Jumat, 22 Juli 2011

ngerjai anak kos

Akhirnya kami sampai rumah, dan Aryo langsung masuk kamarnya di rumah induk. Kebetulan, pikirku. Aku segera menghidupkan TV dan menontonnya. Tidak berapa lama, perutku terasa sakit. Sepertinya karena aku makan sambel tadi sore, pikirku. Aku terburu-buru ke kamar mandi. Sekembalinya aku dari kamar mandi, aku terkejut ketika kudapati Aryo ada di dalam kamarku yang tadi lupa kukunci karena aku terburu-buru ke kamar mandi.
“Eh, Mas Deni, kok filmnya begini sih? Isinya kok cowok semua?”, tanya Aryo.
Aku terdiam sesaat. “Iya nih, salah ngambil tadi.”, jawabku sekenanya.
Mata Aryo terus saja mengikuti film yang sedang diputar tanpa berkedip. Sesekali dia menyentuh kemaluannya. Sepertinya dia menikmati filmnya, pikirku. Adegan di layar TV mulai memanas, satu persatu dari mereka mulai melepas celana dalam mereka. Aku duduk di sebelah Aryo, sambil kuelus punggungnya. Ia diam saja. Kulanjutkan elusanku di bagian dadanya yang bidang, turun ke perutnya, semakin turun. Aku menyentuh kemaluannya yang mengeras. Aku mencium bibirnya yang merah, sekali, ia diam saja.
Ketika kucium bibirnya untuk kedua kalinya, Aryo membalas, kaku. Sejenak aku memberinya kesempatan untuk bernafas. Kutindih Aryo di tempat tidurku, dan tanganku mulai mengusap-usap perutnya, dadanya. Aku mulai membuka kaos yang sedang dipakainya, dan terlihat dadanya yang bidang, kulitnya yang putih bersih. Aryo menggeliat-geliat ketika kuciumi lehernya. Kemudian Aryo membuka satu persatu kancing bajuku. Aku membiarkan ia melakukan hal itu. Kali ini Aryo berada di atasku. Aku membuka kancing celana jeans birunya, dan seketika itu pula kupelorotkan celananya. Terlihat celana dalamnya warna biru, dan sesuatu menonjol. Aryo mengerang keras ketika kupijat perlahan kemaluannya. Kuurut perlahan kemaluannya, dan dia tetap mengerang. Kuelus pantatnya yang padat berisi. Ketika itu dia telah berkutat dengan kancing celana jeans-ku. Segera saja dia memelorotkan celanaku. Kemaluanku sudah tegak berdiri di dalam celana dalamku.
Kemudian aku membuka celana dalamnya. Terlihat kemaluannya tegak seolah menantangku. Kukulum kemaluannya, dan kumainkan lidahku. Aryo menjerit tertahan. Ia memegangi kepalaku dan ingin mengulum kemaluanku yang tak kalah menantang, namun aku tak mau melepaskan kulumanku. Aryo memegang kedua pipiku, dan wajah kami sangat dekat saling berhadapan. Kami berciuman nikmat sekali, kemudian ia mencium leher dan dadaku, sambil mengelus ketiak dan punggungku. Lalu ia mengulum kemaluanku yang berbulu. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, aku tidak tahan lagi, kuraih kemaluannya dan sesaat kemudian kami dalam posisi 69. Kukulum dan kuhisap kuat-kuat kemaluannya. Kulepaskan sesaat kulumanku pada kemaluannya.
“Aryo, Mas Deni mau keluar nih!” kataku.
Aryo tidak menghiraukanku. Ia hanya berkata tidak apa-apa. Lalu aku meneruskan menghisap kemaluannya, kumainkan lidahku. Tak berapa lama kurasakan sesuatu yang hangat mengalir di tenggorokanku, dia ejakulasi. Selang tak berapa lama, ketika aku sedang menikmati air maninya, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan keluarlah seluruh spermaku. Kami berdua terengah-engah setelah pertandingan itu. Kemudian dia duduk di pinggir ranjangku sambil melihat adegan-adegan yang masih saja berlangsung di layar TV. Aku duduk di belakangnya sambil menciumi leher belakang dan punggungnya.
“Kenapa, Aryo? Kamu nyesel?” tanyaku.
Ia menggeleng perlahan sambil memandangi wajahku.
“Lalu kenapa?” tanyaku.
“Nggak kok Mas Den, nggak pa-pa”, jawabnya sambil menunduk.
“Mas Deni tahu Aryo bohong, sekarang cerita kenapa? Kalo Aryo nyesel, Mas Deni minta maaf, kejadian ini bener-bener sebuah kecelakaan.”
“Ngga pa-pa kok..” jawab Aryo.
Lalu ia terdiam sesaat. Aku bener-bener merasa serba salah saat melihat wajah imutnya agak murung kali ini.
“Jujur aja Aryo, ada apa?”
“Oke deh, Aryo akan jujur. gimana kalo kita main sekali lagi Mas Den?”, tanya Aryo sambil tersenyum nakal.

lelap ngisap

Malam di mana basarnya Arya diadakan, saya menjadi gugup entah kenapa, bukannya karena saya jarang keluar rumah, tapi kali ini saya akan pergi dengan orang yang kuidolakan. Aku berusaha agar tidak mengecewakan nantinya. Setelah lama menunggu di uung lorong, akhirnya tepat jam 8 malam Arya muncul dari arah yang berlawanan. Ternyata Arya adalah salah satu anak yang kurang tahu caranya berbusana yang baik, ia memakai celana gombrang dan memakai baju yang tidak berlengan. Warnanya cukup mencolok, kuning tetapi untung saja celananya biru silver.
“Ck-ck-ck.. kamu mau ke mol atau ke bazar sih?” Celetukku sambil memandangnya dari atas ke bawah.
“Eh, gaya sedikit tidak apa-apa kan.” Balasnya lancar
“Kamu tidak bohongkan kalo basarnya diadakan di dekat sini.”
“He-he-he, sorry agak jauhan dikit, tapi tenang saja, nanti saya yang bayarin PP-nya.”
Rasanya mau marah tapi saat dia tiba-tiba menaruh tangannya di pundakku dan menyeretku pergi, marah itu hilang kembali, tapi malah aku bernafsu ingin menjilati ketiaknya yang sekilas terlihat jelas di depan mataku. Tetapi aku tersadar, saya tidak boleh mengacaukan apalagi merusak awal persahabatan ini menjadi hal yang kenyataannya di luar dugaan.

Hari itu acaranya berlangsung dengan seru, dan Arya selalu mengajakku ke setiap acara yang teman-temannya adakan. Tak jarang pula dia mengajakku nonton konser-konser musik seperti acaranya slank waktu itu. Makin hari aku makin akrab dengannya, sampai suatu ketika aku membuang perasaan cintaku padanya dan malah berubah jadi rasa persahabatan yang erat. Kami sering belajar bersama, mengobrol dan becanda bersama. Sepertinya ia membuat ambisiku selama ini malah menghilang secara perlahan-lahan.

Iseng itu selalu menjadi bagian dari sifatku, dan sifat iseng itu malah membuatku memperoleh keberuntungan yang bisa merubah kehidupanku. Hari itu, Arya mengajakku ke kamarnya, katanya ada acara minum ‘sara’ba’ minuman jahe yang manis pedas dia mengajak beberapa anak kost yang lain. Tanpa pikir panjang saya segera menuju ke kamarnya, wah! Ramai sekali di dalam, kami semua minum sambil nonton bola waktu itu pertandingan final piala Eropa_ anak-anak pada teriak-teriak jika striker mulai mendekati kubu lawan, apalagi saat gol tercetak.

Setelah waktu berlalu dan malam semain larut, anak-anak kost lain sudah menghilang satu per satu dan akhirnya yang ada cuma aku dan Arya, kebetulan Arya sendiri di kamarnya. Saat itu jantungku berdegup keras ketika menyadari kalau Arya ternyata bertelanjang dada. Aku malah jadi salah tingkah di depannya, tapi untung dia masih sibuk menonton tv. Untuk menghilangkan ke-salah tingkahanku, kuraih sebuah binder di atas meja dan membacanya sambil tertunduk. Kubuka halaman per halaman, isinya cuma catatan matematika, kimia, fisika dan corat-coret tidak berarti. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, saat itu aku mau cepat cabut tapi sisi lain dalam diriku ingin tinggal dan memandang Arya selama mungkin.

Akhirnya, mataku secara tidak sengaja membaca sebuah tulisan mencurigakan. Itu adalah kata ‘homo’, selidik demi selidik, ternyata itu adalah daftar situs-situs x mengenai homoseksual. Karena kaget, spontan saja binder itu segera kututup. Awalnya hanya mengusap keringat di keningku, lalu aku berpaling ke Arya. Aku tidak bisa percaya hal ini pikirku, betulkah ini tulisan Arya atau..?

Lama aku berfikir secara jernih, dan kuputuskan kalau aku ingin mengetesnya sendiri.
“Kamarmu agak panas ya Arya. Kenapa jendelanya tidak dibuka saja?”
“Oh, panas ya, tapi jendela itu rusak, susah dibuka, engselnya karatan mungkin.”
“Aku buka baju yah.”
“Buka saja, pake minta ijin segala.”
Sekilas Arya tidak terpengaruh dengan perkataanku, tapi untuk memastikan segera kucopot bajuku sehingga akupun bertelanjang dada.

Tepat dugaanku, Arya menoleh sebentar ke arahku tapi ketika mataku bertemu pandang dengan matanya dia pura-pura melihat ke arah lain dan kembali menonton televisi. Lalu taktik ini terus kulanjutkan agar aku bisa lebih yakin, Arya yang menonton sambil berbaring di bantal guling segera kugoda kembali.
“Geser sedikit dong, saya mau tidur juga, ayo geser cepat!” Pintaku memaksa
“Mengganggu saja kau.” Balasnya kesal
“Nah, begini asik kan.”
Aku berbaring sambil melipat kedua tanganku ke atas sebagai penopang kepala, tentu saja ketiakku terbuka lebar dan menebar aroma khas pria yang bisa merangsang Arya. Beberapa detik berlalu, Arya terlihat agak tegang sampai akhirnya aku mulai mendengar desahan nafas aneh yang menandakan kalau dia mulai menikmati rangsangan halusku ini.

Aku sudah yakin 100% saat itu, karena sudah tidak sabaran lagi segera kutunggangi Arya dari samping dan mencium ganas bibirnya yang seksi dan selalu kudambakan itu. Kulumat bibir atasnya, lalu kujilat-jilat mulutnya sampai kuisap semua liurnya yang gurih. Tak lama setelah kejutanku padanya terjadi, dia melotot ke arahku dan memegang kepalaku dengan kasar. Sepertinya dia berusaha menghentikan perbuatanku. Akhirnya, cukup dengan satu tendangannya ke perutku, membuat tubuhku terhempas beberapa kaki dari tempatnya. Ia terlihat gusar dan sangat, sangat.. marah!
“Apa yang kau lakukan sialan!” Bentaknya sambil menggosok-gosok bibirnya.
Pikiranku tiba-tiba kacau, aku tahu sekarang aku dalam masalah besar. Aku ketakutan dan panik.
“Maaf, aku-aku.. maafkan aku.. aku tidak bermaksud..”
“Ha.. ha.. ha.. !” Tawanya lantang sembari menunjukiku.
“Kamu homo ya, ha.. ha.. ha.. kamu homo Noi, ha.. ha.. ha..”
Aku kehabisan kata-kata lagi, sepertinya rohku sudah berpindah tempat, sepertinya saya sudah tidak berdiri di atas kakiku lagi karena ketakutan.

Kemudian Arya mendekatiku dan menatap dalam-dalam mataku, sorot tajam matanya membuatku merinding dan panik. Jalan satu-satunya adalah segera angkat kaki dari sana.
“Hei, kalo mau cium, lebih baik kamu cium lubang pantatku brengsek!”
Tiba-tiba Arya mencengkram daguku dan menyeretku ke dinding, aku tidak berkutik dan pasrah saja dengan kekasarannya. “Ingat, kamu harus cium lubang pantatku!”
Belum sempat aku membela diri, Arya langsung saja mendaratkan ciuman lembutnya di bibirku, ciumannya begitu romantis dan penuh gairah. Kubalas ciumannya segera dengan keganasan yang sama. Saat itu aku jadi sangat bingung dengan tindakan Arya yang tadinya kasar sekarang kok malah.. , sangat bernafsu. Arya menghentikan ciuman dan memperlihatkan senyumnya yang sangat cute padaku seraya berkata, “Kamu betul gay Noi, untunglah..” Kembali ia melanjutkan ciumannya yang brutal padaku.

Begitu bahagia rasanya ketika aku tahu kalau pria idamanku ternyata gay. Arya yang terlihat sangat perkasa menciumiku sambil mengangkatku menuju ranjangnya. Saya dimanjakan ketika saya ditidurkan di atas ranjang.
“Sayang, saya mau ngisap dong, boleh kan..” Kata-kata manja itu keluar begitu saja dari mulutku. “Cepat dong sayang.”
Segera ia melucuti celanaku dan celananya sendiri, dan akhirnya kami berdua bugil dalam sekejap. Ia menindihku dan mengisap penisku.
“Oohh.. enak.. enak sayang.. terus..”
Penis Arya yang daritadi bergelantungan di depan hidungku segera kulahap, akhirnya impianku mengisap penis orang terwujud, tambah lagi penis Arya sangat panjang sekitar 17-18 cm. Ia segera menyudahi posisi 69 tadi, dan menginginkan hal yang lebih.
“Sayang, mau tidak saya tusuk?” Pintanya sambil menciumi bibirku.
“Sakit tidak?”
“Kamu akan menikmatinya sayang.”
Arya segera meraih lotion dari atas meja, ia melumuri penisnya dengan lotion itu lalu ia memintaku untuk melumuri lubang analku juga.
Ia memintaku untuk telentang agar ia bisa menyelipkan bantal guling di bawah pinggangku. Dari sisi ranjang, ia berdiri dengan gagahnya menatapku dengan manis. Ia mengocok penisnya beberapa kali lalu mulai menempelkan kepala penisnya di permukaan anusku. Rasanya geli bercampur nikmat, tapi rasanya tidak sabaran juga dan ingin segera merasakan kenikmatan yang ia janjikan. Secara perlahan ia mulai menusukkan penisnya, awalnya terasa sakit dan nyeri karena penis Arya cukup besar. “Bless!”, rasa sakitnya sudah tercampur aduk, ia mulai menggerakkan pinggulnya dan memulai tarian erotis.

“Aahh.. aahh.. aahh.. anusmu enak banget sayang.. aahh..” Wajahnya memerah menahan kenikmatan yang memuncak.
Rasa sakit itu telah tergantikan dengan kenikmatan yang sulit digambarkan dengan kata-kata, rasanya semakin dalam dan semakin cepat ia menusuk, maka rasa nikmatnya aan terus berlipat ganda.
“Aahh.. aahh.. Sayang.. aku mau keluar nih..”
Saya mengocok penisku sendiri agar Arya juga bisa menkmati air maniku yang nikmat.
“Aahh.. aahh..” Segera ia mencabut penisnya dan mengocoknya di depan mulutku.
Croot! Croot! Croot! Kulahap semua maninya yang kental dan nikmat itu. Lalu Arya mengisap penisku dan menelan habis semua sperma yang kukeluarkan.

party sex

Arya dan Axel sempat melirik ke arah kami, namun mereka tidak terlalu menanggapi kata-kata Dito barusan, tentu saja mereka sama sekali tidak mengerti. Dan bahkan, pasti tidak akan pernah terpikir di benak mereka berdua, kalau mereka akan kehilangan keperjakaan di villa ini nantinya, semuanya masih menjadi rahasia dan hanya aku danDito yang tahu. Dito membuka sendiri pintu villanya itu dengan kunci yang dibawanya dari rumah, tidak tampak wajah Pak Gito di sekitar bangunan itu, barangkali pria itu sedang tidur atau mandi. Pak Gito pun tidak tahu kalau majikan kecilnya akan datang ke villa hari itu, karena memang di sana tidak ada line telepon.

“Di sini ada dua kamar dan satu kamar utama, mendingan kita kumpul saja di kamar utama, cukup luas kok untuk empat atau bahkan sepuluh orang sekalipun. Nanti kita pindahkan kasur dari kamar lainnya kalau tidak cukup,” kataDito mengkomando. Kamar utama yang dimaksud Dito memang lumayan luas bahkan sangat luas, di samping itu tempatnya nyaman, dengan dua jendela kaca berukuran besar di salah satu dindingnya, di balik jendela kaca itu dibangun kolam ikan kecil dan air mancur, suasananya betul-betul asri dan berhawa sejuk. Kamar itu yang biasanya ditempati orang tuaDito jika mereka sekeluarga menginap di villa itu. Arya langsung membanting badannya ke atas ranjang.
“Wah, nyaman yah. Sepertinya aku betah nih!” kata Arya sambil kemudian diikuti oleh gelak tawanya. Ia menarik bantal dan guling yang ada di dekatnya dan langsung mengambil ancang-ancang untuk tidur, seperti biasanya jika pemuda itu bertemu dengan kasur. Jika melihat kasur empuk, Arya memang tak ada bedanya dengan orang yang kehausan di tengah gurun dan kemudian melihat mata air, bernafsu untuk segera menikmatinya.

Benar saja, tak lama kemudian Arya sudah terlelap sambil mengorok pelan. Sementara itu, Aku, Dito dan Axel memindahkan sebuah kasur lagi ke dalam kamar itu, cukup melelahkan juga mengangkat kasur berukuran besar itu. Setelah itu kami menghabiskan waktu kami dengan mengobrol dan bersenda gurau di dalam kamar. Sampai pada akhirnya,cerita kami mulai berbau porno, meski tidak terlalu ekstrim. Tentu saja, yang mendominasi aku danDito , sementara Axel waktu aku lirik tampaknya ia merasa risih dengan topik pembicaraan itu, ia hanya menanggapinya dengan tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Xel, kamu pernah nyoba ngeseks tidak?” tanyaku pada Axel. Cowok tampan itu menggeleng dengan lugunya.
“Ah, bohong! tapi ingin juga kan?” timpal Dito memancing. Beberapa saat Axel terdiam, ia seperti kena skak mat.
“Nggak ah! Jujur saja, aku agak takut!” sahut Axel kemudian.
“Takut apa? Takut bunting?” gurau Dito yang kemudian membuat kami bertiga tertawa terpingkal-pingkal.
“Ada orang tidur tuh, jangan ribut!” timpal ku mengingatkan. Arya membalikkan tubuhnya dan berubah posisi telentang.
“Kita kerjain yuk!” kata Dito tiba-tiba.
“Kerjain apaan?” tanyaku tak mengerti. Dito kemudian meraih tas ranselnya dan mengambil sesuatu dari dalamnya.
“Dengan ini!” kata Dito bersemangat sambil menunjukkan tiga batang spidol besar dan sebuah rapido di tangannya.
“Boleh juga,” timpal Axel sambil nyengir. Kami bertiga pun merayap dan duduk mengelilingi Arya yang masih terlelap dalam alam mimpinya itu. Waktu itu sudah hampir menjelang petang, sekitar jam empat.

Sesaat kemudian, tangan jahil kami pun mulai beraksi. Aku dan Axel melukis muka Arya dengan spidol dan rapido. Sementara Dito duduk di samping betis Arya sambil memegang spidol yang lain. Wajah putih mulus itupun dalam beberapa saat berubah menjadi wajah badut.
“Dadanya juga!” usul Axel kemudian. Aku dan Dito hampir bersamaan mengangguk setuju. Axel pun langsung melepas kancing kemeja Arya satu per satu dan mengangkat perlahan singlet yang dipakainya. Begitu dada Arya yang bidang itu membentang di hadapanku, aku pun langsung terangsang sekali, aku tidak tahu bagaimana dengan Axel danDito. Tetapi aku masih berusaha untuk menahan gejolak birahiku saat itu.
“Dit, minta yang biru!” pintaku sambil menjulurkan tangan ke arah Dito yang aku yakin masih duduk di tempatnya semula, aku tak menoleh saat itu pada Dito karena mataku yang terpaku menyaksikan hasil karyaku dan Axel. Tetapi, lama Dito tak memberikan spidol biru yang kuminta dan tidak sepatah kata pun yang diucapkannya, aku pun lantas menoleh ke arahnya, dan ternyata, astaga!Dito sudah tidak lagi memegang spidol melainkan tangannya sedang sibuk meraba-raba kontol Arya yang masih terbungkus celana jeans itu, bahkanDito hendak membuka restsleting celana itu. Axel pun sama bengongnya denganku menyaksikan aksi Dito saat itu, bahkan barangkali degup jantung Axel juga sama tak karuannya juga denganku.

Dito mendekatkan mukanya ke celana Arya, ia menciuminya dengan liar sebelum ia membukanya. Kemudian barulah ia menarik resletingnya perlahan agar terbuka dan tak lama kemudian terlihatlah celana dalam GT-man merah hati yang dipakai Arya saat itu. Dengan hati-hati sekali,Dito memelorotkan celana jeans Arya itu, sampai pemuda itu tak bercelana lagi, hanya mengenakan kemeja yang hampir semua kancingnya sudah membuka dan celana dalam seksi warna merah hati. Pokoknya, Arya sudah benar-benar acak-acakan saat itu, sangat jauh berbeda dengan penampilan sehari-harinya yang selalu tampil trendy, rapi dan modis. Tetapi justru ketika sedang dalam keadaan acak-acakan itulah Arya bahkan tampak lebih macho dan seksi dibandingkan biasanya.

Tanganku pun mulai mengelus-elus dada dan perut Arya yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang menyambung dengan jembut-jembutnya yang tumbuh sampai ke seputar selangkangannya itu, bahkan ada yang tidak tertutup oleh celana dalamnya. Axel pun tak lagi merasa canggung, apalagi dilihatnya aku pun sudah mulai ikut-ikutan terbawa suasana dan mengerayangi tubuh Arya, Axel memilih untuk meraba-raba paha mulus Arya dan menciumi leher Arya.
“Argh, teruskan!” tiba-tiba Arya terbangun tanpa kami sadari, ia langsung mengerang-erang dan menggeliat. Entah ia benar-benar sadar atau masih setengah terbawa alam mimpinya. Yang jelas, Arya mendesah-desah seperti orang yang sedang berada dalam puncak kenikmatan. Kami bertiga pun makin diburu nafsu dan makin menggencarkan aksi kami mengeroyok Arya.

Dito menarik celana dalam Arya dan kemudian kontol Arya pun langsung tegak selepasnya dari dalam sangkar. Dito langsung melumatnya, menghisapnya maju mundur, menggigit-gigit pelan dan memainkan lidahnya di kulup sang pangeran. Kemudian, sesaat ia melepaskan lumatannya, bola mataDito digerakkannya ke atas sambil menggoyang-goyangkan kepalanya, tampangnya persis seperti orang yang mabuk kepayang setelah menenggak sebotol besar tuak cina. Sepertinya nikmat sekali kontol Arya yang panjangnya sekitar 17 cm itu saat kulihatDito sampai seperti itu setelah menghisapnya.

“Gantian dong!” pintaku pada Dito. Dito langsung berpindah posisi, ia duduk di dekat Axel, merebahkan diri dan memeluk tubuh pemuda itu dari belakang dengan erat, Axel pun pasrah saja bahkan ketika Dito melumat lehernya dan melepaskan t-shirt yang dipakainya dengan penuh nafsu. Setelah itu keduanya saling berpagutan, menikmati permainan lidah ular yang dahsyat, apalagi Dito adalah jagonya dalam urusan lumat melumat dan cium-mencium, malah ia bisa melakukan yang lebih dahsyat dari French kiss. Namun tak disangka, Axel ternyata sanggup mengimbanginya, tak kalah seperti orang yang sudah berpengalaman saja.

Arya makin kuat menggelinjang, tampaknya kenyamanan tidurnya terganggu dengan kenyamanan yang jauh lebih nikmat. Sama seperti yang Dito lakukan tadi, aku pun memasukkan kontol Arya ke dalam mulutku, mengulum dan melumatnya dengan sangat liar. Dan tak lama kemudian, Arya pun menyemprotkan sperma kentalnya di dalam mulutku, sensasi asin, hangat bercampur nikmat. Aku pun menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di kontol Arya sampai ludes tak bersisa. Rasanya jauh lebih nikmat dari susu, dan sangat kental.

Setelah puas bermain-main dengan batang kejantanan Arya, aku menanggalkan semua pakaianku sampai bertelanjang bulat dan kemudian menindih badan Arya dan melumat bibirnya, dan tidak kulewatkan setiap bagian dan lekuk-lekuk badan Arya dengan ciuman-ciuman mautku. Yang cukup lama ketika aku melumat bibir dan lehernya, karena menurutku bagian tubuh itulah yang paling seksi dari Arya. Apalagi aroma kelelakian dari keringat yang membasahi tubuh Arya yang makin membuatku bergairah. Arya kemudian membalikkan badanku, menindihnya dan menyerangku dengan ciuman-ciumannya yang juga tak kalah dahsyat.

“Argh!” Aku menggigit bibir bawahku sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika mulut Arya mencaplok kontolku di bawah sana dan kemudian melumatnya. Tidak lama, aku minta posisi 69 pada Arya, karena sebetulnya aku masih belum puas menikmati kontol Arya di mulutku, apalagi kontolnya yang tergolong besar untuk ukuran remaja tujuh belasan itu kini sudah setegak dan sekokoh tower. Mengeras dengan urat-uratnya yang besar-besar itu.

Axel dan Dito ternyata punya keasyikan sendiri, mereka bertempur di atas karpet, bergulung-gulung sambil berpagutan dengan tanpa selembar benang pun yang menempel ditubuh mereka. Axel punya tubuh putih mulus, agak langsing dan memang tidak semacho Dito atau Arya, tapi tetap sangat menggairahkan. Dito mengocok kontol Axel yang panjangnya 15 cm itu sambil sesekali mengulumnya, ternyata Axel mudah sekali ejakulasi, sebentar saja dirangsang, precum-nya sudah keluar dan tidak lama sesudah itu, Axel menyemprotkan lahar putihnya yang juga kental itu ke dalam mulut Dito, bahkan saking banyaknya sampai-sampai Dito tersedak karenanya. Setelah kontol Axel terkulai lemas dan untuk beberapa saat pemuda itu duduk berselonjor di atas karpet, Dito pun berdiri dan menjulurkan kontolnya tepat di depan mulut Axel. Axel pun tak menyia-nyiakannya ketika sosis raksasa berdiameter 3 cm itu disodorkan ke arahnya, sangat menggairahkan. Ia pun mengocok dan melumatnya secara bergantian.

“Argh!”, Dito pun menggeliat-geliat karena nikmatnya. Axel makin buas saja, disepongnya dengan kuat kontol Dito itu, dan sesaat kemudian sperma Dito muncrat ke muka Axel. Dito membungkukkan badannya, ia memeluk leher AXel dan menciumi kepala Axel, Aku berdiri di belakang Dito, sambil memasang kuda-kuda untuk menusukkan kontolku ke dalam lubang anus Dito yang membuka di depanku saat itu. Sementara itu, Arya berjongkok di belakang Axel sambil menciumi punggung pemuda itu, dan kemudian perlahan makin turun dengan gerakan yang makin liar sampai pada akhirnya kontol Axel masuk ke dalam mulutnya. Arya menghisapnya dengan kuat sekuat gairahnya yang sedang berada pada posisi puncak saat itu. Demikianlah yang kami berempat lakukan di dalam kamar berukuran 10 x 8,5 meter persegi itu selama hampir empat jam sampai jam makan malam tiba. Lelucon badut yang berakhir dengan sex party

anak baru tahu rasa

Setelah duduk disebelahnya, aku kemudian merampas handuk Dito dengan tangan kananku, sementara itu tangan kiriku mendekap punggungnya, Dito pikir aku mengajaknya bercanda. Ia mencoba merebut handuknya kembali, tapi tidak dapat, kemudian mukanya ia jatuhkan tepat di atas kontolku, ia tertawa sebentar kemudian tak lama tawanya itu berhenti,Dito tertegun untuk beberapa saat lamanya di bawah sana. Aku tak begitu mempedulikannya, semoga saja ia kagum dengan “barang” kesayanganku yang baru diciumnya itu.

Sementara itu handuk yang kupegang, aku usapkan ke seluruh badannya, mengelap seluruh keringat yang membasahi tubuhnya itu, perlahanDito mengangkat lagi kepalanya. Dito makin memanjakan dirinya, membiarkan aku mengelap seluruh badannya, tak apalah sesekali berlaku seperti seorang pembantu asalkan bisa memperoleh apa yang disebut sebagai kenikmatan itu. Sungguh, aku benar-benar terlena menikmatinya meskipun sikapDito masih tampak begitu dingin saat itu, padahal aku sudah mencoba memberi rangsangan sentuhan ke bagian-bagian sensitif di seputar leher dan dadanya dengan usapan handuk, bahkan semua ilmu pamungkasku dalam bidang usap-mengusap sudah aku keluarkan saat itu.

Setelah cukup lama tertegun, Dito mengangkat kepalanya kembali. Tiba-tiba matanya menatap aneh ke arahku, mungkin saja ia telah terhipnotis oleh kontolku, jadi kupikir tak apalah jika usapanku tak berhasil.

“Mas Ferry nggak pakai CD yah, burungnya lagi berdiri tuh!” bisik Dito di dekat telingaku dan kemudian secara spontan, tangan Dito langsung menjamah dan meremas-remas kontolku, memijit-mijitnya dengan pijatan seks.
Aku memang sedang tidak pakai CD waktu itu, aku terkadang memang tidak memakainya, khususnya jika sedang di berada di rumah atau memakai celana karet gombor seperti yang kupakai saat itu. Kontolku makin tegak saja dengan keperkasaan penuh seperti rudal yang siap meluncur, aku bersyukur karena aku tidak impoten dan dikaruniai kontol yang seksi dan besar yang membuat orang yang memegangnya tidak akan bisa membedakan antara kontol dengan terong bangkok. Aku lantas menurunkan handuk yang kupegang perlahan, Aku merasakan sensasi nikmat yang luar biasa, dengan birahi yang membara.

Aku menggeliat dan mendesah, menggigit-gigit bibir bawahku. Merasakan nikmat tiada tara dengan aksi tangan Dito yang makin liar meremas-remas kemaluanku itu. Aku pun makin mendekatkan kepalanya ke atas dadaku, mengacak-acak rambutnya yang lurus terion itu. Aku mendekati telinganya dan membisikkan kepadanya, apa yang aku inginkan ia perbuat selanjutnya, layaknya seorang guru yang mengajar anak didiknya. Karena saat ituDito tampak masih canggung untuk memelorotkan celanaku dan melihat secara langsung batang kejantananku.

“Hisap dong Dit!” permintaan itu seketika keluar dari mulutku, terdorong oleh nafsu membara yang ada di dadaku saat itu, aku sungguh tak lagi merasa segan pada remaja belasan tahun itu.

Saat itu, aku ibarat sebuah tanggul yang rapuh, yang segera akan patah terbawa aliran badai nafsu. Dito pun beranjak dari tempat duduknya, ia berjongkok di antara kedua selangkanganku, kemudian dibukanya simpul tali celanaku, merenggangkannya, lalu menariknya dengan cepat, saat itu juga kontolku langsung melesak keluar dengan keperkasaannya.

Tanpa babibu lagi, Dito mendaratkan serangan bibirnya yang pertama ke kontolku yang panjangnya 17 cm itu, langsung menghisapnya dengan liar, menyedotnya seperti ketika menikmati orange juice, sesekali ia melepaskan hisapannya, dan menjilati kontolku dengan penuh birahi, birahi seorang remaja 15 tahunan yang baru sekali itu menikmatinya. Dito ingin menanggalkan celanaku seluruhnya, Aku pun menurut saja, membiarkannya bermain dengan sensasinya sendiri.

Aku mengangkat pantatku, mengangkang di depan mukanya, sehingga Dito lebih mudah melepaskan celanaku. Sesudah Dito melepaskan semua celanaku, ia kembali memainkan kontolku, mengocok dan mengulumnya secara bergantian.

“Argh! Terus Dit!” erangku keenakan.
Dito makin mempercepat tempo permainannya, ia bertambah buas saja dan tidak terkendalikan lagi, Dito menghisap kuat kontolku dan kemudian memompanya naik turun keluar masuk mulutnya, untung saja giginya tidak terlalu besar, kalau tidak, pasti kulit kontolku lecet semua bergesekan dengan giginya atau bahkan bisa saja terluka. Ternyata Dito sangat ahli dalam perkara hisap menghisap kontol, langsung jago tanpa perlu diajari.

Aku membungkukkan badanku di atas punggung Dito yang sedang menelungkup di atas seputar kemaluanku, lalu kuciumi seluruh kepala bagian belakangnya, menyibakkan rambutnya dan mengecup ubun-ubunnya, kemudian perlahan turun ke leher, dan ke punggungnya, yang membuat Dito mengerang-erang dengan desahan yang persis aku lihat di blue film. Semula aku pikir Dito terlalu berlebihan kalau meniru film, tapi tak apalah, desahan Dito malah membantu mempertahankan libidoku di puncak yang stabil.

Di tengah-tengah permainan yang seru itu, tiba-tiba spermaku muncrat, menyembur di muka Dito. Aku bermaksud mengelapnya, tetapi Dito malah meraih tanganku, mencengkeramnya erat dan ia malah menjilati dan menghisap jari jemari tanganku, sebelum ia membersihkan spermaku dengan lidahnya.

Sesudah itu, aku mengambil alih kendali, kesabaranku sudah habis untuk melihat seberapa besar dan seksinya kemaluan Dito dan bagaimana menikmatinya lewat sedotan mautku. Aku lantas merebahkan badan Dito yang bongsor di atas barbel set, membiarkannya terlentang di hadapanku seperti yang aku lihat tadi, tentu saja kini Dito tampak lebih seksi dengan hanya memakai celana pendek yang super minim sebagai penutup tubuhnya.

Dito memejamkan matanya, sementara itu kontolnya makin mengembang dan memenuhi celananya yang super ketat itu, sehingga seakan-akan celana itu tidak lagi muat untuk menampungnya. Aku iba melihat kontol Dito yang terjepit di dalam celananya itu, aku rasa sungguh alangkah baiknya jika kulepaskan saja ia dari dalam sangkarnya.

Aku pun langsung menindih badan gempal Dito di atas barbel set itu,
dan mulai menyerangnya dengan ciuman-ciuman mautku ke setiap lekuk tubuhnya sambil tanganku menggerayanginya di sela-sela badan kami yang saling menindih, menjelajah sampai menemukan barang yang aku cari yaitu kontol Dito, kemudian kumasukkan tanganku ke balik celana sport-nya, juga ke balik CD-nya yang terasa licin itu.

Busyet, ketika aku menjamahnya, aku merasa seperti sedang memegang pentungan pak satpam, It is very big size! Aku gesek-gesekkan tanganku ke kontol Dito yang besar dan super seksi itu, lagi-lagi aku beruntung bisa meremas batang kejantanan cowok seganteng Dito. Sesudah itu kuangkat sedikit pantatnya ke atas, dengan posisi tetap menindih tubuhnya, lantas aku pelorotin celana Dito dan sampai ke CD-nya sekalian. Hitung-hitung, biar tidak perlu kerja dua kali. Kemudian aku daratkan ciuman-ciuman pipinya dan seluruh mukanya yang bersih dan imut itu sambil sesekali mengecup lehernya, kedua puting susunya secara bergantian, perutnya, sekeliling pusarnya, dan wouw..batang Dito pas di depan mataku sekarang. Ternyata ukurannya lebih besar dari yang aku duga, sekitar 16 cm/3 cm.

Aku menelan air liurku begitu memandangnya, Aku pun langsung menghampirinya dengan bibirku, membiarkan batang kejantanan Dito itu tenggelam di dalam kulumanku untuk beberapa lama, dengan sensasi hisapan yang liar, sesekali aku menjilat ujung penisnya yang coklat mengkilat itu, menjilatnya sampai ke lubang kencingnya.

“Argh! jangan disana mas, perih!” seru Dito sambil kemudian menggigit bibir bawahnya begitu lidahku menjilat-jilat di sekitar lubang kontolnya itu.
Cukup lama juga aku memainkan kontol Dito, dan ia pun makin menggelinjang keenakan sampai-sampai barbel set yang dijadikan alas rebahannya hampir saja roboh, sekalipun bobotnya berat. Aku pun kemudian berdiri, kutarik lengan Dito dan dan mengajaknya meneruskan di floor. Aku membaringkan tubuh Dito yang berkeringat itu di atas karpet merah, aku tindih lagi, Tetapi Dito lebih cepat menyerangku dengan ciuman-ciumannya yang makin mengganas ke bibirku yang sama sensualnya dengan bibirnya.

Kami bergumul di lantai sekian lama, berganti-ganti posisi, kadang aku di atas, kadang Dito yang di atas, menindih tubuhku dengan tubuhnya yang agak berat. Hampir sejaman kami bergumul di atas lantai dan saling mencumbu, dan selama itu Dito cukup perkasa bisa menahan spermanya supaya tidak keluar, barulah saat di detik-detik terakhir ia mengeluarkan lahan putihnya, empat semprotan sekali muncrat, kental dan nikmat. Padahal, selama itu aku sudah ejakulasi sebanyak tiga kali. Aku menjilat habis sperma yang tumpah ruah di atas perut Dito itu, aku tidak mau menyia-nyiakannya, jika harus menunggu muncratan yang kedua, paling tidak aku harus menunggu sekitar sejaman lagi.

“Ah, nikmatnya!” gumamku begitu melakukan jilatan terakhir sperma Dito. Bahkan yang masih menempel di ujung kontolnya pun, tak tersisa juga oleh jilatanku. Dito pun seketika itu juga langsung lemas, kontolnya terkulai kelelahan. Dito masih saja telentang di bawah badanku, nafasnya tersengal-sengal dan jantungnya berdegup kencang.

Kemudian aku memutar posisi menjadi posisi 69. Ku hisap lagi kontol Dito sambil sesekali diselingi kocokan, pokoknya semua cara yang bisa aku lakukan agar kontol Dito tegak lagi. Sementara itu, Dito yang masih aku tindih juga melakukan hal yang sama, setelah rasa capainya berangsur-angsur pulih. Dito menjilati kontolku yang menggantung tepat di atas bibirnya, sesekali Dito mengangkat sedikit kepalanya untuk meraih dan menjilat buah pelirku juga sambil tangannya berpegangan pada punggung atau pahaku. Kami berdua sudah sama-sama basah dengan keringat bercampur sperma, paha Dito yang licin dengan keringat malah menambah gairah seksualku, belum lagi ujung-ujung jembutnya yang basah seperti ketetesan embun itu. Aku menjilatinya dan sesekali kuhisap selangkangan Dito dari keringatnya yang berasa asin dan horny itu.

Kuciumi kedua belahan selangkangannya yang membuat Dito kegelian dan menggelinjang, berputar-putar menggeser badannya di atas karpet. Kemudian dia berhenti berputar, mengangkat kepalanya, dan, “Aouw!” tiba-tiba saja Dito melumat kontolku dengan agak kuat di bawah sana, Aku pun menjerit dengan sedikit tertahan. Bukan karena kesakitan, tetapi karena Dito begitu mendadak melakukannya, ia meneruskannya dengan mengulum buah pelirku. Setelah itu, kontolku diempotnya naik turun, dijilatnya seperti es krim vanila.

menjelang pesta

Mas Randy berbaring di belakang Thomas. Kaki kirinya terangkat ke atas menekuk sejajar dengan kaki Thomas yang dipeganginya dengan tangan kirinya. Pantatnya bergerak-gerak cepat maju mundur. Kontolnya yang besar dan mengkilat karena basah, keluar masuk lobang pantat Thomas yang sempit. Keduanya mengerang-erang dan meracau tertahan. Mungkin takut suara erangan mereka terdengar keluar. Kalo kedengaran emang bahaya. Soalnya isi rumah kan lagi rame.
“Mas Randyhhh oohhh.. Mashhhh enjot yang kerasshh Mashhh…,” kata Thomas.
“Iyah Thomasshhh hehhh heehhhh… rasakan inihh…,”
“Ohhhh… enak banget Masshhh… ohhh…. Mas Randyhh doyan yahhh sama pantat Thomashhsshhhh.. ahhh… ahhh.. doyan yahh..?”
“Doyan banget Thomasshhh.. doyan bangethhh…Mas Randyhh mau entotin Thomasshh tiap hari dehh.. ohhhh..,”
“Ohhhh…ohhh… terus Mbak Taniahh ssshhhh gimanahh ? Ssshhh..,”
“Mbak Taniah kalo malem.. ohhh… Thomashhh siang-sianghhhssss..,”
“Thomasshhh pengennyahh malemmm shhh..,”
“Iya Thomas malem jugah ahh ahhh ahhh, kalo Mbak Taniah udah tidur ah ah ah,”
Andre jadi terangsang dengar percakapan dan lihat pergumulan mesum kakak dan sepupunya itu. sama seperti ketika ia pertama kali melihat pergumulan cabul itu. Resleting celana panjang hitamnya diturunkan. Dikeluarkannya kontolnya dari balik celana dalam putihnya. Kontol itu digenggamnya dan dikocok-kocok perlahan.
“Mashhhh ohhhh Masshhhhh……kontol Mas Randyhh gede bangethhhh ohhhh jembutnya juga lebathhh shhhh..shhh… Thomas suka bangethhh sshhh..,”
“Kontol Thomassshhh juga Mas Randyhh sukahhh..ssshh ahhh ahhh ahhh,”
“Tapihhh ahhh shhhh kan masih kecilll sshhhh dan jembutnya tipisshhhh….,”
“Entar kan gedeh sshhh..shhhh..ahhh ahhhh ahhhh ahhhh,”
“Kontol Thomasshhh enakhh Mashh? Ahhhh… ahhh… ahhhh..,”
“Enak banget hhhhhhaahhh.. ahhh….ssshhhh… apalagihhh… ahhh… kalo udahhh sshhhh gedehhh.. ahhh…a ahhh…,”
“Oooohhh Mashhhh…Mashhhhh kerashhh Mashhh.. lebih kerassshhhhh.. ohhhh..,”
Suara hentakan pantat Mas Randy semakin keras terdengar oleh Andre. Begitu juga nafas mereka berdua yang mendengus-dengus tertahan dengan keras. ABG ganteng ini jadi semakin terangsang. Kocokan tangan dikontolnya semakin cepat.
Kembali ke dalam kamar. Thomas tiba-tiba melepaskan kontol Mas Randy dari lobang pantatnya. “Kenapa Thomashhh? Ada apahh?” tanya Mas Randy bingung.
“Shhh… entot Thomas sambil berdiri Mas. Gendong Thomas ya Mas? Thomas pengen dientot sambil digendong Mas Randy. Kayak dulu Mas Randy sering gendong Thomas,” kata bocah ABG itu tersenyum sayang pada kakak sepupunya yang ganteng dan jantan.
“Thomas makin pinter ya. Sampe punya ide begitu. Ya udah sini Mas gendong,” sahut Mas Randy sambil tersenyum juga. Ia segera berdiri dan siap menggendong adik sepupunya yang langsing namun cukup atletis itu.
Dari tempatnya mengintip, Andre bisa melihat Thomas melingkarkan lengannya ke leher kakaknya. Wajah mereka beradu rapat. Bibir mereka menempel, berciuman. Telapak tangan Mas Randy memegang buah pantat Thomas yang putih kemerahan. Buah pantat itu diturunkannya pelan-pelan ke bawah. Kontol Mas Randy masuk sedikit demi sedikit ke lobang pantat Thomas yang terkuak. Membentuk bulatan berwarna kemerahan.
“Ohhhhhhhhh… Mashhhhhhhhhhh………….,” erang Thomas seiring kontol Mas Randy menembus lobang pantatnya.
Setelah kontol itu masuk semua dalam lobang pantat Thomas, hingga jembut Mas Randy yang lebat menempel di buah pantat Thomas, dimulailah persenggamaan kembali. Tangan Mas Randy menggerakkan buah pantat Thomas naik turun sambil pantatnya juga bergerak-gerak perlahan. Kontol Mas Randy bergerak keluar masuk lobang pantat sepupunya itu.
Andre semakin terangsang melihat posisi kakaknya dan sepupunya itu. gerakan pantat dan tangan Mas Randy semakin cepat. Dengusan nafas mereka semakin cepat dan keras terdengar. Andre tak pernah melihat kakaknya itu mengentoti Mbak Tania seliar ini. Apa yang pernah dilihatnya dilakukan oleh Mas Randy saat mengentot Mbak Tania di kamar itu tak lebih dari sekadar saling menindih dan menggerakkan pantat saja. Hingga sperma Mas Randy menyembur di memek Mbak Tania. Gak lebih.
Tapi Mas Randy mengentot Thomas begitu berbeda. Kakaknya itu kelihatan sangat bernafsu. Ia sangat menikmati sekali bersenggama dengan sepupu mereka yang ganteng itu.
Andre tak tahan lagi menahan orgasmenya. Apa yang dilihatnya sangat menggairahkan buatnya. Kontolnya segera menyemburkan sperma. Menempel di dinding dan sedikit di jas hitamnya. “Hohhh…hohhh…hohhhh…,” dengus nafas Andre saat orgasmenya datang. Matanya terpejam. Mulutnya menganga. Tubuhnya keringatan.
Sementara di dalam kamar, persetubuhan masih terus berlangsung. Mas Randy rupanya ingin menyetubuhi Thomas lebih intens lagi. Tubuh Thomas kini dirapatkannya ke dinding. Punggung Thomas menekan di dinding itu. Dengan begitu Mas Randy dapat menyodok lobang pantat Thomas semakin cepat dan keras. Nafas Mas Randy terengah-engah saat menggenjot pantatnya dengan cepat dan keras.
“Ohh.. ohhh…ohhh…ohhh…ohhh… Thomasshhhhh..Masshhh Randyhhh samapaihhh…ahhh…ahhh..,” erang Mas Randy tertahan. Pantatnya mengehntak keras menekan kontolnya dalam-dalam ke lobang pantat Thomas. Tubuhnya bergetar. Pantatnya mengempot. Spermanya menyembur dalam lobang pantat Thomas. Andre yang masih tetap mengintip, melihat pantat kakaknya itu mengkilap karena keringat. Mulut Mas Randy melumat bibir Thomas dengan buas. Setelah beberapa saat berciman keduanya tertawa kesenangan. Puas dengan persetubuhan yang baru saja mereka lakukan.
Lalu Mas Randy menggendong tubuh Thomas ke atas ranjang. Membaringkannya disana, bersisian dengannya yang juga berbaring telentang dengan nafas terengah-engah. Mereka tetap saling emmandang dan tertawa-tawa. Thomas mengangkat kedua pahanya ke atas. Dia sibuk emmeriksa lobang pantatnya yang belepotan sperma Mas Randy. Dengan jari-jarinya dilumurinya sperma Mas Randy merata ke seluruh pantatnya, juga ke buah pelir dan batang kontolnya. Daerah yang dilumurinya sperma itu terlihat mengkilap jadinya.
“Mas Randy, Thomas masih sempat gak buat ngentotin Mas Randy sekarang?’ tanyanya. Mas Randy melihat jam tangannya.
“Masih dong Thomas. Baru jam setengah sembilan kok. Mau dimulai sekarang?” tanya Mas Randy.
“Kalo Mas Randy ngijinin,” katanya.
“Diplomatis banget sih ngejawabnya,” Mas Randy tertawa. “Mau gaya apa? Dimulain aja sekarang. kalau liat-liatan terus, entar waktunya habis,” kata Mas Randy.
Thomas berpikir sejenak. Memikirkan model persenggamaan yang akan dilakukannya bersama Mas Randy. Andre yang sedang mengintip jadi gak sabaran. “Ngapain sih Thomas mikir gitu aja lama,” gerutunya.
“Thomas pengen Mas Randy ngerokok sambil dientotin ama Thomas?”
“Haa?” Mas Randy terkejut. “Kok gitu sih?”
“Iya, pengennya gitu. Ayo dong Mas,” kata Thomas dengan kekakanakan.
“Dasar deh. Thomas kebanyakan nonton bokep ya. Samapai fantasinya sejauh itu,” sahut Mas Randy. Tapi tak urung dilakukannya juga kemauan adik sepupunya itu. Mas Randy memang perokok. Segera dinyalakannya rokok dan diselipkannya di bibirnya yang tipis. “Trus gimana nih?” tanya Mas Randy. Andre sudah tak sabar pengen ngelihat model entotan versi Thomas ini.
“Mas Randy duduk di kursi situ,” katanya. Mas Randy kemudian duduk di kursi yang ada di kamarnya. Thomas melebarkan kedua paha Mas Randy ke kiri dan ke kanan, diatas pegangan kursi itu. Paha Mas Randy jadi mengangkang lebar. Belahan pantatnya jadi terkuak lebar. Mempertontonkan lobang pantatnya yang berbulu, menantang birahi Thomas. Mas Randy menghisap rokoknya dalam-dalam. Kemudian meniupkan asapnya yang tebal ke wajah ganteng Thomas.
Thomas langsung mencium bibir Mas Randy. Berbagi sisa asap yang masih mengepil dari mulut kakak sepupunya yang ganteng itu. kemudian dia menatap belahan pantat Mas Randy yang menganga. Dalam pandangannya belahan pantat Mas Randy jadi begitu indah.
Sekejap kemudian wajahnya sudah bersarang di belahan pantat itu. menjilat-jilat dan menyeruput lobang pantat itu dengan buas.
“Hsssshhhhhh… Mas Randyyhhhh… Thomas suka banget dengan lobang pantat Mas inihhh sshhhhh…..sruppp..,” katanya sambil terus bekerja keras mengerjai lobang pantat Mas Randy. Andre yang mengintip, kembali bangkit birahinya melihat aski sepupunya itu. Tangannya kembali mengocok kontolnya.
Mas Randy terus merokok sambil merem melek keenakan dikerjai Thomas. Kontolnya berdiri tegak ke atas. Ia terpaksa mengangkat jasnya ke atas agar tak kena dengan kontolnya sendiri. Ia kuatir precumnya akan menodai jas pengantinnya itu.
Setelah beberapa menit Thomas merasa cukup mengerjai lobang pantat Mas Randy. Ia kemudian berdiri di hadapam kakak sepupunya yang terus merokok.
“Bagi rokoknya dong Mas,” kata Thomas.
“Ehhh.. anak kecil mau merokok. Gak boleh. Yang boleh Thomas isep cuman rokok Mas Randy ini aja,” katanya sambil mengacung-ngacungkan kontol besarnya yang tegak. Thomas tertawa lucu mendengar kata-kata Mas Randy. Mulutnya mencium lagi bibir Mas Randy. Sekaligus menghirup asap rokok dari mulutnya.
Kemudian ia menekuk kakinya sedikit. Kontolnya diarahkannya ke lobang pantat Mas Randy. Kontol itu kemudian amblas ke dalam lobang pantat Mas Randy membuat pria yang akan segera menikah ini mengerang tertahan.
Thomas mulai menggenjot pantatnya maju mundur. Kontolnya keluar masuk lobang pantat Mas Randy. Sementara di luar kocokan kontol Andre mulai bertambah cepat. Ia mendesah-desah keenakan.
Pantat Thomas pun bergerak semakin cepat. Ia melenguh-lenguh keenakan. Mas Randy mengerang-erang sambil mengisap rokoknya dalam-dalam. Akhirnya entotan Thomas mencapai akhir juga. pantatnya bergerak sangat cepat dan menghentak-hentak beberapa kali untuk kemudian terhenti mendadadak. Pantatnya itu menekan kuat ke selangkangan Mas Randy. Spermanyapun menyembur deras membasahi seluruh lorong lobang pantat Mas Randy.
“Mas Randy mau dikeluarin sekali lagi?” tanya Thomas lirih. Wajahnya merah bersimbah keringat.
“Iya.. iya…ahh..,” kata Mas Randy. Meski merasa tubuhnya lemas, Thomas segera mengocok kontol kakak sepupunya itu dengan tangan kanannya. Kontolnya masih tetap bersarang dalam lobang pantat Mas Randy. Nafas Mas Randy tersengal-sengal. Asap rokok menghembus cepat dari mulut dan hidungnya.
Andrepun mengocok kontolnya semakin cepat. Orgasmenya akan datang sekali lagi.
“Ohhhhh…ohhhhh….ohhhh….oohhhhh…..yahhh….Thomasssshhhhhhhhh…ahhhhhhh..,” erang Mas Randy panjang. Suaranya ditahannya sekuat tenaga. Tubuhnya kelojotan. Thomas segera menundukkan kepalanya. Tubuhnya membungkuk. Andre tak percaya Thomas bisa membungkuk seperti itu. padahal kontolnya masih tertanam di lobang pantat Mnas Randy. Menunduknya Thomas ini untuk memasukkan kepala kontol Mas Randy dalam mulutnya. Ia tahu kakak sepupunya itu akan segera orgasme. Kalu ia tak menutup kepala kontol itu dengan mulutnya, maka sperma Mas Randy akan menyembur ke atas dan membasahi jas hitam mereka.
Sperma Mas Randy menyemprot deras di dalam mulut Thomas. Sepupunya yang masih ABG itu berusaha sebisanya menelan seluruh sperma itu. Namun karena sperma yang muncrat terlalu banyak, Thomas tak bisa menelan seluruhnya. Sebagian meleleh keluar dari mulut Thomas, mengalir turun dari batang kontol Mas Randy ke bawah, membasahi jembutnya yang hitam dan lebat.
Di luar Andrepun orgasme kembali. Spermanya kembali membasahi dinding yang ada didepannya. Menambahi jumlah sperma miliknya yang tadi juga sudah menempel disitu.
Setelah memastikan orgasme Mas Randy usai, Thomas melepaskan mulutnya dari kakak sepupunya itu. keduanya kemudian saling memandang dan tersenyum. Untuk kemudian tertawa dengan wajah masih memerah dan bersimbah keringat.
“Sssshhhhh…enak banget Thomasshhh..,” kata Mas Randy sambil menghembuskan asap rokok terakhirnya. Puntung rokoknya dibuangnya ke asbak rokok yang tadi diletakkannya di bawah kursi. “Kamu makin pinter aja Thomasshh,” katanya mencubit pipi asik sepupunya itu.

seks volly ball

Adriansyah namanya, tepatnya Teuku Adriansyah. Mahasiswa teknik mesin semester V, asal Aceh. Adriansyah ini adalah ketua club volly. Anaknya bener-bener jago maen volly. Bila dia turun main membela kampus maka penonton akan bersorak-soari mendukungnya. Apalagi cewek-cewek. Selain menikmati permainannya yang oke, cewek-cewek ini juga sekaligus menikmati keindahan fisiknya. Wajahnya ganteng ditopang tubuh bertinggi berat 178 cm dan 65 kg. Siapa yang gak ngiler liatnya. “Hari ini kita mengadakan serangkaian tes. Bisa jadi kalian diterima seluruhnya. Namun bukan tidak mungkin satupun dari kalian tidak ada yang diterima. Kami hanya merekrut mereka-mereka yang benar-benar berkualitas, patuh pada aturan club, dan loyal melaksanakan perintah senior, demikian Adriansyah mengawali arahannya. Sepuluh calon anggota baru manggut-manggut. Adriansyah menyambung lagi kata-katanya,”Tes pertama adalah wawancara sekaligus tes kemampuan fisik. Disini para interviewer akan meneliti secara komprehensif kesungguhan dan motivasi kalian bergabung di club. Selain itu juga untuk mengorek informasi pengalaman yang kalian miliki di bidang olah raga khususnya volly. Karena itu seperti yang diumumkan dalam selebaran pengumuman, apabila kalian memiliki piagam, sertifikat penghargaan berkaitan dengan kegiatan olah raga silakan diperlihatkan pada interviewer nanti. Selain itu pewawancara juga akan mengetes fisik kalian. Silakan tunjukkan kemampuan fisik kalian yang prima. Tes wawancara dan fisik ini akan berakhir siang nanti menjelang makan siang. Setelah makan siang dan istirahat tes akan dilanjutkan dengan kemampuan bermain volly hingga selesai. Barangkali itu aja, ada yang pengen bertanya?” tanya Adriansyah. Semua diam. “Baiklah kalo gitu. Karena enggak ada yang ngajuin pertanyaan, maka kita mulai saja tes wawancara dan fisik. Masing-masing kalian akan dibawa oleh dua orang senior ke tempat wawancara yang tempatnya ditentukan oleh senior itu sendiri. Dimanapun tempatnya kalian tidak boleh protes. Meskipun di toilet sekalipun. Semua pertanyaan harus dijawab, semua perintah senior harus dilaksanakan dengan patuh dan tanpa protes. Ini perlu saya tekankan sekali lagi. Hasil tes wawancara dan fisik sangat menentukan lulus tidaknya kalian nanti,” Adriansyah mengakhiri arahannya. Ini sih namanya plonco dibungkus rekrutmen, batin Indra. Tapi dia cuek aja. Itung-itung latihan mental dan fisik, katanya dalam hati. Satu persatu calon peserta dibawa oleh dua orang senior ke tempat wawancara. Beneran, ada juga yang dibawa ke toilet wanita, hehehe. Akhirnya tiba giliran Indra. Yang membawanya adalah Adriansyah dan seorang senior berkulit hitam. Daniel Marantika namanya. Meski hitam orangnya ganteng banget. Hidungnya mancung, rahangnya kukuh dan tubuhnya kekar sekali. Daniel ini adalah kapten tim volly kampus saat ini. Indra merasa bangga karena yang mewawancarainya adalah sua orang yang sama-sama punya nama di club. Indra mengikuti langkah Adriansyah dan Daniel yang membawanya meninggalkan lapangan. Mereka membawanya ke salah satu ruang ganti yang banyak terdapat dipinggir lapangan. Ruang ganti itu tidak terlalu besar ukurannya. Hanya sekitar lebih kurang 3 x 3 meter persegi. Biasanya digunakan untuk tempat ganti pakaian empat sampai lima orang. Adriansyah dan Daniel mempersilakan Indra memasuki ruangan. Didalam sudah disediakan tiga kursi lipat disusun berhadapan. Indra dipersilakan duduk menghadap kedua senior itu. Sebelum memulai wawancara Indra melihat Daniel mengunci pintu ruang ganti dan mengantongi kunci itu di saku celana pendeknya. “Nama?” tanya Adriansyah mengawali wawancara. “Indra,” jawab Indra singkat. “Nama lengkap dong,” sela Daniel. “Muhammad Indra Ramadhan,” jawab Indra lagi. “Hmmm… nama yang bagus,” Adriansyah manggut-manggut, “Turunan Arab ya?” sambungnya. “Iya,” jawab Indra sambil mikir kok mesti nanya-nanya SARA sih. “Asal?” “Palembang,” “Disini tinggal sama siapa?” “Kos,” “Dimana?” “Dago,” Bergantian Adriansyah dan Daniel mengajukan pertanyaan. “Mmm udah punya cewek?” ini Daniel yang nanya. Lho, kok nanya yang beginian sih? Batin Indra. Aneh. Gak nyambung sama urusan volly. Tapi karena ingat arahan Adriansyah di lapangan tadi segala pertanyaan harus dijawab tanpa protes, maka dijawab juga pertanyaan itu oleh Indra. “Udah a’,” “Cool, dimana ceweknya sekarang?” “Di Palembang a’ dia gak lulus SPMB kemaren,” “Pacaran jarak jauh nih ceritanya. Punya labaan dong disini,” kata Adriansyah tersenyum nakal. Waduh, kok makin ngawur pertanyaannya. “Kok pertanyaannya gak soal volly a’,” tanya Indra. “Tadi kamu dengar arahan kan. Semua pertanyaan harus dijawab. Kita berdua bebas nanyain apa aja dan kamu gak boleh protes. Kalo gitu wawancaranya dihentikan aja, kamu boleh pulang,” ancam Daniel. Indra jadi serba salah. “Bukan gitu a’. Sorry kalo gitu. Apa tadi pertanyaannya? O iya labaan ya.. mmm…. ada sih. Namanya juga laki-laki a’, hehehe,” Indra nyengir grogi. Adriansyah dan daniel menatap tajam padanya. Indra makin grogi jadinya. “Pernah ngesex dong. Sering mungkin,” tanya Daniel dingin. “Ernggg… pernah a’. Aa’ berdua juga pernah kan, hehe,” Indra coba mencairkan suasana. Tapi percuma. “Yang ditanya kamu, bukan kami. Jadi gak usah bertanya soal kami,” Adriansyah berkata sama dinginnya seperti Daniel. “Pernah apa enggak?” “Pernah a’,” Indra makin grogi. “Sama dua-duanya?” tanya Daniel. “Iya,” “Berapa kali seminggu?” “Bisa empat sampai lima kali a’,” “Nafsu gede kamu ya,” “Gak juga a’,” “Kebanyakan ngesex gak loyo badan kamu? Bisa ganggu aktifitas olah raga dong,” tanya Adriansyah. Nah ini pertanyaan udah mulai ke masalahnya, fikir Indra. Semangat Indra menjawab. “Enggak lah a’. Malah semakin semangat. Yang penting stamina tetap dijaga. Saya selalu makan makanan yang bergizi dan minum susu,” “Hmmm… gitu ya,” “Iya a’,” “Gak takut pacar dan labaan kamu hamil?” tanya Daniel. Pertanyaannya kok balik-balik ke soal sex lagi sih? Fikir Indra. Tapi dia tak mau protes lagi. “Enggak a’. Kan ngesexnya tembak luar,” “Tembak luar?” “Ejakulasinya dilakukan diluar a’,” “Kurang jelas,” kata Daniel. Gimana sih? Udah segede ini masak mereka berdua gak ngerti, batin Indra. Percuma ganteng-ganteng dan body gede kayak gini kalo gak pernah ngesex. Masak gak ngerti tembak luar. Ada-ada aja. Kata Indra dalam hati. “Maksudnya gini a’, kalau sperma udah mau nyembur maka penis dicabut dari vagina. Terus spermanya disemburin di luar,” “Mmmm… disemburin dimana spermanya?” tanya Adriansyah cuek. Astaga! “Ya terserah a’. Bisa di perut. Di dada, di muka, terserah,” “Mmm gitu ya,” “Iya a’. Aa’ berdua belon pernah ya?” “Kok nanyain kita berdua?” “O iya a’. Lupa,” “Waktu dikeluarin di luar, penisnya dikocok-kocok sendiri dong,” “Ya iya dong a’,” “Sama dengan coli dong kalo gitu,” “Gak dong a’. Kalo ini kan sempat dimasukin vagina. Kalo coli kan enggak. Pake tangan doang,” “Kurangs eru ya Niel,” kata Adriansyah pada Daniel. “Iya. Tembak dalam baru asik,” “Aa’ berdua suka tembak dalam ya. Gak kuatir entar hamil?” “Ngapain takut hamil, kita tau caranya supaya gak hamil kok,” “Pake kondom ya a’,” “Buang-buang duit pake kondom,” “Hitung kalender ya,” “Kayak akuntan aja pake hitung-hitungan,” “Aa’ berdua ikutan vasektomi ya, maaf lo a’,” “Enak aja. Sialan lo,” Indra nyengir. “Abis gimana dong?” “Mau tau caranya?” “Boleh a’,” “Sabar ya. Entar pasti dikasih tau. Sekarang lanjutin wawancara aja dulu,” “Yaa…,” Indra mulai penasaran. Anak satu ini emang gila sex. Jadi kalo udah dipancing bicara soal itu maka dia akan semangat banget. “Penasaran ya,” “Iya..,” “Hehehe. Sabar ya Indra. Eh, ngomong-ngomong kamu punya penyakit dalam gak?” “Penyakit dalam? Gak ada a’. Saya sehat luar dalam,” “Korengan gak lo,” “Aa’ ada-ada aja,” “Bawa surat keterangan dokter?” “Gak ada a’. Kan gak ada disuruh bawa. Saya cuman bawa piagam dan sertifikat prestasi olah raga doang,” “Kamu harusnya kreatif dong. Meski gak disuruh, harusnya bawa. Soalnya kan itu bukti otentik mengenai keterangan kamu sehat atau enggak. Siapa tau diperlukan. Ternyata sekarang diperlukan kan?” kata Adriansyah. “Trus gimana dong a’?” “Kamu harus buktiin dong kalo kamu emang bener sehat luar dalam,” “Aa’ bisa liat kan tubuh saya gak ada koreng atau sejenisnya. Aa’ liat deh,” Indra mengangkat kaosnya ke atas menunjukkan perut dan dadanya yang putih bersih. Juga mengangkat celananya menunjukkan pahanya yang berotot itu benar-benar putih bersih. Gak ada bekas koreng. Adrianysah dan Daniel serius memandangi. “Itu kan luarnya doang, dalemnya gimana. Kita harus mastiin kamu itu emang sehat luar dalem. Kalo enggak kita gak bisa ngelulusin,” Daniel ngomong berwibawa. Indra mengkeret. Ia gak mau gak lulus seleksi hanya karena hal sepele doang. “Kalo gitu nanti saya urus surat keterangannya a’,” “Kita perlunya sekaranga,” “Saya benar-benar gak ngerti harus gimana a’. Sekarang terserah aa’ berdua aja gimana caranya,” “Kalo kita periksa mau? Gini-gini kita pernah jadi anggota PMR, jadi ngerti kesehatan tubuh manusia,” terang Adriansyah. “Terserah aa’ aja,” Indra pasrah. “Oke kalo gitu. Bawa steteskop Niel?” “Bawa dong. Ada di tas,” Daniel beringsut mengambil steteskop ditas ransel yang dibawanya. Indra bingung anak teknik kok bawa-bawa steteskop, kayak dokter aja, fikirnya. “Kenapa? Bingung ngelihat Daniel bawa ginian. Ini namanya mengantisipasi orang-orang kayak kamu,” terang Adriansyah menjawab tanda tanya Indra. Jawaban ini membuat Indra nyengir malu, Adriansyah ternyata bisa menebak fikirannya. “Sekarang buka baju biar diperiksa kesehatan kamu,” kata Adriansyah. “Berdiri disitu,” Indra berdiri lalu melepaskan kaosnya. Kemudian tegak menunggu. “Celananya juga,” kata Daniel. “Celana?” Indra meyakinkan. Ia memandang Daniel dan Adriansyah bergantian. “Iya celananya juga. Celana dalam juga. Sepatu ama kaos kaki enggak usah,” sahut Adriansyah. “Telanjang maksudnya?” “Yup,” “Buat apa?” “Siapa tau elo ambeyen,” “Enggaklah a’. Saya gak ambeyen,” “Makanya buka semua. Kalo emang gak ambeyen ngapain takut,” “Bukan takut.. tapi…,” “Malu? Ada-ada aja. Sama-sama cowok juga kok mesti malu. Atau kami perlu telanjang juga sekalian supaya kamu enggak malu?” “Enggak usah a’,” Indra segera melepaskan seluruh pakaiannya. Kini tubuhnya yang kekar telanjang bulat dihadapan Adriansyah dan Daniel. “Suka fitness ya Ndra?” tanya Daniel. “Rutin a’. Seminggu dua kali,” “Pantes. Renang juga ya?” “Iya,” “Otot lengan, dada, dan perut kamu terbentuk bagus jadinya,” kata Adriansyah. Dengan santai ia meremas otot-otot Indra, membuat cowok ini merasa risih. Adriansyah menempelkan steteskop di dada bidang Indra. Ia mendengarkan dengan serius degup jantung pemuda itu. Berdiri telanjang dihadapan dua cowok seperti itu membuat Indra deg-degan. Jantungnya berdegup kencang. “Kok degupannya keras banget Ndra. Jangan gugup dong,” kata Adriansyah. Indra nyengir. Stetoskop berpindah-pindah tempat. Dari dada kiri ke kanan. Ke perut dan sebagainya. Indra bingung kok meriksanya begitu sih? Fikirnya. Adriansyah mengehentikan pemeriksaan steteskopnya. “Ada yang perlu diperiksa lagi Niel?” tanyanya. Daniel mengangguk, ia berdiri di belakang Indra. Jemarinya mengelus punggung pemuda itu. Kemudian turun kebawah ke pinggang dan buah pantat Indra. “Kamu bungkuk deh. Nungging,” kata Daniel. “Untuk apa a’?” “Saya mau mastiin kamu ambeyen atau enggak?” jawab Daniel. Indra akhirnya nurut. Ia membungkukkan badan dan melebarkan pahanya. Daniel jongkok di belakang Indra. Membuka buah pantat Indra dengan santai. Indra menunggu apa yang dilakukan Daniel. Ia jadi inget ketika ikutan tes masuk SMU Taruna Nusantara. Dulu diapun diginiin untuk tes pemeriksaan ambeyen. Jemari Daniel tiba-tiba menyusup ke celah pantatnya. Indra memejamkan matanya. Rasanya perih. “Seret Ndri, tolong ambilin baby oil itu deh,” kata Daniel. Akhirnya Indra tahu apa guna baby oil yang sejak tadi diletakkan dekat tempat duduk Adriansyah dan Daniel. Adriansyah segera melemparkan botol baby oil itu pada Daniel. Cowok Ambon itu segera melumuri jari tengahnya dengan cairan baby oil itu. Kemudian jari itu dimasukkannya lagi ke celah lobang pantat Indra. Jari itu menusuk ke dalam. Indra membiarkan saja. Namun apa yang dilakukan Daniel kemudian membuat Indra terhenyak. Jari tengah Daniel bergerak-gerak, mengaduk-aduk lobang pantatnya. Indra merinding. Rasanya geli-geli enak. Jari tengah Daniel bergerak maju mundur di celah lobang pantat Indra. Menimbulkan gesekan yang membuat Indra keenakan. Ia memejamkan matanya. Bibir bawahnya digigitnya. “Kenapa Ndra? Enak ya?” tiba-tiba Adriansyah sudah berbisik di telinganya. Bibir cowok ganteng itu dirasakannya menyentuh daun telinganya. “He eh,” Indra menyahut lirih. Wajahnya merah. Ia ketangkap basah menikmati sodokan jari Daniel itu. “Pemeriksaannya udah selesai, kamu bebas ambeyen Ndra. Jarinya mau dikeluarin atau tetap didalam aja?” tanya Daniel dari belakang. “Biarin didalem aja a’,” kata Indra pelan. “Ya udah kalo gitu,” Daniel melanjutkan sodokan jarinya. Keluar masuk lobang pantat Indra. Sensasi yang ditimbulkan membuat Indra terangsang. Tanpa disadarinya kontolnya membesar. “Kontol kamu kok ngaceng sih Ndra?” tanya Adriansyah. Tiba-tiba tangannya sudah menggenggam kontol Indra yang gemuk dan panjang. Tangan itu licin. Rupanya Adriansyah melumuri tangannya dengan baby oil. Perlahan tangan Adriansyah meremas-remas lembut batang kontol Indra. “Ahhhhh…,” tanpa sadar Indra mengerang. Tangan Adriansyah semakin nakal. Kini mulai bergerak seperti mengocok dengan lembut. “Enak Ndra?” tanya Adriansyah lagi. “He eh,” “Mau yang lebih enak Ndra?” tanya Daniel. “Mau a’. Mau,” seminggu tak ngentot dengan Dini membuat Indra tak bisa menguasai nafsunya. Ia membiarkan saja dua laki-laki tampan dan jantan itu mengerjai daerah sekitar selangkangannya. Mulut Daniel dirasakan Indra menyentuh kulit buah pantatnya. Sesaat kemudian dari mulut itu keluar lidah Daniel. Lidah itu mulai melakukan jilatan-jilatan di sekitar pantat Indra. “Ahhhhh…,” Indra kembali mengerang. Matanya dipejamkannnya kuat-kuat. Tanpa disadarinya Adriansyah rupanya sudah jongkok dihadapannya. Tiba-tiba Indra merasakan kepala kontolnya dikulum. Seperti kuluman Reny atau Dini. Indra menggeliat. Rasanya kepalanya ringan. Tubuhnya seperti melayang. Ia sangat keenakan merasakan kuluman dan jilatan di daerah vitalnya. Lidah Daniel menyapu celah pantat, hingga buah pelernya yang menggantung. Sementara mulut Adriansyah mengulum kepala kontolnya sambil menyapukan lidahnya di dalam mulut. Indra mengerang. Sekian lama Indra terbius oleh permainan mulut kedua laki-laki gagah itu. Ia terhanyut. Ia lupa bahwa yang melakukan itu adalah laki-laki sama sepertinya. Namun pada satu waktu tertentu ia tersadar. Akal sehat menguasainya kembali. “Astaga! Ini gila!” seru Indra tiba-tiba. Ia melepaskan dirinya dari kedua laki-laki itu. Ia menjauh dari keduanya. “Kalian….. mengapa kalian melakukannya padaku… Tak kusangka kalian gay,” katanya dengan ekspresi yang campur baur. Penuh birahi dan bingung dengan apa yang terjadi. Adriansyah dan Daniel berdiri tegak menatap Indra. “Apa maksud kamu Ndra?” tanya Adriansyah. “Kalian homo. Kalian dua laki-laki homo. Aku tak mau diperlakukan seperti itu,” “Kamu ada-ada saja. Bukankah tadi kami melakukannya atas permintaanmu,” “Aku tadi khilaf. Tak sadar,” “Jangan berdalih. Kamu tidak dalam keadaan mabuk Ndra. Kamu menikmatinya, akui sajalah,” kata Daniel tegas. “Aku… aku.. tak mengertii.. aku tidak mau jadi homo seperti kalian,” Indra bingung. Adriansyah dan Daniel mendekat. Memegang tubuh Indra erat. “Tak usah bingung Ndra. Mari kami jelaskan. Duduklah dulu,” ajak Adriansyah. Indra mengikuti meskipun bingung. “Kamu salah persepsi tentang kami berdua,” kata Daniel. “Salah persepsi bagaimana? Kalian jelas-jelas gay. masak kalian mau ngemut kontol dan jilat pantatku?” “Kamu kurang memahami sex Ndra. Makanya banyak-banyak baca buku tentang sex. Bukan berarti karena kami ngemut kontol kamu terus kami jadi homo,” kata Adriansyah. “Jadi apa namanya?” “Entahlah. Yang pasti kami hanya bermaksud mengajarkan kamu melakukan sex dan dapat berejakulasi di dalam tanpa perlu takut hamil” “Maksud kalian anal sex?” “Begitulah kira-kira,” “Dengan sejenis?” “Ya,” “Itu gay sex namanya,” “Terserah kamu menyebutnya apa. Yang pasti meskipun kita melakukannya namun tidak mengurangi rasa suka kita pada cewek Ndra,” kata Daniel. “Maksud kalian?” “Kami sudah sering melakukannya berdua. Tak ada komitmen. Tak ada cinta. Hanya memuaskan birahi saja. Dan yang terpenting tidak mengganggu hubungan cinta dengan cewek kami masing-masing,” “Kalian… sering melakukannya?” “Ya… Mengapa? Ada yang aneh?” “Kalian gila,” “Terserah apa katamu,” Adriansyah tak berkata-kata lagi. Ia memandang ke arah Indra dengan tatapan tajam. Indra grogi akan pandangan itu. Ia membuang muka. Perlahan-lahan Adriansyah melepaskan pakaiannya diikuti oleh Daniel. Kedua cowok itu kini telanjang bulat dihadapan Indra, hanya sepatu dan kaos kaki saja yang tidak mereka lepas. Keduanya kemudian merapat. Lalu berpelukan erat dilanjutkan dengan saling melumat bibir. Penuh nafsu dan buas. Jemari mereka saling meraba ke semua lekuk-lekuk tubuh mereka yang berotot kencang. Indra merinding melihatnya. Kembali ia membuang muka. “Gila. Aku mau keluar dari sini,” kata Indra. Ia melangkah ke arah pintu. Diputarnya gerendel pintu namun terkunci. Ia teringat bahwa kunci itu disimpan di kantong celana Daniel. Indra mengarahkan pandangannya ke arah Adriansyah dan Daniel kembali. Mencari-cari celana Daniel yang tadi terserak setelah dilepaskan oleh cowok Ambon itu. Mau tak mau ia kembali menatap Adriansyah dan Daniel yang masih terus beraksi. Malah semakin vulgar. Mulut Adriansyah sibuk melumat puting susu Daniel yang kecoklatan, membuat cowok Ambon itu menggelinjang-gelinjang. Adriansyah semakin liar, ia melanjutkan lumatan bibirnya ke ketiak Daniel yang penuh bulu. Tanpa risih dan jijik mulut Adriansyah menyelomoti ketiak teman satu clubnya itu. Indra terhenyak. Tak pernah dibayangkannya hal seperti ini. Menonton pergumulan cabul dua laki-laki jantan. Melihat pemandangan baru ini membuatnya lupa mencari kunci pintu. Pandangannya tak lepas melihat apa yang dikerjakan oleh dua mahasiswa teknik seniornya itu. Adriansyah kemudian menungging seperti anjing, tangan dan kakinya digunakan sebagai tumpuan. Daniel berjalan ke belakang Adriansyah. Juga menungging, wajahnya tepat di buah pantat Adriansyah yang putih dan montok. Lidah Daniel kemudian sibuk menjilat-jilat pantat dan kontol Adriansyah. Kontol Adriansyah yang gemuk dan panjang ditarik Daniel ke belakang untuk memudahkannya mengulum dengan penuh kenikmatan. Seperti anak kecil mengulum permen. Keduanya benar-benar penuh gairah birahi. Mereka tak memperdulikan lagi keberadaan Indra. Warna kulit mereka yang hitam dan putih terlihat sangat kontras. Puas dengan kulum mengulum kontol dalam posisi nungging keduanya melanjutkan ke posisi selanjutnya. Adriansyah dan Daniel berbaring di lantai. Kontol Adriansyah masih di mulut Daniel. Adriansyah kemudian memutar tubuhnya. Mulutnya mencari-cari kontol Daniel. Setelah ketemu kontol yang gemuk dan panjang berwarna gelap itu langsung dikulumnya. Indra bingung. Melihat percumbuan cabul dua mahasiswa itu membuatnya terangsang. Kontolnya mengeras. Akal sehatnya hilang sudah. Tangannya mengambil botol baby oil, lalu melumuri isinya ke telapak tangannya. Duduk mengangkang di lantai dikocoknya kontolnya sendiri sambil mempelototi percumbuan Adriansyah dan Daniel. Adriansyah mendekati Indra. Ia tersenyum mesum melihat Indra yang terangsang dengan percumbuan mereka. Mulutnya langsung mencaplok kontol Indra. Daniel mengikuti. Dua laki-laki itu lalu asik mengulum kontol Indra dengan buas. Mereka saling berebutan seperti anjing berebut tulang. Sesekali celah pantat Indra yang ditumbuhi bulu halus pun mereka jilat. Indra seperti kerasukan setan. Ia mengerang-erang. Pahanya dikangkangkannya semakin lebar. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Adriansyah dan Daniel mengerjai perkakas cintanya. Tangannya mencari-cari kontol dua seniornya itu. Setelah dapat tangannya langsung menggenggam kontol Adriansyah dan Daniel. Kemudian mengocoknya dengan penuh semangat birahi yang liar. Capek berebut kontol Indra dengan rekannya, Daniel bangkit. Tinggallah Adriansyah sendiri mengulumi kontol Indra. Daniel mendekatkan selangkangannya ke wajah Indra. Cowok ini langsung paham keinginan Daniel. Tanpa fikir dua kali kontol Daniel yang hitam, gemuk dan panjang itu langsung ditelannya. Mulutnya menyelomot dengan buas. Sambil menyelomot tangannya terus mengocok-ngocok kontol cowok Ambon itu dan kontol Adriansyah. Pantat Daniel bergerak maju mundur. Kepalanya menengadah. Mulutnya mengeluarkan erangan-erangan. Ia begitu keenakan. Sedotan mulut Indra di kontolnya dirasakannya seperti remasan memek. Layaknya seperti ngentot saja dirasakannya saat itu. Meski belum pernah melakukan pergumulan sex dengan sejenis tapi Indra cepat dapat beradaptasi. Ia langsung tahu apa yang harus dilakukannya. Mungkin karena cowok ini sudah berpengalaman bercinta sebelumnya. Pada dasarnya ia hanya melakukan apa yang biasanya diperbuatnya saat bercinta. Memfungsikan seluruh organ tubuh untuk membangkitkan birahi pasangan bercintanya. Mungkin inilah yang dinamakan insting sexual. Di selangkangan Indra Adriansyah terus mengulum dengan giat. Tak lupa jarinya mengaduk-aduk lobang pantat Indra. Tentu saja hal ini membuat Indra semakin menggila. Tanpa sadar ia menggerak-gerakkan pantatnya meresapi nikmatnya sodokan jari Adriansyah yang keluar masuk lobang pantatnya. Padahal sudah tiga jari Adriansyah yang keluar masuk lobang pantatnya itu. Namun Indra tak merasakan sakit. Hanya sensasi nikmat yang dirasakannya. “Ohhh… oohhhh….. a’.. a’… enak bangethhh…,” kata Indra meracau. “Kamu suka Ndra? Suka?” tanya Adriansyah. “Sukah a’… suka bangethh.. sshhh…,” “Mau aa’ kasih yang lebih enak Ndra?” “Apa itu a’? ahhhh… sshhhh…,” “Aa’ masukin ya pantat Indra?” “Masukin apahh a’? aghhhh..,” “Kontol aa’,” “Jangan a’ sakithhh…,” “Gak sakit Ndrah, coabin deh..,” “Jangan a’,” Tapi Adriansyah gak perdulia. Ia langsung bersimpuh diantara selangkangan Indra. Paha Indra diletakkannya diatas pahanya. Tangannya mencengkeram paha Indra kuat-kuat, menahan cowok itu agar tak bergerak. Indra ketakutan melihat kontol Adriansyah yang segede terong menyapu-nyapu bibir celah pantatnya. Wajahnya dipalingkannya kebawah, mencoba melihat apa yang akan dilakukan Adrianysah. Namun Daniel yang sedang keenakan gak rela kuluman Indra pada kontolnya terhenti. Ditariknya wajah Indra agar tetap mengulum kontolnya. Jadilah Indra mengulum kontol Daniel sambil melirik dengan mata mendelik melihat apa yang akan dikerjakan Adriansyah. Kepala kontol Adriansyah menekan ke celah pantat Indra yang basah oleh keringat dan lumuran baby oil dari jari Adriansyah. Dinding bibir celah pantat Indra melesak masuk ke dalam saat kepala kontol Adriansyah mendorong masuk. “A’ ahhh…….. ahhhh…,” Indra mengerang. Tak terlalu perih memang dirasakannya karena lobang pantatnya sudah licin dan tadi juga sudah disodok jari oleh Adriansyah. Namun anal sex adalah hal baru buatnya. Desakan kepala kontol Adriansyah ke lobang pantatnya cukup membuatnya kurang nyaman. Lobang pantatnya terasa penuh. “Pelan-pelan a’,” katanya lirih. Adriansyah mencium hidung mancung Indra. “Tahan dikit ya Ndra. Entar juga enak kok,” katanya tersenyum. Kontolnya terus menekan masuk. Makin lama makin dalam. Sambil terus menggoyang pantat Daniel memperhatikan apa yang dikerjakan Adriansyah. Tangannya mengelus-elus rambut Indra yang hitam dan ikal. “A’ ohhh………… gede banget a’… ahhh………,” Indra mengerang. Adriansyah tersenyum bangga. Kontolnya emang gede. Pernah liat terong ungu? Nah segitulah ukuran kontol Adriansyah. Coba aja tes terong ungu masukin pantat, gimana rasanya. Kontol Adriansyah masuk sudah semuanya. Memenuhi rongga lobang pantat Indra. Jembut Adriansyah yang lebat dan kasar menggesek-gesek pantat Indra. “Gimana Ndra?” tanya Adriansyah tersenyum mesum. “Gila a’, kok bisa masuk ya?” sahut Indra tak percaya. Dilepaskannya kontol Daniel dari mulutnya. Kepalanya menoleh ke bawah memandang tak percaya pada lobang pantatnya yang sempit namun bisa menelan kontol Adriansyah yang gede seluruhnya. “Itulah kuasa Yang Maha Kuasa,” jawab Adriansyah sok bijak sambil nyengir. Ngawur, sedang begini kok ingat Tuhan. Indra hanya menggeleng-geleng tak percaya. “Gimana rasanya Ndra?” “Penuh a’,” jawab Indra. “Aa’ goyang ya,” kata Adriansyah. “Cobain a’,” jawab Indra. Adriansyah menarik kontolnya keluar. Tak seluruhnya. Indra mengerang. Gesekan kontol itu terasa aneh banginya. Sedikit perih namun kok enak. Adriansyah mendorong masuk lagi. Lalu tarik lagi, masuk lagi. “Ahhhhhh…. a’, gila enak a’,” kata Indra. “Enak kan, nikmatin yah,” Adriansyah bergerak terus. “A’ aohhh… a’ kali cewek ngerasain enak begini ya waktu memeknya dientot kontol,” kata Indra. “Mungkin Ndra.. ahh.. ahhh…,” “Pantes mereka doyan a’, ahhh… ahhh… ahhh….,” “Ndra kontol gue emut lagi dong,” kata Daniel. Rupanya dia keqi juga dicuekin. Indra segera menyeruput kontol Daniel lagi. Kulumannya makin semangat. Soalnya dia keenakan sih dientot Adriansyah. Jadis emangatnya makin menggelora. “Ouhh… slurrppp…slurrpp… ohhmmm….mmhh,…. aohhh… slururppp..,” mulut Indra rame dengan lenguhan, erangan dan suara sedotan. Adriansyah terus bergerak. Makin lama makin cepat, menimbulkan suara kecipak dan tepukan yang keras. Mulutnya mencari dada bidang Indra. Kemudian sibuk melumat dengan buas. Ketiga laki-laki itu begitu binal. Tubuh mereka basah bersimbah keringat. Mengkilap membuat otot-otot mereka semakin terlihat tegas lekuknya. Mereka benar-benar sudah hanyut oleh birahi yang liar. Seandainya saja cewek-cewek mereka melihat apa yang mereka kerjakan saat ini pasti akan syok. Tak menyangka kekasih mereka yang jantan ternyata begitu binal bermain cinta dengan sesama jenisnya. Mereka bercinta seperti kesetanan. Buas. Aroma keringat mereka yang jantan (bukan bau apek lho) memenuhi ruang ganti yang sempit itu. Hal ini malah membuat birahi mereka semakin menggila. Pantat Adriansyah bergerak sangat cepat. Indra mengerang antara enak dan sakit. Dalam hati Indra tersenyum, tak menyangka kalau biasanya selama ini ia yang bergerak cepat mengentot kini malah ia yang dientot seperti ini. Dan ternyata ia sangat menikmatinya. Lima belas menit berlalu. “Ndri, gantian dong,” kata Daniel. Rupanya diapun kepengen. “Ahhh… ah… ahhh.. dikithh.. lagihh.. Nielhh.. ahhh… ahhh.. ahh..,” jawab Adriansyah. Gerakannya semakin cepat dan menghentak-hentak kuat. Ini tanda-tanda orgasme akan segera datang. “Dah mau keluar a’,” tanya Indra. “He eh.. ahhh… ahhh… ahhh… ahhh..,” Adriansyah mencium dan mengulum tetek Indra dengan kuat. Lalu pantatnya menghetak keras untuk kemudian menekan kuat. Kontolnya berdenyut-denyut. Tak lama dari lobang kencingnya menyembur cairan kental dan hangat. Menyemmprot deras membasahi rongga pantat Indra. “Erghhhhh…,” Indra mendengus. Semprotan itu menimbulkan sensasi yang aneh baginya. Nikmat. Tubuh Adriansyah roboh menindih Indra. Ototnya menegang. Daniel melepaskan kontolnya dari multu Indra. Tubuh Adriansyah digesernya kesamping

resep,,,

Beberapa resep tradisional di bawah ini mungkin bisa bermanfaat untuk meningkatkan 'performa' penis (zakar) :

~ Menguatkan Penis

Ambil daun jarak dan daun jeruk nipis, kemudian tumbuk hingga halus. Setelah itu di-borehkan ke penis selama 1/2 jam. Lakukan setiap hari saat bangun dari tidur.

Jika anda melakukan resep ini secara teratur selama satu bulan, maka membuat penis Anda akan lebih tegak, kokoh dan kuat.

~ Mengeraskan Penis

Sebelum berhubungan seks, oleskan minyak bulus pada batang penis sambil diurut-urut pada batang penis. Sesudah dioleskan biarkan beberapa saat supaya minyak bulus tersebut meresap dan melancarkan sirkulasi darah batang penis. Sesudah itu dibersihkan dengan air hangat.

~ Memperbesar Penis

Bahan-bahan :

1 Sendok makan adas pulosari
2 ekor lindung atau belut liar (bukan yang diternakkan)
4 - 5 pucuk benalu cemara (banyak terdapatdisisi batang cemara).

Cara mengolah :

Belut dipotong antara tubuh dan kepalanya dan diambil kepalanya saja. Panggang kedua kepaa belut tersebut di atas api hingga hangus dan menjadi arang. Lalu digerus sampai menjadi bubuk yang halus. Adas pulosari dan pucuk benalu cemara ditumbuk jadi satu, kemudian disaring dan ambil sarinya saja, kurang lebih seperempat cangkir.

Campurkan bahan tersebut dengan bubuk kepala belut sebanyak setengah sendok teh. Sisa bubuk kepala belut yang lain dapat dipergunakan untuk hari berikutnya. Selanjutnya aduk sampai rata, lalu campurkan ludah basi (ludah yang diambil habis bangun tidur pagi hari) aduk yang rata, gunakan bahan ramuan ini untuk mengurut penis.

Caranya mengurutnya dari atas (pucuk) penis, arah mengurut menurun. Lama pengurutan kurang lebih 10 menit, bahan ramuan di atas untuk sekali pakai. Esok paginya buat ramuan baru. Lakukan cara ini sampai satu bulan penuh, biasanya hasilnya sudah nampak dan memuaskan, penis akan membesar dan kuat.

~ Memperkuat Daya Seksual

Bahan-bahan :

2 buah jeruk purut
25 butir merica hitam
Garam seujung kuku

Cara membuatnya:

Jeruk diperas dan diambil airnya. Lada atau merica hitam ditumbuk sampai halus. Ketiga bahan (jeruk, merica, garam) dicampur dan aduk sampai rata. Kemudian minum sampai habis dengan ampasnya sekalian.

Aturan minum:

Diminum setiap hari pagi siang dan malam selama 1 bulan maka kejantanan anda akan pulih kembali. Jika sudah sembuh anda cukup minum satu kali setiap minggu. Maka kejantanan anda akan senantiasa terjaga.

~ Untuk Menyembuhkan Impotensi

Bahan-bahan :

500 gram buah pare, 250 gram kerang hijau yang sudah di kupas, 100 gram cabai hijau, 100 gram cabai merah, 150 gram tomat, 6 buah bawang merah, 3 siung bawang putih, 3 iris jahe, 3 iris kunyit, 3 iris lengkuas, 2 lembar daun salam, 1 batang serai, garam dan gula pasir secukupnya, minyak goreng secukupnya.

Cara mengolah :

Setelah dicuci bersih, buang biji buah pare kemudian dipotong atau diiris kasar-kasar. Iris cabai merah, cabai hijau dalam bentuk menyerong. Tomat di iris kasar. Tumislah semua bumbu sampai setengah layu, masukkan tomat, pare, kerang hijau, besi garam dan gula pasir secukupnya. Aduk sampai merata hingga setengah matang lalu angkat dan siap untuk disantap.
Resep-resep tersebut di atas diolah secara tradisional dari bahan-bahan alami yang hampir tak memiliki efek samping. Nah, selamat mencoba.

resep,,,

Beberapa resep tradisional di bawah ini mungkin bisa bermanfaat untuk meningkatkan 'performa' penis (zakar) :

~ Menguatkan Penis

Ambil daun jarak dan daun jeruk nipis, kemudian tumbuk hingga halus. Setelah itu di-borehkan ke penis selama 1/2 jam. Lakukan setiap hari saat bangun dari tidur.

Jika anda melakukan resep ini secara teratur selama satu bulan, maka membuat penis Anda akan lebih tegak, kokoh dan kuat.

~ Mengeraskan Penis

Sebelum berhubungan seks, oleskan minyak bulus pada batang penis sambil diurut-urut pada batang penis. Sesudah dioleskan biarkan beberapa saat supaya minyak bulus tersebut meresap dan melancarkan sirkulasi darah batang penis. Sesudah itu dibersihkan dengan air hangat.

~ Memperbesar Penis

Bahan-bahan :

1 Sendok makan adas pulosari
2 ekor lindung atau belut liar (bukan yang diternakkan)
4 - 5 pucuk benalu cemara (banyak terdapatdisisi batang cemara).

Cara mengolah :

Belut dipotong antara tubuh dan kepalanya dan diambil kepalanya saja. Panggang kedua kepaa belut tersebut di atas api hingga hangus dan menjadi arang. Lalu digerus sampai menjadi bubuk yang halus. Adas pulosari dan pucuk benalu cemara ditumbuk jadi satu, kemudian disaring dan ambil sarinya saja, kurang lebih seperempat cangkir.

Campurkan bahan tersebut dengan bubuk kepala belut sebanyak setengah sendok teh. Sisa bubuk kepala belut yang lain dapat dipergunakan untuk hari berikutnya. Selanjutnya aduk sampai rata, lalu campurkan ludah basi (ludah yang diambil habis bangun tidur pagi hari) aduk yang rata, gunakan bahan ramuan ini untuk mengurut penis.

Caranya mengurutnya dari atas (pucuk) penis, arah mengurut menurun. Lama pengurutan kurang lebih 10 menit, bahan ramuan di atas untuk sekali pakai. Esok paginya buat ramuan baru. Lakukan cara ini sampai satu bulan penuh, biasanya hasilnya sudah nampak dan memuaskan, penis akan membesar dan kuat.

~ Memperkuat Daya Seksual

Bahan-bahan :

2 buah jeruk purut
25 butir merica hitam
Garam seujung kuku

Cara membuatnya:

Jeruk diperas dan diambil airnya. Lada atau merica hitam ditumbuk sampai halus. Ketiga bahan (jeruk, merica, garam) dicampur dan aduk sampai rata. Kemudian minum sampai habis dengan ampasnya sekalian.

Aturan minum:

Diminum setiap hari pagi siang dan malam selama 1 bulan maka kejantanan anda akan pulih kembali. Jika sudah sembuh anda cukup minum satu kali setiap minggu. Maka kejantanan anda akan senantiasa terjaga.

~ Untuk Menyembuhkan Impotensi

Bahan-bahan :

500 gram buah pare, 250 gram kerang hijau yang sudah di kupas, 100 gram cabai hijau, 100 gram cabai merah, 150 gram tomat, 6 buah bawang merah, 3 siung bawang putih, 3 iris jahe, 3 iris kunyit, 3 iris lengkuas, 2 lembar daun salam, 1 batang serai, garam dan gula pasir secukupnya, minyak goreng secukupnya.

Cara mengolah :

Setelah dicuci bersih, buang biji buah pare kemudian dipotong atau diiris kasar-kasar. Iris cabai merah, cabai hijau dalam bentuk menyerong. Tomat di iris kasar. Tumislah semua bumbu sampai setengah layu, masukkan tomat, pare, kerang hijau, besi garam dan gula pasir secukupnya. Aduk sampai merata hingga setengah matang lalu angkat dan siap untuk disantap.
Resep-resep tersebut di atas diolah secara tradisional dari bahan-bahan alami yang hampir tak memiliki efek samping. Nah, selamat mencoba.

pengalaman pertama

Tiba-tiba dia bangun dan duduk di sebelahku, “udah ya, nanti keterusan lagi”. “Sorry ya, abis kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos. “sammma,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu. Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton.
Setelah film selesai, dia bangkit dari duduknya, “Mau ke mana?” tanyaku. “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya. Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.
“Mau dibantuin?” tanyaku. “Ayo,” jawabnya sambil berjalan menuju kamarnya. Aku pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau dia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.
Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya. “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kataku ketika dia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar. “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.
Aku pun mengambil alih lemarinya dan kupilih-pilih baju yang kupikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide isengku untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim, “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku. Aku pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candaku.
Dia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan dia pun membalas ciumanku. “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.
Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul payudara kenyalnya di dadaku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya. “emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnyamakin jelas dan kini tangannya sudah menyentuh penisku dari luar celanaku. “Sudah nafsu banget,” pikirku.
Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat ke atas kaosnya sehingga kini terpampang payudaranya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua payudaranya dan tidak lama dia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar payudara yangbesar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap.
Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian. “emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah. Segera kubuka baju seragam dan celana sekolahku hingga tinggal celana dalam, kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya. “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.
Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam. “Enak?” tanyaku. Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas penisku dari luar celana dalam. Tiba-tiba dia menarik keluar penisku. “dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.
Tangannya makin kuat meremas-remas penisku, sementara tangan kananku mulai memasuki vaginanya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam vaginanya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.
“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang menjadi begitu seksi. “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah. Mendapat persetujuan, aku pun berdiri di bawah ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehinggakini untuk pertama kalinya aku melihat langsung vagina seorang gadis.
Vaginanya berwarna coklat dan kedua bibir vaginanya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari vaginanya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi. Kucium vagina tersebut, “iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup vaginanya.
“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum kepadanya. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya. “ehmmm…ehhhhm….” lenguhnyamakin tidak jelas. “Ji, masukin ji, masukin….emmmhhhh,” pintanya.
Segera kudorong penisku memasuki lubang vaginanya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan penisku kun menembus vaginanya. “Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan vaginanya menjepit kepala penisku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.
Kutarik pelan-pelan penisku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan. “Ji, enak banget ji. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau. Semakin lama kocokan penisku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.
Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku yang masih bisa bergerak keluar masuk vaginanya.
“Ji…..ohhhhh…ohhhh….jiii ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar. “Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan penisku namun masih terbenam di vaginanya.”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.
Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali kukocok penisku. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya. Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tidak lama kemudian aku pun mengeluarkan maniku. “Ohhhhhh…ohhhhh…ke….keee ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan tidur di sebelahnya. “Enak banget, makasih ya ke,” ucapku. Dia Cuma tersenyum dan memelukku dengan kepalanya bersandar di dadaku. Setelah itu kami pun mandi bersama.

nikmat nya hujan mani

Pas gua keluar dari tempat parkir di fakultas gua, gua meliat ada seorang cowok yang jalan tanpa payungan. gua pikir nih anak nekat amat, hujan gini gede kok kagak payungan, apa kagak takut sakit. gua rada kasihan juga, makanya gua deketin mobil gua ke arah dia. pas udah deket, gua baru tahu kalo tuh anak ternyata benny, mahasiswa baru yang tampangnya oke, anaknya tajir dan juga bodinya oke banget. gua pikir nih anak ngapain hujan-hujanan, biasanya doski ke kampus naik mobil, kok kali ini kagak. gua berhentiin mobil gua di sampingnya, terus gua buka kaca mobil gua, dan gua nyuruh dia untuk ikut dengan gua. mula-mula dia kagak mau, tapi karena hujan masih lebat, dan juga jalanan di dalam kampus udah sepi dan gelap, akhirnya dia mau juga masuk ke dalam mobil gua.
Ternyata mobil dia mogok, kagak bisa nyala. terus dia agak bt, soalnya ceweknya ternyata lebih memilih pulang dengan teman cowok saingannya. makanya selama di mobil dia diem aja.
Gua merasa kasihan juga melihat dia. tapi gua juga merasa horny bener, soalnya gara-gara basah kuyup, bajunya jadi nempel ama badannya. badannya yang atletis tergambar dengan jelas. apalagi doski demen bener pake baju yang model ketat. mula-mula gua nanya ke dia kalo dia kedinginan atau nggak. dia agak menggigil keliatannya, makanya gua matiin ac mobil gua. terus gua markir mobil gua di tempat yang agak sepi dan terpencil, gua nyuruh dia untuk tukaran. gua liat ke jok belakang mobil gua, kayaknya masih ada handuk bersih di tas gua. gua ambil tuh anduk, dan gua kasihin ke dia.
Dia buka kaosnya yang ketat, terus tuh kaos di taruh di dashboard. gua terpana meliat dari deket bodi yang bagus itu. apalagi bulu keteknya agak lebat, dan juga ada bulu-bulu halus di dadanya yang atletis. puting susunya juga besar, warnanya coklat kemerah-merahan. perlahan-lahan dia mulai melap kepalanya, lalu mukanya, dan kemudian badannya. kemudian gua buka tas gua lagi, kalo-kalo masih ada handuk yang lain. ternyata masih ada. gua ambil anduk itu dan gua coba bantu dia melap badannya yang basah kuyup. hitung-hitung curi kesempatan dalam kesempitan oooyyyyy.
Mula-mula gua agak ragu, takutnya dia bakalan malu atau marah, tapi pas gua lap tangannya, dia diem aja. yah udah gua terusin aja, gua lap tangannya, lengan atasnya kemudian dadanya. sementara dia terus melap kepalanya yang masih basah. terus tanpa disuruh, dia juga mulai membuka celana jeansnya yang juga udah basah kuyup. gua agak kaget juga pada mulanya, soalnya gua kagak nyangka kalo gua bakalan bisa ngeliat pujaan gua ini cuma make kolor doang di mobil gua. mana kolornya juga udah lepek lagi, jadi tuh kontolnya yang agak gede tergambar juga dengan jelas. celananya dibiarinin di bawah bangku, sementara dia mulai melap kakinya yang berbulu lebat. gua bantuin juga melap kakinya. mula-mula gua lap kaki bawahnya, terus gua naik ke arah paha atasnya. gua lap dengan gerakan perlahan-lahan, dan ternyata hal ini malah membangkitkan gairahnya. gua liat tonjolan di selangkangannya makin lama makin membesar. gua lap terus tuh paha, sekarang malah gua arahin ke tengah, ke arah selangkangannya. ternyata dia diem aja.
Akhirnya gua beraniin diri aja untuk melap tonjolannya yang juga basah kuyup. yang gua heran, ternyata nih anak kagak bereaksi ama sekali. yah udah, gua terusin aja ngelap tonjolan itu dengan penuh nafsu, sampe akhirnya tuh tonjolan jadi makin besar dan makin keras.
Akhirnya gua ajak dia pindah ke jok belakang. dia buka kolornya yang udah basah dan keluarlah kontolnya yang besar dan tegang itu. tuh kontol udah kayak menara aja, ngaceng ke arah atas. mana gede ukurannya dan juga keras bener. gua mulai masukin tuh kontol ke mulut gua, gua mainin pake ujung lidah gua. gua isep bagian kepalanya, dan juga lubang tempat keluar spermanya. gua kilik-kilik pake ujung lidah gua. dia mendesah kenikmatan, matanya terpejam, sementara nafasnya semakin memburu. sementara tangan gua meraba-raba bagian dadanya yang atletis, mencari-cari pentil susunya. gua pencet tuh puting, mula-mula yang kiri terus gantian dengan yang kanan. desahannya makin lama makin kencang, sementara matanya masih tetap terpejam. sementara kontolnya masih aja di mulut gua, gua kulum, gua isep, dan gua kilik dengan lidah gua.
Setelah beberapa lama, akhirnya gua tarik mulut gua dari kontolnya. dia bingung, kok malah berhenti, orang lagi nikmat. terus gua buka celana gua, sekalian juga celana dalam gua. pas gua lagi buka pakaian gua, dia ngocokin kontol dia pake tangannya. pas gua udah bugil, gua naik ke atas dia, gua arahin pantat gua ke kontolnya. dia masih aja tetep ngocok. gua pegang kontolnya, terus gua arahin ke lubang pantat gua. mula-mula memang agak susah untuk masuk, soalnya kepala kontolnya gede bener, tapi dengan perlahan-lahan gua paksain. memang agak sakit sih, tapi gua udah horny bener, gua tetap aja masukin tuh kontol ke dalam pantat gua.
Semakin lama semakin dalam kontolnya masuk ke pantat gua. dan rasanya semakin lama semakin nikmat. setelah masuk semua, dengan posisi jongkok, gua mulai mengayunkan pantat gua ke atas dan kebawah. sampe-sampe pantat gua merasa geli, karena bulu jembutnya yang lebat mengenai pantat gua. sementara tangan gua berpegangan pada bahunya yang kokoh. gua dekati mukanya, gua cium bibirnya. mula-mula dia diem aja, tapi kemudian dia bales ciuman gua. gua emut bibirnya yang seksi, dan gua mainin lidahnya. sementara nafasnya makin lama makin memburu. terus gua turun ke arah leher, gua jilatin lehernya yang kokoh, mukanya, kupingnya. dia mendesah kenikmatan. gua pencet lagipentil susunya, sampe tuh pentil tegang kayak kontolnya. gua terus menggerakkan pantat gua.
Sementara badannya yang tadinya basah ama air hujan, sekarang malah basah ama keringat. makin lama nafasnya makin memburu, dan desahannya berubah menjadi erangan kenikmatan, sampe akhirnya gua berasa dia ikut juga menggerakkan pantatnya ke atas, sehingga kontolnya semakin dalam masuk ke pantat gua. dengan beberapa gerakan, akhirnya keluar spermanya di dalam pantat gua. sementara matanya masih terpejam, namun erangannya masih terdengar. setelah beberapa semprotan, akhirnya dia membuka matanya, dan tersenyum. kemudian dia mengecup bibir gua sekali lagi, sambil mengocok kontol gua dengan tangannya. nggak membutuhkan waktu lama untuk keluar sperma dari kontol gua. bener-bener hujan membawa nikmat.

kost club

Eh Rico belum pernah mandi bareng cowok selama kost disini ya?”tanya Nino mengagetkanku.
“Belum. Biasanya mandi sendirian saja. Kalo rame-rame, aku malu,” jawabku agak gugup dan sambil memandangi Nino yang menggoyangkan pantat serta pinggulnya yang dalam keadaan basah begitu.
Sambil tetap memunggungiku ia meraih kedua tanganku dan menggiring keduanya ke dadanya. Aku tersentak dan kaget, menuruti keinginan Nino. Secara reflek tanganku meremas dada dan putingnya sambil sedikit mengusap-usap dengan gerakan melingkar yang lembut. Sementara pantatnya menyenggol-nyenggol bagian kejantananku, sehingga membuatku semakin pasrah mengikuti ajakan tangan Nino. Bibir Nino yang tebal itu mengeluarkan desahan yang menerbangkan birahiku. “Aaahhh… eeemmmhhh… eeemmmhhh…” Ternyata itu trik dan pancingan Nino agar aku terangsang. Sejenak dia menoleh kebelakang dan langsung melumat bibirku. Aku kaget setengah mati, namun merasakan pagutan bibir Nino, membuatku melayang terbang. Sungguh tak pernah krasakan berciuman dengan sesama cowok seperti ini. Ternyata kurasakan rasanya enak juga. Desahannya sedikit tertahan tapi bercampur dengan desahanku sendiri. Lalu tangan kiri Nino mulai meraba-raba, dan itu kurasakan sesuatu yang luar biasa. Karena antara rasa geli dan terangsang, saat tangannya memegang kontolku yang mulai teracung terangsang. Desahan Nino semakin menggema di dalam mulutku dan dipantulkan oleh dinding kamar mandi. Kocokan lembut tangan Nino pada kontolku, membuat batang kontolku mengeras penuh dengan urat-urat yang mencuat. Aku begitu melayang-layang menikmati permainan sesama cowok yang baru aku alami ini. Antara perasaan penasaran dan rangsangan hebat, membuatku seakan pasrah dan mengikuti segala tuntunan Nino. Saat dia berbalik, secara cepat dan reflek Nino memagut kembali bibirku. Aku melumat bibirnya seperti dia melumat bibirku. Nino r=turun ke bawah, menjilati leherku dan daguku. Oh, sensasi luar biasa saat ujung lidah Nino menjelujur di sela-sela leherku yang sensitif ini. Lalu lidah liar itu mulai turun, dan semakin turun mengenai dada dan putting dadaku. Og..bagaikan kesetrum kurasakan saat ujung lidah itu mengecup putting dadaku. Sejenak Nino mengenyot dan menghisap putting dadaku, membuatku terbang melayang ke awang-awang. Kepala Nino semakin turun ke bawah, ke perut hingga secara reflek dan cepat Nino meraih batang kontolku. Lalu hupppp.. batang kontolku dilumat dan dimasukkan ke mulutnya. Sungguh aku merasakan kejutan-kejutan pada kuluman-kuluman mulut Nino saat mengoral kontolku. Cairan precum pertanda aku terangsang keras, dilumat habis oleh Nino tanpa tersisa. Kontolku seakan berdenyut denyut ketika lidah lembut itu menyentuh lubang pembuangan kemih. Antara rasa geli dan nikmat kurasakan. Setelah mengeksplorasi kontol, biji peler dan sela-sela lipatan selangkanganku.
Nino sambil sedikit mendesah ia bilang, “Sodomi yuk… pengen…” Ah…terbayang pikiranku akan adegan sodomi di dalam film bokep itu, saat kotol cowok memasuki lubang pantat ceweknya. Dan saat ini, didepanku telah siap sebongkan pantat cowok yang bernama Nino. Akal sehatku sungguh terbang kemana, antara rasa penasaran dan ingin mencoba adegan film bokep itu, aku terdiam saat Nino membalikkan tubuh. Oke deh, pikirku sambil mendorong punggungnya supaya ia menunduk. Dan aku menuruti keinginan Nino yang membimbing kontolku untuk menghunjam ke lubang pantatnya. Ia menunduk dan langsung saja pantatnya aku masuki batang kontolku yang sudah tegang tidak keruan. kontolku masuk ke lubang pantatnya dengan perlahan. Tiba-tiba ia memekik keras sekali,
“Aaarrrgghhh…!!”
“Kenapa Nin?” tanyaku kaget, batang kontolku terjepit ketat sekali sehingga terasa nikmat sekali.
“Nikmat… sekalii… uuuhhh… aaarggghh…”
Sekali lagi Nino memekik keras waktu aku mulai mendorong pinggulku maju mundur. Nino menyempitkan lubang pantatnya seperti kalau lagi menahan kentut.
Sensasi yang diterima batang kontolku rasanya luar biasa sekali. aku juga mulai mendesah-desah keenakan. Aku memegangi pinggulnya dan sesekali menampar pantatnya yang montok itu. Lalu kutempelkan dadaku ke punggungnya dan menghujamkan seluruh batang kontolku ke pantatnya. Nino meracau dan membimbing tangaku untuk mulai meremas-remas kontol Nino yang menggantung berat dengan gemas. Pasti teman-temanku tidak percaya kalau baru pertama kali merasakan sensasi anal seks ala sodomi ini.! “Uuuhhh… aaahhh…” desahku ditimpali pekikannya Nino. This boy is really hot!
Tiba-tiba aku merasa ada cairan hangat mulai menjalar ke ujung kepala batang kontolku. Tanpa sempat kutahan, air maniku keluar sebagian di dalam pantatnya Nino, sedangkan sebagian meloncat keluar mendarat di punggungnya Nino. Semburan kedua Nino sempat berputar dengan cepat dan menerima air maniku di pipi kirinya. Semburan keempat mendarat ke seluruh wajahnya. Setelah itu ia mulai menjilati seluruh mani di wajahnya dan mengusap-usap pantatnya untuk meraup maniku yang ada di punggung dan pantatnya setelah itu ditelannya sampai habis. Sambil menikmati sisa-sisa spermaku tangan Nino sibuk mengelap sperma pada kontolnya. Aku kaget dan sedikit berfikir, kapan kejadiannya Nino ejakulasi kok kontol Nino sudah berlumeran sperma dia. Apakah saat tadi aku sodomi, Nino merasakan kenikmatan yang tiada tara, sehingga kontolnya juga ikutan ejakulasi bersaan denganku??
Aku merasa agak lemas tapi puas. Dan parahnya sensasi itu sungguh membuatku merasakan sesuatu yang berbeda. Dan Nino tahu itu. Dia bilang,
“Besok diulangin lagi yah di kamar.”
“Kamarku atau kamarmu?”
“Kamarku saja. Kamarmu berantakan sih!”
Aku nyengir malu sambil membersihkan badanku dengan air. Cepat-cepat aku merapikan diri dan kembali ke kamarku.
Entah apakah aku akan bisa mengulangi kejadian itu untuk besok ataukan tidak, yang jelas aku telah merasakan sesuatu persetubuhan yang lain. Antara cowok dan cowok. Woww…
Aku yang lemas tak bertenaga, lagsung tertidur ketika kembali ke kamarku. Ternyata hari begitu cepat berlalu, hari sudah malam telah ketika aku bangun. Lalu tiba-tiba aku merasakan ada yang megetuk pintuku. Dengan malas aku membukanan pintu kosku. Ternyata Nino datang membawakanku kue terang bulan yang masih hangat. Sambil duduk menemani Nino nonton TV di kamarku, kunikmati kue terang bulan coklat meses kesukaanku itu. Belum habis satu potong kue terang bulan itu, Nino mendekatiku. Nino mendorongku ke kasur hingga membuatku rebah di kasur. Secepat kilat, Nino mulai menciumi leherku, dan itu membuatku lemas pasrah. Kurasakan Nino sudah mengetahui titik kelemahan dan pusat rangsanganku. Sambil sibuk membuka seluruh bajunya, Ninopun berusaha melepaskan baju yang menempel di badanku. Setelah kami berdua telanjang bulat. Nino merebahkan diri di kasur dan meraihku agar menindihnya. Akupun tanpa komando seolah mengikuti alur permainan itu. Tanpa sadar aku mulai menjilati tubuhnya. Dia mulai mendesah-desah lagi saat kujilati putting dadanya yang mulai mengeras. Ia lalu secara tiba-tiba meraih kepalaku dan menekannya keras sehingga aku jilatanku berubah jadi gigitan kecil di dadanya. Aku mulai menggerigiti putingnya dan sekali lagi (jadinya terus-terusan), Nino memperdengarkan pekikan nikmatnya.
Selang beberapa lama, Nino membalikkan tubuh dan mulai secara ganas menyerangku. Aku yang diserang pasrah mengikuti alur permainan sesama jenis ini. Nino mulai menciumi leher dan punggungu. Lalu setelah merasa puas mencicipi dadaku, Nino mulai menyerang batang kontolku pula. Dikenyot dan disedotnya kontolku yang berukuran cukup besar itu. “Kamu mau menyodomi aku lagi kan?Bisik Nino. Sungguh ungakapn itu yang kutunggu-tunggu dari tadi. Karena aku begitu merasakan pengalaman yang berbeda saat tadi menyodomi lubang pantat Nino. “Kamu ambil inisiatif ya” bisik Nno pelan Dan akupun mengangguk mengerti. Aku mulai mengarahkan batang kontolku ke dalam lubang pantatnya saat Nino membungkuk. Dia memekik kaget saat penetrasi dan langsung kugenjot habis-habisan. Jepitan lubang pantatnya benar-benar yahud deh! Aku mengerang-erang nikmat sekali dan Nino menjerit-jerit keenakan. Lalu aku yang merasakan sesuatu yang nikmat, mulai mencari-cari sasaran. Tanganku meraba dan menjelajah ke seluruh bagian area tubuh Nino dan dia membalas dengan bergairah. Saat puas dengan gaya Doggy Style, Nino membalikkan tubuh dan mencoba gaya Ayam Panggang. Kontolku dimasukkan ke pantatnya, dan dia melingkarkan tangannya ke leherku. Ditariknya badanku, hingga dada kami bergesekan dan sensasi yang ditimbulkan benar-benar aduhai. Lalu selang beberapa menit kemudian aku keluar lagi tanpa sempat kutahan.
“Niinnnooo… eemmmhhh… keeluuaar… dii… daaleemmm… nniihhh…” kata-kataku terputus-putus oleh erang nikmat dan sensasi orgasme.
“Nnggakkk… papa… koooqqq…” rupanya dia juga mengalami sensasi yang sama.
Lalu aku ambruk di sampingnya untuk istirahat. Nino juga lelah kelihatannya.
“Rico…”
“Ya?”
“Welcome to the club!” katanya membuatku heran.
“What club?”
“The Orgy Club! Gini lho di sini, di kost-kostan ini, sex is totally free. Sama cowok manapun di kost ini, kamu boleh main semaumu. Dan kalau cowok itu tidak mau, kamu boleh perkosa dia. Alex, Leo, Anton, Joko, Mario, Indra, bahkan Mas Deddy yang punya kos, lalu Pak Kasimun satpam sini semuanya suka hubungan sejenis ini. “Hahh…. “aku sedikit terperangah. “Apa mereka semuanya homo?”,tanyaku dengan penuh kaget. “Hua..ha..ha.. ya gak lah. Mereka ada yang punya istri. Bahkan rata-rata cowok yang kos disini semua punya cewek”,terang Nino.
“Kami hanya mengutamakan kepuasan dan fantasi seks yang berbeda. Tanpa harus menyebut atau menganggap kita ini gay atau homoseks. Karena kita juga ga mau kalau disebut homo”terang Nino berapi-api.
Oh ya, setiap weekend kita ada orgy di rumahnya Mas Deddy. Ponakan Rio yang masih SMA dan adiknya Anton juga anggota klub lho. Pokoknya totally free deh!”
Aku agak kaget dan pusing mendengarnya.
“Semua orang?” tanyaku.
“Pokoknya syaratnya adalah kamu orang kost di sini. Benernya kamu diajak Indra kost ke sini karena dia denger kamu punya kemampuan main sangat dasyat. Dia denger dari mantanmu. Eh sori lho kalau nyinggung perasaanmu tentang mantanmu.”
Aku kaget. Ternyata Indra punya tujuan lain mengajakku kost di sini. Buat melupakan Sarah yang selingkuh dan mengenalkan dunia sex yang lebih bebas. Wah thank’s Ndra!
“Jadi aku berhak main dengan kalian semua cowok disini walaupun kalian tidak mau?”
“Iya!” jawab Nino dengan tersenyum.
“Emmm.. weekend itu entar besok. Aku diundang nih?”
“Like i Just said to you, kamu adalah anggota klub ini sekarang. Jadi kamu berhak ke sana.”
“Jadi itu alasan kalian tiap weekend keluar barengan terus?”
“Iya,” terdengar jawaban dari arah pintu.
Kami menoleh ke arah pintu yang lupa kututup. Ternyata si Wawan, yang bodinya paling proporsional dari mereka, karena ikutan fitness. Dia berdiri di depan pintu dengan telanjang bulat.
“Eh Wawan, darimana kamu tahu aku abis main sama Rico?”
“Teriakan khasmu kalau lagi ngentot dan kalian sama sekali tidak menutup pintu kamar mandi dan kamar tidur. Juga dari TV.”
“TV?”
“Iya tiap kamar ada hidden kameranya, termasuk kamar mandi dan kamar tidur. Kami semua tahu kalau kamu tiap mau tidur selalu onani dan para cowok ngiri liat ukuran batang kontolmu,” jawab Nino geli.
“Semua kamar?” tanyaku.
“Kita selalu kepengen dientoti sama kontol besar kayak punyamu, walaupun tidak panjang. Nino sudah duluan tuh!”
“Ooo trus selama 3 hari aku disini kok ga diapa-apain?
“Kita memang menunggu sampai 3 hari dan terus kami amati tingkah polah anak kost baru. Karena kami takut ada intel atau aparat polisi yang sedang menyamar. Bisa hancur kalau sampai itu terjadi”
“Ooo…..dan apa kamu sekarang kamu kepengen?”jawabku mengalihkan obrolan.
“Iya sih!” jawab Wawan sambil wajahnya memerah menahan nafsunya.
“Tapi staminaku abis.”
“Nih Irex!” kata Nino ketawa.
Langsung saja kusambar Irex itu dan kuminum dengan semangat. Selang beberapa menit kemudian aku mulai merasa fit lagi dan ready for fight. Wawan yang sementara itu mengusap-usap kontol dan memelintir putting dadanya sendiri serta mendesah-desah. Sudah mulai terangsang rupanya. Aku lalu berdiri dan mendekatinya. Kudorong ia ke dinding dan mulai kujilati bibirnya yang tipis itu. Tapi dia menolak dan langsung jongkok. Tanpa basa-basi dia mencaplok batang kontolku. Setelah mengusap-usap batang kontolku yang di dalam mulutnya dengan lidahnya, dia mulai mengocok-ngocokku dengan memaju-mundurkan kepalanya. Kadang-kadang lidahnya menyusuri bagian bawah batang kontolku dan mengemut buah zakarku. “Aahhh… yaaahhh… terusss… terus… Wan…” aku mendesah-desah, tidak kuat menahan birahi. Dan aktivitas itu berlangsung agak lama.
Lalu aku tidak sabar dan menarik bodinya Wawan dan merebahkannya di lantai. Lalu kuangkat kedua kakinya yang panjang dan indah ke bahuku dan mulai kugenjot habis-habisan, tidak ada lembut-lembutnya. Ternyata beda dengan Nino, Wawan hanya mendesah-desah. “Emmmhhh… uuuhhh… aahhh…” Setelah beberapa menit akhirnya aku keluar juga. “Crooottt… croot…” semburan silih berganti masuk ke dalam lubang pantatnya. “Aaahhh…” desahku. “aahhh…” desahnya juga.”Aaahhh…” ada desah lain. Ternyata Nino masturbasi sampai orgasme. Saat itu Ronald lewat depan kamarnya Nino. Dia berhenti sejenak lalu hendak meneruskan langkahnya ke kamarnya. Kepalang tanggung aku langsung melepaskan diri dari Wawan dan kuterjang Ronald.
Ronald adalah cowok yang punya bodi agak pendek, tapi lebih tinggi dari Nino sedikit. Otot dadanya tidak seberapa besar, lebih besar sedikit dari punyanya Wawan, tapi ukuran kontolnya cukup besar untuk tubuh mungil Ronald yang keturunan chinese ini. Ronald yang tidak siap menerima terjanganku kaget dan semua buku yang didekapnya terjatuh. Dia menjerit kaget sehingga menambah nafsuku. Kuseret dia ke kamarku yang di seberang kamarnya Nino, lalu kudorong dia ke dinding kamar. Nafasnya naik-turun membuat aku semakin bernafsu untuk menikmati sensasi cowok chinese ini.
“Ngapain kamu, aku tidak mau dientot sama kamu!” serunya judes.
Dia mendorong tubuhku dan menolak untuk kusetubuhi.
“Aturan The Orgy Club: Setiap cowok yang kost disini menjadi budak seks. Kalau tidak mau boleh diperkosa. Betul Nin?” tanyaku ke Nino tanpa menoleh.
“Yoi man! Rape her as the way you like it!” Nino memberiku semangat.
“Haah… kamu sudah tahu?”
“Iya. Now enjoy my cock, wether you like it or not!”
“Ahh…” belum sempat Ronald menjawab, tanganku sudah menjangkau kaus ketatnya dan merobeknya sehingga terlihatlah dadanya yang berwarna putih susu.
Lalu kusingkirkan tangannya dan kurenggut celana pendeknya sampai robek jadi dua. Ronald kelihatan panik.
“Kenapa panik, kamu kan anggota Orgy Club. Budak seks donk?!” kataku menggodanya.
“Ehhh… aku…” belum sempat kalimatnya selesai kulumat bibir merahnya itu.
Dia berusaha melepaskan bibirku dari bibirnya dan menjauhkan tanganku dari bodinya. Tidak berhasil karena aku lebih kuat. Kudesak dia ke dinding sambil terus menciumi bibir dan mulutnya. Dia memberontak dan secara tiba-tiba dia berhasil pas dari cengkeramanku. Dia lari keluar kamarku, tapi berhasil kukejar dia dan kudesak lagi ke tiang dinding. Kali ini kujangkau CD-nya. Seketika kuangkat kaki kirinya dan batang kontolku langsung kuarahkan masuk ke lubanga pantatn. Mula-mula agak seret tapi lama-lama enak juga. Kugenjot dengan agak cepat. Dia teriak-teriak, “Enggakkk… mmaaauuu…” atau sesuatu seperti itu deh! tidak jelas soalnya. Dan aku cuek saja beibeh! Surga dunia pantang disia-siakan. Apalagi dia rela diperkosa. Setelah beberapa genjotan, Ronald teriakannya dari “Enggakk… mmmaauuu…” berubah menjadi “Doonn’t… ssttooopp… uuggghh… fffeeellsss… goooddd!” Kuperhatikan roman wajahnya yang manis itu menjadi semakin menggairahkan kalau lagi horny begitu.
Setelah beberapa menit aku merasa hendak keluar. Tanpa early warning maupun pertanyaan mau dikeluarin dimana, kusemburkan saja semua sisa sperma yang ada ke dalam lubang pantat cowok chinese ini.”Aaahhh…” Ronald ternyata juga orgasme. Desahannya barengan dengan desahanku. Air mani beserta spermaku berleleran di sepanjang pahanya yang panjang dan betisnya yang putih itu. Setelah itu dia dengan gontai pergi ke kamarku untuk mengambil baju dan celana pendeknya yang robek. Lalu dia menggeletakkan diri di kasurku. Aku susul juga dengan langkah gontai