“Pak, saya mau melakukannya. Tapi Bapak jangan bilang ke siapa-siapa yah”
“Okey, nona manis. Nah, sekarang. Tolong dong, hisap kontolku itu. Ayo
dong, kontolku sudah nggak tahan pengen dihisap sama mulut mungilmu itu
Ia pun mulai mengisap kontplku. sapannya bener2 nikmat banget.
Pertama-tama ia jilati dulu kepala kontolku. Sekalian dengan lubang
kencingnya, lalu sambil meremas-remas buah zakarku, ia mulai menurnkan
mulutnya ke batangku senti per senti.
“Aah…yeahh…ohhh…teruskan, Rin!” ujarku sambil merem-melek dan menjambak-jambak rambutnya
Ia
terus menghisap-hisap kontolku selama 15 menit. Sampai akhirnya aku pun
berkata kepadanya bahwa aku ingin menjilatyi memeknya. Ia pun
menyarankan posisi 69. Karena, ia ilang ia masih belum puas mengisap
kontolku yang pannjangnya 17 cm itu.
Akhirnya kami pun pindah ke
posisi 69. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung melahap memeknya yang
tidak berbulu itu. Kujilat-jilat memeknya selama 10 menit-an, sambil
sesekali kutususk-tusuk dengan jari tengahku. Tak lupa kujilat=jilat
juga klitorisnya. Sayang sekali aku tidak bisa melihat ekspresinya
ketika aku menjilati memeknya tersebut. Tapi tampaknya dia menjadi tidak
konesn dengan sepongannya di kontolku. Sudah pasti karena dia kenikmatan dengan jilatanku.
“Ahh…mmmh…pak, enak…ahhh….banget!!!Terusin pak….mmmhhh!”sambil kembali menyepong kontolku.
Slenag
beberapa menit kemudian, kusuruh dia untuk berhenti menyepongku, dan
menungging membelakangiku. Aku hendak melakukan gaya doggy-style. Tanpa
basa-basi, langsung aku tusuk memeknya. Tapi ternyata, susah sekali
untuk kontolku amsuk ke memeknya.
“Wah, jangan-jangan lo belum eprnah dientot yah sama suami lo sendiri?” tanyaku sambil melumuri memeknya dengan air liurku.
“Saya sudah lama tidak melakukan ini Pak.” jawabnya
Akhirnya memeknya pun mulai terbuka sedikit. Akupun langsung memasukkan kontolku. Tetapi, Rina langsung ebrteriak kesakitan
“Ahh! Pak, sakit! Pelan-pelan dong!” serunya
Karena ternyata masih belum muat untuk aku masuki, akupun kembali
menjilati memeknya. Sambil kontolku aku lumuri dengan air liurku.
“Ahh..Pak, ohh..Pak, saya sudah siap Pak..ahh…ayo, silahkan masukin Pak!” pintanya tanpa malu-malu.
“Ha,ha,ha! Tadi bilangnya lo kagak pengen ngelakuin? Lo bilang ini
dosa! Huh, mang dasar munafik lo! Kalo pengen bilang aja! Jangan
pura-pura!” balasku sambil kembali memasuki kontolku. Pelan-pelan tapi
pasti
“Ahh! Pak, sakk..it!” teriaknya kembali
Tapi aku sudah
tidak peduli sama sekali dengan teriakannya tersebut. Aku kembali
memasuki kontolku. Setiap senti masukan, teriakan Rina semakin kencang.
Setelah akhirnya masuk semua, aku mulai menggenjotnya perlahan-lahan.
“Ahh..ahh…sakit..ahh…ahh……ohh!” perlahan-lahan teriakan-teriakan
kesakitannya berubah menjadi erangan kenikmatan. Oleh akrena itu, akupun
mulai memeprcepat genjotanku
“Ohh…ahh…gila…memek lo enak banget!
Gila, dah lama gue kagak nikmatin memek seenak ini!” racau gue. Sambil
mengentotinya, gue pun juga meremas-remas teteknya yang putih mulus itu.
“Pak, ooh, pak, saya mau keluar!Ohhhhhhh……..!” teriaknya. Tapi aku sama
sekali tidak memperdulikan hal itu, aku tetap menggenjotnya. Sambil
menggenjotnya, aku tarik rambutnya dan kuarahkan wajahnya yang tampak
kelelahan itu untuk aku cumbu.
Aku terus mengewenya dengan gaya itu selama 5 menit-an. Setelah itu, aku melepas kontolku dulu.
Kulihat puting payudaranya sudah mulai menegang kembali. Aku pun
langsung memilin-milin putingnya dengan lembut. Ternyata pilinanku itu
berhasil membuatnya tambah terangsang.
“Jo, kayaknya….saya…mmmhhh…” ujarnya tanpa sempat mengakhiri kalimatnya
Aku sendiri pun juga sudah mulai merasa terangsang kembali. Kulihat
kontolku sudah mulai tegang. Langsung kuambil tagangan kanan Rina dan
kususruh dia untuk mengocok kontolku. Rina mulai mengocok kontolku
secara perlahan-lahan sambil aku terus meilin-milin putingnya.Sambil
melakukan itu, aku juga mencumbui bibirnya kembali. Kami melakukan
foreplay tersebut selama 9 menit. Seetlah itu, aku mulai melepas
cumbuanku di bibir Rina, dan aku mulai mengehntikan kegiatan
memilin-milin puting payudaranya tersebut.
Aku menyuruh Rina untuk
melakukan gaya entot “Woman on Top”. Rina pun langsung mengikuti
perintahku tersebut. Perlahan-lahan, dia mulai mengarahkan kontolku ke
memeknya yang sudah mulai menyempit kembali. Tapi kali ini, tidak ada
kesulitan dalam memasukkan kontolku ke memeknya. Seetlah batangku masuk,
Rina pun mulai menggenjot tubuhnya perlahan-lahan
“Ooohhh…mmmhhh….yeahh…” gumam Rina keenakan
“Yeeeahh…bagus, Rin. Terusin….ohhh…”balasku sambil merem-melek.
Rina mulai menggenjot dengan kencang. Sambil menikmati genjotan Rina,
akupun mulai mengerjai kedua payudaranya. Tanganku yang kiri sibuk
meremas-rema payudaranya yang kiri, sedangkan tanganku yang kanan
mengisap-isap payudaranya yang kanan sambil bergantian.
“Ahhh….ohhh.enak….enakkk…Jo…!” teriaknya keenakan
Kami
terus melakukan posisi itu selama 15 menit. Setelah itu, aku hendak
melakukan posisi cowgirl. Aku langsung mnyuruh Rina untuk duduk di atas
pangkuanku. Kulihat posisi itu perfect sekali karena berhadapan langsung
dengan lemari tempat aku menaruh handy-cam tadi Kami berdua
melakukannya di kursi meja rias Rina. Dengan posisi Rina menghadapi
cermin.
“Rin, kamu genjot lagi yah.” pintaku.
“Okey deh” balas Rina
Rina pun mulai menggenjot tubuhnya.
“Ahh…ohhh…eah…ahhh…” teriak Rina tanpa hentinya
“ohh..Rin..ohh…enaknya, Rin!” balasku juga
Kami terus melakukan posisi itu selama 20 menit.
“Ohhh…Gue mau keluar Rin!” ujarku
“Sebentar-sebntar, biar gue lepas dulu.” balas Rina. Setelahh itu, aku
pun langsung mengocok-ngocok kontolku di depan mukanya, sambil Rina
membantu meremas-remas buah zakarku
“OHHHH!Rin,…ahh!” teriakku. Akhirnya keluarlah cairan spermaku itu. Aku menumpahkannya di payudara Rina.
Rina pun langsung memebrsihkan badannya ke kamar mandi setelah itu. Aku
langsung mengeluarkan kaset yang ada di dalam handycam dan membawanya
pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar