ku pun dipesankan minuman whisky-cola yang membuat badanku hangat,
akhirnya mereka minta berdansa denganku sewaktu salah satu diantara
mereka bernyanyi. Dan saat melantai itulah akhirnya lama-kelamaan mereka
berani merapatkan badannya ke tubuhku dan menekan serta menggesek-gesek
buah dadaku, yang lama-lama membuatku terbakar dan menikmati permainan
ini. Mereka bergantian berdansa denganku.
“Retnoo…, badanmu hot,”
Dimas berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang telingaku
dan tangannya akhirnya tanpa malu-malu lagi meremas buah dadaku yang
putingnya sudah semakin sensitif.
“Ahhh… jangaannn…” kataku ketika
tangan itu meremas dadaku semakin hot, tetapi tanganku tetap tidak
melepaskan tangan itu. “Mmhhh…” Dimas akhirnya mengulum bibirku dan
menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aku lupa diri, ketika
akhirnya jari-jari tangan Dimas bergerilya di dalam celana dalamku
menggelitik bibir kemaluanku yang sudah basah dan rasanya menebal itu,
dan dengan liar akhirnya kelima cowok itu ikut mengerubuti tubuhku. Dan
akhirnya tahu-tahu tubuhku sudah berbugil ria digeluti bersama oleh
mereka, dan Dimaslah yang lebih dahulu menusukkan batang kejantanannya
ke liang kewanitaanku. Adi memasukkan batang kejantanannya ke mulutku,
Iman mengisap puting kiri susuku dan Eko mengisap puting susu kananku,
sedangkan Heru menggosok-gosokkan batang kejantanannya di wajahku.
“Achhh…”
aku mendapat orgasme pertama ketika Dimas sedang asyik-asyiknya
menggenjot tubuhnya di atas tubuhku, sedangkan batang kejantanan Adi
yang hangat itu dengan serunya bermain di mulutku.
“Retnooo…”
Dimas mengggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam liang kemaluanku,
hangat dan terasa kental memenuhi liang kewanitaanku. Adi tambah
semangat mengocok batang kejantanannya di mulutku. Setelah Dimas
selesai, posisinya langsung diganti Heru yang sejak tadi hanya
menggosok-gosokkan batang kejantanannya yang panjang besar di wajahku,
langsung ditancapkan ke liang kewanitaanku yang hangat, sudah penuh dan
licin dengan air mani Dimas.
“Crok.. crok.. crok..” bunyi batang
kejantanan Heru menghunjam liang senggamaku, Heru begitu semangatnya
menyetubuhiku. “Mmmphh, aghhh…” tubuhku bergetar menggeliat, bayangkan
buah dadaku dihisap putingnya oleh Eko dan Iman seperti dua bayi besar
kembar, dan di liang senggamaku batang kejantanan Heru menghunjam dengan
ganasnya, di mulutku Adi akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras
dan langsung kuhisap kuat-kuat. “Aachhh…,” terasa hangat asin seperti
kuah oyster masuk di tenggorokanku. Bersamaan dengan itu, Heru juga
menyemprotkan air maninya di liang senggamaku. Multiorgasme.., aku sudah
dapat tiga atau empat kali dan masih ada Iman dan Eko yang belum
kebagian menyemprotkan cairan maninya.
Tubuh Adi dan Heru
berkelonjotan dan akhirnya terhempas. Iman mengganti posisi Adi, batang
kejantanannya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku, Eko menepis
Heru dari atas tubuhku dan untuk yang ketiga kalinya liang kemaluanku
dimasuki orang ketiga dan ternyata milik Eko yang paling panjang dan
besar, terasa masuknya mudah karena liang kemaluanku telah penuh mani
kedua orang terdahulu, tetapi terasa mantap dan nikmat batang kejantanan
Eko menggesek liang kemaluanku yang sudah terasa panas dan makin tebal
rasanya.
“Crok.. crok.. crok mmhhh…” bunyi genjotan batang
kejantanan Eko seperti bunyi kocokan orang membuat kue terasa menjadi
bunyi yang dominan di ruangan itu.
“Retnooo… iseeepp yang
kuaattt..” ternyata Iman tidak kuat dengan hisapan mulutku, batang
kejantanannya memuncratkan maninya di mulutku, terasa mani Iman lebih
strong aromanya, lebih hangat, lebih kental dan lebih banyak memenuhi
mulut dan tenggorokanku.
“Achhh…” Eko juga menggeliat menyemburkan
maninya di liang kewanitaanku. Tubuhku terasa lemas tetapi bergetar
kuat mengiringi muncratnya air mani Eko, rasanya aku sudah orgasme enam kali ketika akhirnya Eko tergelepar di samping tubuhku.
Selesailah
siang itu pertempuran besar aku lawan lima cowok-cowok di ruang karaoke
yang walaupun ber-AC terasa panas dan mengucurkan keringatku dan
keringat mereka. Celakanya di kamar itu tidak ada kamar mandi, akhirnya
aku hanya mengelap saja air mani ketiga lelaki yang memenuhi liang
kewanitaanku dan menetes ke pahaku dengan BH dan celana dalamku saja.
Setelah
semuanya terdiam dengan kejadian itu, akhirnya beberapa puluh menit
kemudian aku memakai BH, celana dalam, blous dan blazer serta rok yang
tadinya bertebaran di lantai, mereka pun memakai kembali baju-baju dan
celananya.
Jam 5 sore aku keluar dari karaoke itu, dan tadi aku
masuk jam 1 siang, berarti sudah empat jam aku di dalam ruangan itu..
yah, artinya tadi aku digilir lebih kurang 1,5 jam full. Wah, aku kagum
juga dengan daya tahanku, walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu.
Waktu
melewati kasir rasanya aku malu juga, karena walaupun mereka tidak tahu
apa yang terjadi di dalam tetapi wajahku tetap terasa memerah, rasanya
minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani, mungkin kasir
wanita itu bisa mengendus baunya atau malah mungkin ia sedang
membayangkan kejadian yang baru saja kualami dan di kakiku terasa mani
mereka merembes mengalir di pahaku. Untung sesampainya di rumah suamiku
belum pulang, dan cepat-cepat aku ke kamar mandi membereskan semuanya.
Dan ternyata malamnya suamiku mengambil jatahnya juga, untung aku sudah
membersihkan badanku, walaupun komentar suamiku membuatku deg-degan,
mudah-mudahan ia tidak curiga.
“Ret, punyamu kok rasanya hot banget, tebel..,” bisik suamiku di telingaku.
“Terima kasih yaa.., enaakkk…” lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan
maninya dan tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu jadi orang keenam
hari itu yang memuncratkan maninya untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar