ini? “Bagaimana
kita mencoba kondom yang tadi kamu
beli? Mau? Tanyanya. “Boleh saja,
dengan gel-mu ya.”Jawabku. Ia
mengambil gel mint yang baru ia beli
dan aku juga mengambil kondom rasa
extra mint yang aku beli. Bisa
kubayangkan seberapadinginnya
lubangku nantinya. Setelah
memakaikan gel pada penisnya yang
besar itu, aku memakaikan kondom
untuknya, dan kemudian mengolesi gel
lagi. Ia terlihat kedinginan dan semakin
bergairah. Sambil berterima kasih
karena membantunya, ia memutarkan
tubuhku dan menciumku. “Tahan ya.
Siap kan?” “Pelan – pelan ya. Kamu
punya terlalu besar sih.” “Tenang aja,
Tom. Kamu pasti akan menikmatinya.”
Dengan perlahan – lahan (maklum
belum pemanasan), ia mulai memasuki
penisnya. Aku bisa merasakan kepala
penisnya sudah masuk sebagian.
Sambil memainkan nippleku, ia
menenggelamkan seluruh penisnya ke
dalam lubangku. Aku sempat berteriak
kecil tapi ia langsung menciumku.
Tangannya yang satu tetap
memainkan nipple-ku, sedang yang
satunya lagi mengocok penisku. Ah,
aku sungguh bergairah dibuatnya.
“Enak kan, Tom? Apakah kamu
menyukainya?” “Aku suka banget. Ah,
enak banget gaya mainmu. Terusin…
terusin…” Kesanku. “Bisa kulihat dari
wajahmu. Ah Tom, aku ingin keluar
sekarang. Ah, aku keluar ya.” Dengan
cepat aku melepas penisnya dari
lubangku, membuka kondomnya lalu
mengocok penisnya. Ia pun
berejakulasi dengan semprotan sperma
yang banyak yang diarahkan langsung
ke dalam tempat pembuangan. Aku
terus mengocok penisnya hingga
sperma pada tetes terakhir. Ia kegelian
ketika aku berbuat demikian.
“Sekarang, apa kamu mau
memasukiku?” Tanya ia. “Tentu saja.
Kamu pasti akan keenakan juga deh.”
Yakin aku. Ia lalu membantu
melumaskan gel dan memasangkan
kondom pada penisnya. Secara
perlahan aku memasukan penisku
tepat pada sasarannya. Terlihat ia
sangat menikmatinya. Aku kemudian
memasukan semua batangku dan
memompa penisku. Ia berdiri sambil
menciumku. Dapat kurasakan betapa
ketat lubangnya itu. Penisku serasa
terjepit oleh lubang yang sangat kecil.
“Ah, aku mau keluar.” Kisahku sambil
mengocok penisnya yang telah tegang
kembali. “Keluarin aja di dalam, Tom.
Aku ingin merasakan hangatnya
spermaku dalam lubangku.” Jawab ia.
Seperti yang ia inginkan, tak lama aku
pun berejakulasi didalamnya. Aku
kemudian mengocok penisnya kembali
sambil memainkan nipple kirinya, dan
kini spermanya berhamburan di
sekeliling lantai. Penisku seakan
menjadi lebih terjepit lagi. Tak lama,
aku mencabut keluar penisku dari
lubangnya. Ia sangat terkekut melihat
banyaknya cairan sperma pada
kondom yang kukenakan. Kami bersih
– bersih (termasuk lantai yang berceceran sperma)

Dokter Q

Kumasuki tempat praktek dokter untuk
memeriksakan diriku. Setelah
mendaftar, ternyata saya merupakan
pasien terakhir. Akhirnya giliran saya
dipanggil juga. Setelah menyampaikan
keluhanku karena takut menderita
penyakit wasir, dokter mempersilahkan
saya masuk ke tempat pemeriksaan.
Kurebahkan diriku ke dipan tempat
pemeriksaan, dan membuka
pakaianku. Setelah memeriksaku
sebentar, akhirnya si dokter
menyuruhku membuka celana. Dengan
perasaan segan kubuka kancing dan
melorotkan celana sekaligus celana
kolorku. Setelah celanaku
kutanggalkan, sang dokter
menyuruhku mengangkangkan kedua
kakiku. Dengan menggunakan kaus
tangan karetnya, maka jari si dokter
mulai menusuk lubang anusku untuk
memeriksa apakah ada benjolan atau
tidak. Si dokter mulai memutar-mutar
www.ceritagay.uiwap.com dan memaju mundurkan jarinya di
dalam anusku. Tidak terasa kontolku
secara perlahan mulai berdiri. Kulirik
kebawah, si dokter mulai senyum-
senyum. Dan gerakan jarinya semakin
menjadi-jadi. Akhirnya kontolku berdiri
tegak dengan ukuran yang maksimal
yakni 18 cm. Si dokter bertanya dengan
iseng, apakah saya merasa keenakan?
Tentu saja pertanyaannya itu
membuatku malu sekali. Dengan pelan
saya mengangukkan kepalaku.
Sekarang gerakan jari si dokter mulai
bertambah cepat. Seakan - akan lupa
dengan tujuannya untuk memeriksa
kalau - kalau saya menderita penyakit
wasir. Saya semakin merasakan
sensasi keenakan ini. Tanpa bertanya,
tangannya yang satu mulai
mengenggam kontolku lantas mulai
mengocoknya. Erangan keenakan
mulai keluar dari mulutku. Tanpa dapat
kutahan lagi air maniku mulai
tersembur keluar begitu saja. Sambil
tertawa kecil, si dokter membalurkan
air maniku kedalam lubang anusku
dengan tetap menusuk-nusukkan
jarinya. Kupejamkan mataku sambil
mengerang - ngerang keenakan. Tanpa
kusadari, ternyata benda yang
sekarang masuk kelubang anusku
terasa agak besar dan membuatku
hampir menjerit kesakitan. Dengan
cepat kubuka mataku, dan kulirik
kebawah tubuhku. Nafasku tertahan
sebentar karena kaget melihat tubuh
bugil si dokter yang sangat kekar dan
dengan paksa memasukkan kontolnya
kedalam lubang anusku. Sambil
menjerit tertahan, saya mulai
merasakan tusukan demi tusukan
kontolnya memasuki anusku. Rasa
sakit bercampur enak semakin mejalari
lubang anusku. Setelah beberapa menit
si dokter menarik kontolnya keluar dan
merangkak kearah kepalaku sambil
tetap bermasturbasi. Dan akhirnya air
mani si dokter tersembur ke wajahku.
Kulihat kepuasan diwajah si dokter,
dan dia mulai menciumi bibirku sambil
menjilati air maninya serta
menelannya. Setelah puas, si dokter
menyuruhku bangun dan dia mulai
menunggingkan pantatnya sambil
memohon kepadaku untuk menyodomi
lubang anusnya. Tanpa basa - basi,
saya langsung bangkit kebelakang
tubuhnya dan mulai membenamkan
kontolku secara perlahan kedalam
anusnya. Kini suara erangan si dokter
mulai terdengar. Menit demi menit
berlalu dan air maniku tersemprot
kedalam lubang anusnya. Sebagian lagi
air maniku meleleh keluar dicelah-celah
pahanya. Setelah istirahat sejenak, si
dokter mengijinkanku memakai bajuku
kembali

My Boss

"Tom, tolong gantikan
jockeyku," tiba-tiba ia mengagetkan
aku lagi dengan permintaannya.
"Baik, Pak," kataku singkat saja.
Perlahan kutarik tali kecil CD-nya dan
tampaklah kedua pinggulnya yang
bulat dan ditumbuhi bulu dicelah
pahanya sampai kesekitar "asshole"-
nya. Lebat bulu-bulunya menghalangi
pandangan mataku untuk dapat
menikmati asshole-nya. Ah,
seandainya.. pikiran nakalku menari-
nari menggodaku. Segera kupupus
pikiran itu. Tapi aku tak kuasa
menahan laju gerakan otomatis
dibalik CD-ku, yang secara pasti
mulai tumbuh membesar. Akh, aku
harus menahannya. Karena
pinggulnya belum kubasuh, maka
dengan handuk hangat kubasuh
perlahan. Kurasakan ia
menggerakkan tubuhnya memeluk
guling dan menarik sebuah kaki
kanannya ke atas. Akh, tampaklah
asshole-nya yang kemerahan
menantang gairah nafsuku. Dan aku
terkejut manakala kudapati tatoo
kecil didekat asshole-nya bertuliskan
"Please.." yang tertutup oleh lebatnya
bulu-bulu tubuhnya. Membaca tatoo
tersebut membuatku mulai berani
bertindak lebih jauh. Kini usapanku
bukan lagi untuk membersihkan
tubuhnya, melainkan memberikan
rangsangan nakal di daerah yang
selalu menjadi daerah idamanku
selama ini.
Kuambil lotion dan kupijat dengan
teknik pijat gaya pijatan cinta yang
pernah kupelajari dari sebuah buku.
Kurasakan pinggulnya mulai bergerak
perlahan merespon gerakan
tanganku. Pinggulnya mulai terangkat
dan kudengar bibirnya memanggil
namaku pelan. Aku pun paham
isyarat itu. Kini pijatanku mulai
meluas ke bagian atas tubuhnya,
pundaknya, lehernya, bahunya dan
seterusnya. Lidahku dengan lihainya
memberikan rangsangan di belakang
telinganya. Ia mengerang dan
menarik leherku dan menciumku dan
melumat lidahku dengan ganasnya.
Bau alkohol sudah tidak terasa
olehku. Aku pun membalasnya
dengan tak kalah hot-nya. Ia
membalikkan tubuhnya dan
menarikku di atasnya. Kami
berciuman cukup lama sampai kami
hampir kesulitan bernafas. Aku lalu
bangun dan mulai membuka kancing
kemejaku. Ia tampak mengagumi
otot-otot tubuhku yang keras terlatih.
Kini aku berada di pangkuannya dan
kurasakan batang kemaluannya
mengarah ke atas menggesek
kemaluanku yang berontak ingin
bebas. Sekali lagi kami berciuman
dengan hot. Hanya desah nafas kami
yang terdengar di ruang itu diiringi
keringat yang banjir walaupun AC
ruangan itu amat dingin.
"Tom, aku butuh kau. Please, Tom," ia
merengek manja di teligaku.
"Tapi Mr. Ed.." ucapanku dipotongnya
dengan meletakkan sebuah jarinya di
bibirku.
"Jangan panggil aku begitu saat ini.
Panggil saja dengan "Sayang", Tom.
Edward ada di kantor saat ini, yang
ada saat ini adalah aku apa adanya.
Aku yang membutuhkan belaianmu,
kehangatanmu, tubuhmu, cintamu.
Lain tidak," katanya lembut.
"Lepaskan pakaianmu semuanya,
Tom. Aku ingin menikmatinya."
Perlahan aku turun dan kulepas
pakaianku. Kulihat tatap matanya
hendak melahapku. Ia menarikku
dan kuhampiri dirinya hingga kini aku
duduk di atas dadanya dan ujung
batang kemaluanku berada persis di
depan wajahnya. Kupandangi
wajahnya yang tampan dengan
lahapnya melumat batang
kemaluanku. Tak kusangka ia
berusaha menelan seluruhnya,
namun ia tiba-tiba "choking". Tampak
air mata mengalir di pipinya, mungkin
menahan rasa ingin muntahnya.
Kutahan wajahnya agar tidak
melalakukannya lagi.
"Tom, kau ingin menyetubuhi aku?"
tiba-tiba ia bertanya dengan lembut.
Aku menggeleng dan segera aku
beringsut melakukan manuver
lembut dengan memakai lidahku,
bibirku dan belaian tanganku yang
lembut mulai dari bagian atas
tubuhnya.
Amat perlahan sehingga aku
berulang kali mendengar namaku
dipanggilnya karena sensasi nikmat
yang dirasakannya.
"Tom, aku tak tahan. Tom.. Tom.."
Aku tak pedulikan itu. Yang ada
dalam pikiranku adalah kenikmatan
tertinggi buatnya dan buatku malam
itu. Berkali-kali ia mengangkat kedua
kakinya tinggi-tinggi dan membuka
lebar belahan pahanya untuk
memberi kesempatan padaku.
Namun kubiarkan saja, malah
kulakukan ciuman lembut dan gigitan
kecil di betisnya dan kakinya yang
berbulu lebat. Ibu jari kakinya kuisap
pelan dan lembut. Erangannya makin
menggila. Setengah jam kuperlukan
untuk menikmati keindahan
tubuhnya dan sekaligus
merangsangnya. Kubalikan tubuhnya
perlahan dan ia pasrah total. Dan kini
seranganku menjelajahi bagian tubuh
belakangnya. Kadang kugigit dan
kutarik bulu-bulunya dan ia
mengerang manja dan memanggil
namaku.
Lidahku kini mulai membelai asshole-
nya, dan diangkatnya pinggulnya
setinggi mungkin sehingga aku
dengan leluasanya menikmati lubang
idamanku. Kujulurkan lidahku ke arah
asshole-nya dan kugelitik tepi
lubangnya. Kusibakkan bongkahan
pinggulnya nan putih indah dan
kuremas, kugigit lembut.
"Gigit yang keras Tom. Keras, keras
sekali," pintanya.
Kulakukan permintaanya dan tampak
kulit lembutnya kemerahan jadinya.
"Nikmat Tom, terus Tom."
Tampak dia menikmati belaian
lidahku di lubangnya sambil terus
mengerang-erang.
"Tom aku nggak kuat, nggak kuaatt,
Tom."
Kubiarkan ia mengerang nikmat.
"Please.. Tom. Aku menginginkannya,
Tom."
"Aku ambil jelly dulu sayang," kataku
lembut.
"No, no, no! Aku ingin merasakannya
apa adanya. Please, Tom."
"Kau akan sakit nanti, sayang.."
Ia menggeleng sambil menatapku ke
belakang.
"Fuck me, please.." katanya.
"Ini akan lama sekali, bolehkan?"
tanyaku.
Ia menggumam. "Kalau kelamaan
nanti kutinggal tidur lho, Tom,"
katanya menggodaku.
Kini kuangkat sedikit pinggulnya
untuk memudahkanku memasuki
tubuhnya. Ia menurut dengan
pasrahnya. Batangku yang kehitaman
berurat kutempelkan di asshole-nya
dan siap menyerang. Kugeser-
geserkan dulu di sekitar lubangnya.
Ia menggerakan pinggulnya berusaha
mencari glans-ku dengan tak
sabarnya. Kumainkan agar dia
penasaran.
"Please, please, fuck me..Jangan lagi
kau sisksa aku, Tom."
Setelah puas melihatnya menantiku,
mulailah penetrasi batang
kemaluanku.
Ternyata sulit ditembus, dan ia
kesakitan.
"Teruskan Tom, aku pasrah padamu."
Kulakukan penetrasi lagi dan kini
glans-ku yang merah maroon lenyap
dalam tubuhnya. Kulihat ia menggigit
bantal keras-keras dan keringat
keluar bagai banjir di
www.ceritagay.uiwap.com
punggungnya.
"Kau kesakitan sayang. Aku nggak
mau menyakitimu, Say.." kataku
menggodanya.
"No, please. Fuck me, do'nt stopping
fucking me, Tom."
Seiring dengan berakhir ucapannya
kubenamkan dengan keras seluruh
batangku. Ia teriak keras kesakitan.
Tampaknya ia tak menyangka
serangan yang mendadak.
"Go, go, go, Tom."
Dengan keras kukeluar-masukkan
batangku berkali-kali dan kulihat
batangku kini mengkilat indah.
Kuciumi lehernya dengan lembut
sambil kuhentakkan terus-menerus
pinggulku ke arahnya dan ia tidak
mungkin menghindarinya karena
pinggangnya kupegangi erat-erat.
Kini kami berganti posisi ia
menghadapku dan tusukan kerasku
berlanjut. Kusetubuhi lagi tetap
dengan keras dan terus-menerus. Ia
mengerang-erang kadang teriak
sambil menarik-narik rambutnya.
"Tom, oh thanks Tom.. More, more..
please.."
Kurasakan spermanya berhamburan
ke perutku, dadaku dan perutnya.
"Tom, habis sudah spermaku."
Ia menunjukkan dua jari tangannya
sebagai tanda ia mencapai puncak.
"Masih lama Tom?" tanyanya.
"Aku lelah sekali, tapi nikmatnya
nggak dua."
Aku senyum saja sambil terus
mengacungkan batangku di asshole-
nya. Kadang aku perlambat
seranganku sambil kukecup dalam
bibirnya.
"Masih lama, Tom? aku ketiduran lho
nanti," katanya.
"Boleh aku melanjutkan Sayang?"
tanyaku.
Ia mengangguk.
Aku baru tersadar dan tidak tahu
kalau Mr. Edward sudah tertidur,
karena sayup-sayup kudengar
dengkur halusnya saat aku masih
melakukan serangan bertubi-tubi.
Aku tak tahu bila ia tertidur karena
saat itu sebuah kakinya kuangkat
dan ia dalam posisi miring ke kiri.
Aku tidak peduli karena ia sudah
memberiku izin. Dan aku masih dapat
merasakan remasan asshole-nya
pada batangku sebagai pertanda
dalam tidurnya pun ia masih
merespon serangan rudalku. Cukup
lama aku menari di dalam tubuhnya,
sampai aku mulai merasakan lahar
spermaku akan keluar.
"Sayang, terimalah hadiahku ini.
Ohh.."
Lega rasanya saat spemaku keluar
dan rasanya aku tidak di bumi.
Kucabut segera batangku yang masih
mengeras dan segera kuselimuti
tubuhnya dengan selimut tebal
setelah sebelumnya kukeringkan
keringatnya yang bak banjir itu hari
menjelang pagi. Kulihat bibirnya yang
indah tersenyum kecil.

Tentara

Tanganya yang kanan tampak
mengurut selangkangannya.
Gwe lalu duduk disebelahnya.
“bagus ya?” tanya gwe.
“eh iya,” katanya salah tingkah.
“abang nganceng ya?” tanya
gwe sambil tangan gwe meraba
selangkangannya.
Si abang tentara ini hanya
tersenyum, lalu gwe mulai lebih
meremas kontolnya yang
sekarang gwe rasa udah
nganceng bener. Tanpa gwe
duga, si abang tentara ini
merebahkan tubuhnya di
ranjang dan dengan majalah itu
menutupi wajahnya. Gwe
nganggap ini sebagai tanda kalo
dia rela diapain ajah kontolnya
agar dia puas. Gwe lalu berlutut
dilantai diantara dua kakinya
dan membuka resleting
celananya. Dan kontolnya sudah
menggunung dibalik celana
dalamnya yang sudah mulai
basah oleh cairan precumnya.
Gwe lalu menjilat gundukan
kontol itu dan si abang tentara
melenguh nikmat. Gwe lalu
menurunkan celana dalamnya
dan kontolnya langsung
ngancung berdiri tegak
sepanjang 15 cm dengan
diameter 5cm. kontolnya sudah
bersunat dengan kepala
kontolnya pink mengkilat karena
basah oleh precum.
Gwe sedot kepala kontolnya dan
dia menggelinjang sementara
desahan nikmat terlontar dari
mulutnya. Gwe lalu mulai
mengisap kontolnya sementara
lidah gwe menyapu kepala
kontol dan lobang pipisnya. Dia
meminggirkan majalah dari
wajahnya dan memandang gwe
yang sedang asik memuluti
kontolnya.
“iseeepppp teruss homo!! Yeah!!
Kebetulan gwe udah 5 bulan
nggak ngentot sama bini gwe!!
Yeaahhhhh!! Iseeppp !” katanya
meracau.
Wah! Straight, tentara, married
dan udah lama nggak ngentot!
Pantesan pasrah gwe sepong.
Gwe jadi tambah bernafsu
menyepong kontolnya. Sampai
akhirnya dia menghentikan gwe.
“belom keluar bang,” kata gwe
protes karena pengen banged
gwe nelen peju tentara.
“buka baju loe! Gwe mau
nyodomi loe!” perintahnya
dengan tegas. Ketentaraannya
mulai keluar.
Gwe hanya tersenyum, gwe
melepaskan semua baju gwe lalu
melemparkan baby oil dan
kondom ke dia.
“olesin ini dulu ya bang terus
pake kondomnya,” kata gwe.
Lalu berbaring dipinggir ranjang
dengan kaki mengankang
terangkat. Gwe pengen dientot
sambil memandangnya beraksi.
Dasar tentara straight yang
belom pernah nyodomi. Dia
mengira lobang pantat sama
dengan lobang vagina. Setelah
memakai kondom dan
mengoleskan baby oil dia mulai
menyodok kontolnya langsung
dan semuanya terbenam ke
pantat gwe. Gwe berseru
menahan sakit. “pelan bang!”
Si abang tentara nggak
menggubris gwe, dia lalu dengan
gerakan cepat mulai mengentot
gwe. Mulutnya meracau nikmat
dan matanya terpejam. Biar udah
lima bulan nggak ngentot
ternyata si abang ini masih bisa
bertahan ngentot lama. 20 menit
kemudian dia baru menembakan
pejunya.
Akhirnya gwe sms nyokap gwe
kalo gwe lebih baik di rumah
ajah sekalian nungguin rumah.
Dan yang nyokap gwe nggak tau
kalo gwe juga ditungguin dan
dientotin sama abang tentara ini
semalaman suntuk. Dan akhirnya
gwe kesampean juga nelen peju
tentara.

Artis Dangdut

Tanganku memegang
pundaknya, dan kemudian mulutku
langsung mendarat di bibirnya. Aku
cium dengan ganas, dan dia
membalasnya. Kami berciuman dengan
penuh gairah. Ternyata laki-laki
tersebut sudah lihai dalam bercinta. Tak
lama kemudian, ia mulai membuka
kancing bajuku satu demi satu. Saat
dadaku sudah terbuka, ia mengulum
puting susuku. “ough...” birahi mulai
bergejolak. Laki-laki itu mengulum
putingku dengan mulut dan lidahnya,
dan sesekali menghisapnya dalam-
dalam. “ough...shit!!” erangku. Puas
dengan dadaku. Kami kemudian
bertukar posisi. Sekarang aku yang
bersandar pada batang pohon. Dengan
pakaian yang masih melekat di
tubuhku, meskipun kancingnya sudah
terbuka, aku berdiri dan bersandar
pada pohon. Laki-laki itu lalu jongkok
tepat di depan selangkanganku.
Dengan sedikit menggoda, ia meraba-
raba kontolku yang masih terbalut
celana seragam. Ia meraba-raba pelan,
lalu ia membuka sabuknya dan
resleting celanaku. Celana dalam
warna putih merek GT-Man nampaklah
sudah. Wajah laki-laki itu semakin
nafsu saja. Tanpa basa-basi, ia lalu
melorotkan celana dalamku dan
membukanya. Otomatis menjulurlah
kontol warna coklatku yang berukuran
11an cm saat masih tidur. “aku suka
kontol polisi” kata laki-laki itu dengan
nada manja. Ia memegang batang
kontolku dan mulai mengocoknya
pelan. “oh yeah...” aku merasakan
kontolku yang mendapat sensasi lebih.
Kocokan tangan laki-laki itu dikontolku
praktis membuat kontolku menegang
sedikit demi sedikit. “ups...gedhe
banget! Kontol polisi emang yahud”
kata laki-laki itu saat melihat kontol
tegangku yang berukuran sekitar 18an
cm. Ia sepertinya semakin
menyukainya. Laki-laki itu lalu
melorotkan celanaku hingga ke lutut.
Kontolku sekarang sudah terbebas. Ia
mainkan buah pelernya, dan
memainkan juga bulu-bulu jembutku
yang lebat.Akhirnya ia menggunakan
mulutnya juga. Mulanya ia menjilati
seluruh bagian kontolku, mulai dari
buah peler, batangnya sampai bagian
kepala. “ough shit!!! Ough...” aku mulai
menggerang lagi. Jilatan-jilatannya
sangat memuaskan. Kontolku seperti
dimanjakan dengan lidahnya. Setelah
puas dengan menjilati, laki-laki itu
memasukkan batang kontolku ke
dalam mulutnya. “arghhhhh....” aku
menggelinjing saat kontolku mulai
masuk di dalam mulut. Ia
memasukkan dan mengeluarkan
kontolku di mulutnyadengan kecepatan
sedang. Sensasi kenikmatan yang
kurasakan semakin lama semakin
meninggi. Aku sampai menggerakkan
pantatku majumundur supaya
mendapat kenikmatan lebih. Aku
mengocok kontolku dengan
menggunakan mulutnya. “ough..ough...”
aku terus mendorong-tarik pantatku
agar kontolku keluar masuk dari
mulutnya. Sesekali ia menyedot
kontolku saat berada di dalam mulut.
“Ougggggggghhhhhhhh....” aku tak
tahan dengan rasa nikmat yang
mendera saat ia menyedot kontolku di
mulutnya. Mulut laki-laki itu benar-
benar lihai. Buah pelerku pun masih
saja dimainkannya dengan jemarinya.
“sedot..terus...ough...” erangku. Kadang
giginya menyentuh kontolku, memang
sakit, tapi itu hanya sebentar karena
setelah itu kenikmatan lagi yang
kurasakan saat kontolku berada di
dalam mulutnya. Laki-laki itu mengoral
tidak terlalu lama karena yang aku
inginkan adalah mengentot pantat. Aku
lalu memintanya menghentikan
aksinya mengoral kontolku dan
memintanya berdiri. Lalu aku minta ia
melorotkan celananya. Celananya
sudah melorot ke bawah, bisakulihat
kontolnya yang bergoyang-goyang
dengan ukuran yang tak terlalu besar.
Aku pegang kontolnya, lalu kuremas.
“ough...” ia menggerang saat aku
mainkan kontolnya dengan sedikit
kasar. Aku mencium bibirnya sekali
lagi. Tubuh kami saling berimpitan
dengan mulut yang saling berpagutan.
Aku memegang kontolnya, dan laki-
laki itu juga memainkan kontolku.
Kemudian, aku minta ia berbalik, dan
menungging dengan berpegangan
pada batang pohon. Aku menyasar
lobang pantatnya. Saat ia sudah
menungging,bisa kulihat jelas lobang
pantatnya yang berwarna merah. Di
sekitar lobangnya tumbuh beberapa
bulu-bulu halus. Aku memberikan
pemanasan dengan menggunakan
jariku. Kumasukkan jari telunjukku ke
dalam lobangnya. “argh....” laki-laki itu
menggerang saat kumasukkan jariku
ke dalam lobangnya. Kumainkan
sedikit jariku saat berada di dalam.
“arggghhh...” erang laki-laki itu sambil
menggoyangkan pantatnya, mungkin
karena rasa akit dan nikmat yang ia
rasakan. “fuck me please....” pinta laki-
laki itu yang sepertinya sudah gatal.
Aku pun mencabut jariku dan
menyiapkan kontolku dengan
mengocoknya agar menegang
sempurna. Dan saat sudah tegang
sempurna, aku arahkan ke lobang
pantatnya. Tidak langsung kumasukkan
tetapi aku kugosok-gosokkan di
pantatnya terlebih dahulu.
“ah...masukkan saja, ayo...” laki-laki itu
sudah tidak sabar. Aku pun langsung
memasukkan kontol 18 cm punya ke
dalam lobang pantatnya. Bless...
“oughhhhhhhh...........” laki-laki itu
menggerang keras karena penetrasi
awal yang aku lakukan. Tidak terlalu
sulit bagiku untuk mengentot
lobangnya karena sepertinya ia
sudahsering dikentot. Aku masukkan
dalam-dalam, dan saat sudah di dalam
aku goyangkan pinggulku. “ohhhh....”
kami menggerang bersama-sama. Aku
tarik lagi kontolku, lalu kumasukkan
lagi. Ku pegang buah pantatnya.
Semakin lama, gerakan pinggulku
makin cepat.
“ough..ough...a*jing..a*jing..” aku terus-
terusan mengumpat karena rasa
nikmat yang datang. Kontolku keluar
masuk lobang pantatnya tanpa
halangan apapun. “ough..ouh..lebih
dalam...ough....” erang laki-laki itu yang
juga merasakan nikmat. “ough
yeah..fuck you...ough yeah...” aku
mengentotnya dengan seragam yang
masih menempel di tubuhku.
“argh..argh...kentotanmu enak banget.
Aku suka kontolmu! Ough...” kata-kata
laki-laki itu semakin memacuku untuk
terus mengentot lobang pantatnya.
Laki-laki itu sendiri menerima
kentotanku sambil mengocok
kontolnya sendiri dengan tangannya.
“ough..ough..ough....” aku terus
memacu gerakan pinggulku. Keringat
keluar dari tubuhku dan tubuhnya
meskipun sebenarnya hawa dingin
mendera tubuh kami.
“argh...argh...terus!kontol polisi emank
oke!ah...” laki-laki itu menggerang
keras tanpa takut ada orang yang
mendengar. Tapi,suara musik dangdut
menelan erangannya sehingga tidak
ada yang mendengar.
“ough..ough..a*jing!a*jing!ough....” aku
mempercepat kentotanku. Disisi lain,
kontol laki-laki itu sudah mencapai
klimaks.
“ough..ough..oughhhhhhhhhhh..” laki-
laki itu menggerang sekeras-kerasnya
saat kontolnya mengeluarkan pejuh
kental dari kontolnya. Pejuhnya
muncrat dan berceceran di tanah.
“ough..ough...” ia mulai mengatur
nafasnya sembari masih menerima
kentotan dariku. “ough..ough...come
on..ough...” aku memaju-mundurkan
pantatku. Kontolku keluar masuk dari
lobangnya. “argh..argh....lebih dalam...”
laki-laki itu menggoyangkan
pinggulnya sehingga kontolku
mendapat tambahan sensasi.
“yeah...ough...ough...” hingga akhirnya
aku akan merasakan klimaks. Aku
memacu entotan semakin cepat.
“ough..ough..ough...” dan akhirnya..
“oughhhh..oughhhhhhhhhhhhh...” aku
menarik kontolku dari lobang pantat,
lalu kukocok sebentar
hingga..crot..crot...crot...
“arghhh................” aku mencapai
klimaks. Pejuhku muncrat mengenai
pantatnya. “ough..ough...” aku mencoba
mengatur nafas dan menikmati sisa-
sisa rasa enak. Kontolku muai kembali
keukuran semula. Laki-lakiitu
mengubah posisi. Ia kembali jongkok
dan sekali lagi menjilati kontolku. Ia
ternyata menjilati sisa-sisa pejuhku.
Laki-laki itu menggunakan lidahnya
untuk melakukan itu semua. Setelah
semua selesai, aku langsung
membenahi pakaianku. Kunaikkan
celanaku dan kukancingkan bajuku
lagi. “terima kasih ya. Sudah lama aku
ingin ngentot dengan polisi, dan
akhirnya baru saja terwujud. Gak
nyangka, polisi lebih hebatdari yang
kubayangkan” kata laki-laki itu sambil
membenahi pakaiannya. Dan tanpa
bicara apapun, aku langsung
meninggalkannya setelah selesai
membereskan pakaianku.

Boss

Pemandangan yang begitu indahpun
telah ada dihadapan ku, dia bugil
dengan gagahnya. Ku lihat dia begitu
sexy dan macho, dengan warna kulit
yang maskulin. Akupun kembali
kekursi tempat dudukku semula,
sambil mendekatkan kursi itu ke meja.
Kini aku berhadapan langsung dengan
gundukan itu, aku remas dalam –
dalam. Ku pelorotkan CD warna biru
tua itu dengan pelan tapi pasti, tampak
sebuah benda keras telah menjulang
dengan kokohnya, bulu yang tak
begitu lebat (mungkin baru diservis
dalam beberapa minggu terakhir),
kepala yang merah marun, dengan
urat – urat yang begitu mempesona
tampak kehijauan, dengan panjang
lebih kurang 17 cm, diameter yang
lumayan menyesakkan jika berada
didalam mulutku. Owh! sebuah benda
yang begitu perfect bagiku (inilah yang
selalu aku khayalkan). Ku dekatkan
bibirku sampai menyentuh kepala yang
kontolnya. Dia hanya bisa mendesah
saat aku mulai menyepong kontolnya
dengan bibirku sexy (banyak yang
bilang begitu), aku jilati mulai dari
bagian ujungnya hingga pangkalnya.
Aku melihat dia begitu menikmatinya,
sampai memejamkannya matanya.
Oh…oh…oh….akh…akh…teruskan Ndre,
teruskan…..!

Aku mulai memasukkan Kontolnya
kedalam mulutku, benar saja mulutku
begitu sesak saat kontol itu coba aku
telan semuanya. Aku lakukan gerakan
demi gerakan dengan berirama, Ku
manjakan kontolnya dengan hisapan –
hisapan lembut mulutku, tak lupa ku
permainkan lubang kencingnya, dia
tampak keenakan. Dia mulai
menjambak rambutku dengan lembut,
akupun semakin bernafsu, segera aku
percepat gerakan mulutku. Terus dan
terus sampai ku percepat laju kendali
ku. ”Owh…akh…enak Ndre…..teruskan…
hisap lagi…lebih dalam lagi…
ayo…”Celotehnya semakin membuat
aku bernafsu. Sampai
akhirnya…..aarrrgh……ho….owh…..Ndre!
….aaa..ak..akk….aku…………………
Crooott…crooott…crooot….Dia menekan
kontolnya dalam – dalam, hingga aku
tersedat saat Kontol itu masuk sampai
kekerongkonganku, memuncratkan
spermanya kedalam mulutku. Mulutku
pun terasa hangat saat cairan itu
tumpah dari tempatnya dengan begitu
kerasnya. Aku bertahan dengan situasi
itu dalam beberapa menit, hingga
Kontol itupun melemas. Aku baru sadar
bahwa aku telah menelan spermanya
begitu banyak. Ternyata rasanya enak
juga. Aku kocok – kocok dengan pelan
kontol gede itu walaupun perlahan
melemas. Aku jilati sisa – sisa
spermanya, dia menggelinjang,
mungkin geli..Hm…aku suka itu…Dia
begitu kelelahan tersenyum puas. Tapi
aku belum puas, aku menginginkannya
lagi, dan juga aku belum merasakan
apa – apa. Segera aku rangsang dia,
dengan cara berdiri dihadapannya,
membuka semua pakaianku hingga
yang aku tinggalkan hanyalah CD
coklatku. Aku berlalu darinya,
mendekati kursi kebesarannya, dia
hanya menoleh, tapi segera aku tarik
tangannya agar ia mengikutiku, dia
hanya menurut saja. Aku dudukkan dia
dikursinya. Posisinya sekarang
bersender kekursinya dengan paha
terbuka. Tampak kontolnya masih
melemas, akupun berinisitif
menyentuhnya, meraba, meremas dan
menciumnya secara perlahan, benar
saja kontol itupun berangsur – angsur
berdiri, aku mendekat dan duduk
dipangkuannya. Aku kecup dia kembali
sambil aku raba – raba dadanya yang
bidang penuh bulu – bulu halus itu. Tak
banyak suara diantara kami, hanya
desahan yang penuh nafsu. Aku
gesekkan pantatku, perlahan tapi pasti.
aku mulai merasakan ada sesuatu
yang bergerak ingin bebas dari
pantatku. Aku mendesah….ia pun tak
mau kalah….Pantatku diremasnya,
bibirku semakin dalam menerima
lidahnya yang liar, aku kesulitan
bernafas, tapi sepertinya di mengerti,
maka diapun memakai cara yang slow.
Aku goyang – goyangkan pantatku
dengan mesranya, rambutnya aku
jambak supaya menambah kesan
erotis, semakin keras desahan kami,
kami semakin bergairah. Akupun tak
mau berlama – lama lagi, aku lepas CD
kesayangan ku itu, aku mencoba naik
kepangkuannya lagi dengan
memegang kontolnya. Perlahan ku atur
pantatku turun menyentuh kontolnya
yang begitu tegang, tak lupa kontolnya
aku lumuri dengan ludah ku yang ku
kumpulkan saat kami berciuman dan
tak lupa cairan precum ku juga sebagai
tambahan pelumas. Pelan tapi pasti
lubang anusku mulai dimasuki barang
itu, dan…..aaarrghh…owh….akh….
terus…terus…dan terus…….blesss!
Akhirnya…….Aku menghela nafas
panjang, dan sejenak istirahat
mengatur posisi kontolnya dalam
anusku. Walaupun aku sedikit meringis
menahan kesakitan, tapi itu tak
berlangsung lama. Aku pejamkan
kedua mataku, aku berusaha enjoy
dan rilex…..Dan benar saja aku begitu
menikmatinya setelah aku naik
turunkan pantat ku dengan irama yang
beraturan, arrgh…arghhh…owh..enak
Pak…..ayo Pak…Please!, rintihku dengan
nakal. Dia pun begitu menikmatinya
sambil merem – melek. Jari tengahku
yang kanan aku masukkan
kemulutnya, sedangkan yang kiri asyik
melintir puting susunya. Dia begitu
menikmatinya. Posisi kami sama –
sama aktif, jika aku kelelahan
menggenjotnya, dia yang
menggantikannya, dengan posisi aku
menahan tubuhku, dan dia menggenjot
pantatku
dari bawah, sensasi yang
begitu nikmat! Saat itulah aku peluk
tubuhnya erat – erat, daun kupingnya
aku gigit dengan lembut dan mesra,
bosan yang kanan aku pindah ke kiri.
Ada kenikmatan yang begitu dahsyat
yang aku rasakan. Kami saling
menggenjot dengan ambisi nafsu yang
bergelora. Suara rintihan, desahan dan
bunyi kursi pun mewarnai untuk ikut
berperan dalam percintaan kami
hingga mendekati puncaknya aku
menggigit bahunya dan….dan
akhirnya…….”Pak…aa…akk…
aku……!”,ah…..owh..owh..owh…
yes…….yeah!
Spermaku muncrat
ketubuhnya(dada), begitu banyak,
bahkan sampai juga ke lehernya….aku
lemas, terbaring ditubuhnya,
merasakan denyut jantungnya yang
mulai tak beraturan. Selang beberapa
detik kemudian dia peluk erat tubuhku,
membuat aku sedikit kaget
dan….“aarrgghhh……
Andre…..Owh..owh….yeah…ah…
ah..ah..ah,….oh…yes…owh…yeah…
owh…..aa…aku….ke..luarr!
akh…….Andre…!
aarrrghh…. Terasa
dinding dalam anus ku seperti
ditembak, beberapa kali rasanya, bibir
anusku pun berkedut semakin rapat
menjepit kontolnya yang begitu ereksi.
Deru nafasnya memburu tak beraturan.
Saat
itulah aku sambut bibirnya
dengan lidah ku, disela –sela
kenikmatannya, aku permainkan
lidahku didalam mulutnya, menyusuri
rongga mulutnya yang hangat akan
nafasnya yang tak karuan. Selanjutnya
sperma yang menggenangi dadanya
pun aku sapu dengan lidahku dan juga
dengan telapak tanganku, ku jilati
sampai kering, aku gigit dengan lembut
puting
susunya yang menegang
menahan kenikmatan, ku kulum lagi
jari – jari tangannya nya dengan liar.
Menggenjot pelan penuh kenakalan.
Dia hanya memejam matanya saat
aku memperlakukannya begitu.
Perlahan aku lepaskan barang yang
menyesakkan dalam lubang
kenikmatanku itu, kemilau penuh sinar
yang ku lihat kontol itu diselimuti oleh
sperma yang membawa wangi yang
khas bagiku. Aku tersenyum begitu
puas, akhirnya aku bisa mendapatkan
sosok idola yang aku khayalkan
selama ini. Bisa bercinta dengannya,
memuaskannya sampai dia
kewalahan. Aku tersadar ternyata
permainan kami cukup lama
(bayangkan saja aku pulang kerumah
menjelang shubuh). Aku senang,
bahagia karena semenjak kejadian itu
aku nggak merasa takut lagi
dengannya.

Pangeran

Dia mendekapku erat,bau
parfum dan badannya membuatku
lena,aku berusaha meronta tapi dia makin mendekapku dan mengunci
kedua tanganku di belakang
punggungku. Ohhh…iannn….desahnya
sambil menciumi leherku. Napasnya
hangat membuatku terhanyut,aku
tidak munafik aku mnginginkannya.
Aku sadar,ini rumah sakit,siapa saja
bisa datang tiba-tiba. Dengan sekuat
tenaga aku meronta,menggelengkan
kepalaku,Farid masih tetap menciumi
dan menjilati leher dan kupingku. Aku
setengah berteriak “Fa-it!!!”. Dia
sadar,”Mmm…Maaf…maaf ian,aku…
aku…” Diapun gugup. “Ya udah,gak
papa kok”. Aku sok bijaksana,padahal
aku memang menyukainya,kalau saja
bukan di rumah sakit pasti aku
serahkan smuanya. Papa Farid sudah
sembuh dan sudah bisa
pulang,Faridpun juga sudah mulai
sekolah. Sekarang dia baik padaku,aku
snang. “Yah…hujan,sialan!!! Omelku,aku
berteduh di halte. “loh ian,ayo naik ke
sini”. Kata Farid dari atas motornya.
“Gak usah it,aku nunggu di sini
aja,nanti juga bentar lagi Bisnya
datang”. “Ian,aku gak suka kamu
kayak gitu,aku berniat baik sama
kamu tapi kamu nolak!!!”. Wajah
tampannya dibuat pura-pura ngambk.
Lucu bgt dan ngegemesin. “Ya
udah,deh”. Kataku sambil naik ke
motornya. “Inilah kamarku…”,katanya
setelah sampai ke kamar rumahnya,dia
tidak
langsung mengantarku pulang
tapi mengajak aku ke rumahnya.
“Kamu basah kuyup,nih
handuk,keringin badanmu
dulu”,katanya sambil melempar handuk
dan
pakaian bwt ganti. Aku sedang
bugil di kamar mandinya untuk
mengeringkan badan dn mengganti
pakaian,tapi tiba-tiba tangan kokoh
memelukku dari belekeng dan leherku
dijilat dan digigit-gigit lembut.
“Ohhh…….iannn…..ohhhh…..aku jatuh
cinta sama kamu sayang…..” Akupun
tidak bisa menolak karna dia
memelukku sangat erat. Aku juga
tidak akan menolak atau bertanya
bagaimana bisa dia jatuh cinta
padaku,bukankah ini yg aku inginkan
selama ini? “Mmm….iya….uuuhhh….geli
ittt…”,balasku. Fa-it menuntunku ke
ranjangnya dan ternyata dia juga
sedang bugil. Kami berciuman sambil
berdiri di tepi rnjang,terus berciuman
dan berpelukan sangat erat. Farid harus
agak
membungkukkan badannya
karna dia lebih tinggi dariku. Aku
melepaskan ciuman dan mulai
menjelejehi lehernya dan telinganya
dg lidahku,aku pelintir punting
dadanya,dia mengeluh. Aku semakin
rakus mengenyot puting dada kirinya
sedangkan dada kanannya aku elus-
elus dan kucubit,begitu keras dan
kenyal. Aku terus turun menjilati
perutnya yang rata hingga sampai ke
penisnya yang berdiri tegak di tengah
rerimbunan jembutnya. Ohhh…aku
menelan ludah. Penisnya yang selama
ini hanya bisa aku bayangkan
sekarang nyata ada di depan mulutku
dan lebih besar,lebih panjang dari yg
aku bayangkan. Aku
menjilat,mengulumnya dengan rakus
sedangkan kedua tanganku meremas-
remas pantatnya yang montok dan
kudorong-dorong supaya penisnya bisa
lebih dalam masuk ke
kerongkonganku.
“Hhhooohhhh…….ahhh…..terussss……
iannn…sayang….nikmati
terus,cuma
untuk kmu sayang…..Owww….” Diapun
menggenjotkan maju mundur penisnya
keluar
masuk mulutku,agak lama,aku
telan semua precumnya yang nikmat.
Sampai tiba-tiba dia mencabut
penisnya dan menghempaskanku
terlentang ke atas ranjangnya yang
empuk. Farid menyerangku tanpa
memberiku kesempatan untuk
membalasnya. Bibirku dilumat dengan
liarnya,tangannya mengocok-ngocok
penisku yang tegang dari tadi. Farid
melepaskan ciumannya,sekarang dia
menggigit-gigit leherku dan
menjilatnya,aku hanya bisa meremas-
remas rambut harajukunya.
“Ooohhhh…..Fa-ittt….hahhhh……
uhhhh…..”,aku
mendesah tak karuan.
Farid melepaskan semuanya dan
berbisik “Ijinkan aku membuktikan
cintaku sayang….aku ingin memberikan
semua yang aku punya untukmu”. Dia
mengangkat kakiku dan
menyandarkannya ke bahunya yang
kokoh. Dia lumuri lubang duburku
dengan ludahnya lalu melumuri
penisnya pula. Dia kembali
menciumiku,melumat bibirku lalu
berbisik lagi “Tahan ya sayang…dan
rileks aja” Setelah itu dia menusukkan
batangnya yang 15cm panjangnya tsb
ke lubangku. “awwww….sakit ittt….”
bisikku. Farid tetap menciumiku dan
menghentakkan genjotan perdananya
hingga batangnya semuanya masuk ke
lubang
duburku. “Ooohhhh……”
desahnya menikmati kehangatan dan
jepitan anusku. Farid berhenti sejenak
memberi waktu bagi lubang duburku
untuk relaksasi. Setelah itu dia
melakukan aksi sorong tarik dengan
kuat namun lembut,sakitnya tidak
dapat kuungkapkan dengan kata-kata.
Aku dapat rasakan Farid menusukkan
penisnya dg cepat dan menariknya
dengan pelan-pelan. “Kamu kesakitan
sayang?” bisiknya. Belum sempat aku
menjawabnya,lidahnya sudah
menerkam mulutku lagi. Aku hanya
bisa merangkul lehernya sambil
bercucuran air mata karna rasa sakit.
Semakin lama semakin berkurang rasa
sakitku,bahkan berganti menjadi
kenikmatan yang tiada tara. Akupun
meremas-remas pantatnya yang
bergerk maju mundur secara constant.
“Oooohhh…..ahhhh…..Aku cinta kamu
ian,ooohh…lubang pantatmu sempit
bgt….nikmat bgt…” dia mendesah dan
meracau tak karuan di leherku.
“Ooohhh….yeach….genjot terus itt…
sayang….hajar aja lobang
pantatku….aku cinta kamu….ohhh…fuck
me….fuckkkk!!!!” balasku meracau
memberinya semangat. Setelah
menggenjotku begitu lama aku
rasakan genjotannya semakin
liar,buas,dan makin cepat. Batangnya
juga makinmembengkak di dalam
duburku. Di luar hujan bertambah
lebat,kami semakin terlarut dalam
permainan,Farid nampak begitu gagah
dan mempesona. Poni harajukunya
berayun-ayun,sesekali dia
tersenyum,matanya menatap tajam
mataku yang sayu. Aku hanya bisa
memainkan jari jemariku di tubuh
sexy-nya untuk membuatnya senang.
Akupun sudah tidak bisa menahan lg
genjotan Pangeranku yang tampan
dan hot ini,geselan penisku dengan
perutnya membuat penisku makin
tegang dan berdenyut-denyut siap
memuntahkan air mani.
“Ohhh….ittt….aku mau keluarrr….aku
gak tahannn….lagi ittt…”
“Mhhh….keluarin aja sayang…..aku
tunggu kok….” CRRRROOOOOOTTTTT……
CCRRRROOOOOTTTTT…..
CCCRRROOOTTTT……!!!!!!!!
air maniku
menembak-nembak ke perutnya dan
juga ke perutku. Farid berhenti sejenak
untuk menjilati air maniku di perutku
kemudian melanjutkan lagi
perjuangannya untuk membawaku ke
surga dunia. Puncak destinasi gairah
kami akhirnya tiba,aku terus
mengkemutkn duburku untuk
membuatnya semakin
terjepit,ayunannya semakin cepet dan
lebih cepat dari sebelumnya.
“Ohhh….ahhhh…..sayang….aku mau
keluar….aku mau keluarin di dalam
pantat kamu….aaarrrggghhhh…..”
CCCRRROOOOTTT……
CCCCRRRROOOOOOOOTTTTTTT………..
CCCRRRROOOOTTT……..
CCCCRRRROOOOOTTTT……
CCCCCRRRROOOOOTTTTT…….!
Farid
memelukku erat-erat dan menggigit
leherku saat rudalnya sibuk
menembaki dinding ususku dengan
cairan surganya yang kental,panas,dan
membanjiri ususku. Ooohhh….aku puas.
Farid
masih tetap menusuki duburku
yang sudah licin dengan goyangan
yang lebih lembut semakin lembut dan
akhirnya berhenti. “Aku gak mau
lepasin dari dalam pantatmu gak papa
kan sayang??? aku nyaman di dalam
sana” “Mmmmhhh….gak papa
sayang….aku juga suka” Kami
berciuman lagi,Farid menjilati dan
menggigit-gigit lembut leherku
lagi,akupun hanya bisa merangkul
lehernya dan meremas-remas
rambutnya sebelum akhirnya kami
terrtidur pulas. Farid masih
menindihku,kami tertidur dengan posisi
seperti itu dan batangnya yang sudah
mulai mengecil masih tertanam di
duburku.