Senin, 12 September 2011

pramugara

"Sebaiknya kamu duduk di belakang saja ya.. lebih sepi, jadi kita bisa ngobrol - ngobrol lagi", ajak Anton, dan tentu saja aku tidak menolak kesempatan emas untuk lebih dekat dengan Anton. Anton pun lalu memilihkan sebuah kursi di dekat pintu yang berhadapan dengan kursi awak kabin. Ketika pesawat akan tinggal landas, Anton duduk di kursi yang ada di depanku, sehingga kami saling berhadap - hadapan. Aku lalu melirik ke arah Anton, matanya sangat tajam memandang ke arahku, sehingga membuatku kaget dan aku pun bertanya - tanya dalam hati, apakah Anton seorang gay juga seperti aku ?.

Namun aku yakin pastilah Anton seorang gay dari cara memandangnya. Kami terdiam, tempat duduk di paling belakang sangat sepi hanya ada kami berdua. Aku sungguh bernafsu melihat body dan wajah Anton, dia sungguh tampan, aroma parfum-nya sungguh maskulin, karena tidak tahan, kakiku aku angkat dan kutaruh di atas daerah tempat kontolnya bersarang, kuelus - elus kakiku diatas daerah tersebut, dan Anton juga tidak protes ataupun terkejut ketika aku berbuat demikian, bahkan tampaknya dia sangat menikmati servis yang aku berikan, aku dapat merasakan kontol Anton, dan menurutku kontol Anton cukup besar, walaupun masih dalam keadaan setengah ngaceng. Akhirnya lampu sabuk pengaman pun dimatikan, dan kakiku langsung aku angkat dari daerah XXX Anton.

"Tom, tunggu aku selesai tugas ya ?", bisik Anton di telingaku, aku pun jadi heran apa yang direncanakan Anton terhadapku. Setelah aku menikmati hidangan, Anton kembali muncul.
"Tom, ikut gue yuk ?", pinta Anton "Kemana Ton ?", tanyaku heran "Udah.. pokoknya ikut aja !", ajak

Anton seraya meraih tanganku. Aku pun tidak bisa menolak, dan ternyata Anton mengajakku ke WC pesawat, aku sangat terkejut demikian cepatkah aku harus melayani kuda jantan ini, tanyaku dalam hati dengan hati riang gembira. Setelah kami berdua berada di dalam WC pesawat yg sempit itu, Anton pun segera menguncinya. Karena nafsuku yang sudah tidak tertahankan, aku pun mulai men-servis Anton, aku cium bibir Anton, kujilat - jilat bibirnya dan dia pun membalas ciuman ke bibirku, aku lalu mulai melepas kancing kemejanya dan lalu perlahan - lahan kuangkat kaos dalamnya, Anton sudah setengah telanjang sekarang. Aku lalu membuka baju dan celanaku sehingga aku hanya memakai celana dalam saja.

"Cepat Tom, lepas celana gue", ujar Anton tidak sabaran. Cepat - cepat kubuka celana Anton sehingga yang tampak sekarang hanya kancut segitiga-nya yang di bagian kepala kemaluan-nya agak basah, mungkin karena precum. Aku sudah tidak sabar lagi aku pelorotkan kancut itu, sehingga kontol Anton yang sudah ingin bebas itu loncat ke atas dan berdenyut - denyut pula. Aku pun mulai beraksi aku jilat dan hisap kontol Anton, dan dia tampak mengerang kegelian. "aahhh... enak Tom.. hisaapp..ahh", perintah Anton, dan langsung aku hisap kontol Anton aku mainkan lidahku di kepala kontol-nya, yang membuat Anton menjadi mengerang kenikmatan, aku isap - isap buah pelernya, kukulum - kulum batang kontol-nya, akhirnya Anton pun mulai menunjukkan tanda - tanda akan keluar pejuh-nya, urat - urat kontolnya mengeras, aku langsung menghentikan adegan oral sex ini, pelan - pelan aku lalu melepas kancutku, dan duduk di urinoir, lalu kupengang kontol Anton dan kuarahkan masuk ke lobang pantatku.. ahhh... sungguh nikmat rasanya, dan agak sakit juga, karena bool-ku udah lama nggak dientot, Anton sudah mulai mengerang kenikmatan lagi, matanya ia pejamkan, aku lalu mengisap puting susunya, aku jilat leher dan wajahnya yang tampan, lengannya kunaikkan, aku senang juga melihat bulu ketiaknya sangat lebat lalu aku kulum dan jilat ketiak itu, Anton mulai menaik - turunkan pantatnya cepat sekali aku tau dia akan ejakulasi, rasanya sungguh nikmat ketika Anton mengentot bool-ku, untuk menahan rasa sakit aku tarik-tarik tissue

WC, sehingga tissue itu bertebaran, aku juga turut mengocok kontolku, akhirnya ..crot..crot...
...menyemprotkan pejuhnya di pantatku sambil berteriak kepuasan yang mendalam, sungguh banyak sekali dan rasanya pejuh Anton mencapai usus dalamku, akhirnya aku pun turut ejakulasi, Anton menjadi lemas, wajahnya berkeringat dan penuh kepuasan, begitu pun aku yang sudah turut lemas, akhirnya kami memakai pakaian kami, dan aku lalu memberikan

om vito seksi

"Apa benar latihan binaraga bisa membuat kelamin kita kecil, Oom?" tanyaku penasaran sambil untuk kesekian kalinya melirik ke arah cawat minim Oom Vito. Ia tersenyum.

"Wah, liat sendiri saja deh!" jawabnya sambil menarik tanganku dan meletakkannya di atas jendolan kemaluannya. Aku langsung gugup ditantang begitu. Untuk sejenak kami terdiam, hanya saling memandang. Pelan-pelan aku menyingkapkan kancut Oom Vito dan membiarkan aurat pebinaraga itu keluar dari persembunyiannya.

Kontol Oom Vito yang sudah setengah menegang itu ternyata besar sekaleee! Masih memandang ke arah mukanya kuelusi urat jantan paman temanku itu.
Peler Oom Vito tambah keras saja. "Isap,Ber!" bisiknya. Tanpa disuruh dua kali langsung saja aku berjongkok di pinggir ranjang dan kuselomot titit Oom Vito ke dalam kulumanku. Kuisap-isap aurat jantan gede itu serakus-rakusnya sampai Oom Vito menggelinjang dibuatnya.

"Annngghhhh.....oahh.....isap terussss Bermannnnn..!" lenguhnya. Aku tambah aktif memuluti anatomi paling pribadinya. Dan tak lama kemudian menyemburlah air mani Oom Vito ke dalam mulutku. Creeesttt..ceeett....cresttt!

Tangan atlet ganteng itu mendorong bagian belakang kepalaku. Matanya terpejam dan pinggulnya terangkat dari atas ranjang. Sedap sekali mengulum peler kuda Oom Vito. Ketika akhirnya peju tidak memancar lagi kulepas sedotanku atas kelamin Oom Vito.